Ucapan "TERSERAH" dari mulut wanita memiliki ribuan tafsir yang hampir tidak mungkin dikuasi lelaki. Alih-alih langsung menjawab to the point, wanita lebih suka bermain teka-teki ketika ditanya.

"Mau makan apa?"

"TERSERAH."

"Emmm mau nasi goreng?"

"Nggak pengen makan nasi."

"Kalau gitu eskrim?"

"Aku nggak mau pilek."

"Terus maunya apa?"

"TERSERAH."

"Kalau gitu seblak?"

"Kan aku nggak suka pedas."

"Yaudah, kalau gitu kita makan cilok ya?"

"Nggak mau, kurang bikin kenyang."

"Lha terus apa?"

"TERSERAH."

Itulah yang aku rasakan ketika menghadapi pacarku. Pertanyaan sesederhana itu bisa disulapnya menjadi sebuah teka-teki rumit. Dia kira aku ini ahli membaca pikiran yang bisa menebak apa keinginannya tanpa dia harus mengatakannya. Dan sebaliknya, ketika aku menyerang dengan "kata sakti" itu, aku tetap saja kalah.

"Mau makan apa, Mas?"

"TERSERAH."

"Kok terserah? dasar lelaki nggak punya pendirian."

Alih-alih aku bisa balas dendam, nyatanya aku yang langsung kalah telak. Kadang lelaki selalu salah di mata wanita. Saat pacarku PMS, dia melihatku bernapas saja dianggap sebagai sebuah kesalahan. Katanya bau napasku busuk.

Aku yang merasa gusar pun sering memikirkan. Kira-kira azab apa yang akan diturunkan Tuhan kepada wanita seperti itu. Aku juga berharap kata "terserah" dihapus dari KBBI bahkan peradaban bahasa manusia.

Di pikiran liarku. Aku iseng memberikan tajuk untuk wanita yang bersenjatakan "TERSERAH".

"GARA-GARA SERING BILANG TERSERAH. WANITA INI MASIH BENGONG DI PADANG MASHYAR. KETIKA DITANYA MAU MASUK SURGA ATAU NERAKA. DIA BILANG TERSERAH."

Atau judulnya seperti ini:

"WANITA INI MENJADI PERAWAN TUA KARENA DIAJAK NIKAH TAPI JAWABANNYA "TERSERAH MAS SAJA."

Atau seperti ini:

"SELALU MENJAWAB TERSERAH KETIKA DITAWARI MAKANAN. WANITA INI MEMBUAT SUAMINYA FRUSTASI."

Maka di suatu ketika. Saat dia ulang tahun dan aku menanyakan dia mau kado apa. Lalu dia bilang terserah. Maka aku akan membawa penghulu, orangtua, dan mas kawin, langsung ke rumahnya.