Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Explore
Pilihan
Genre
Kekuatan Super
Dunia ini fantasi, semua orang mempunyai kekuatan, "Aku menjadi transparan,"
Kekuatan Super

Aku suka aquarium, ada binatang laut favorit ku, paus.

Aku pernah mengatakan ini pada Mark, lalu beberapa bulan kemudian dia memberiku tiket pergi ke sini.

Mark peka sekali. Gentle. Pro.

"Pro," ujarku.

"Hmn?" tanyanya pada ku.

Aku mengalihkan dia dengan berkata, "Paus itu ajaib sekali, hewan fantasi menurutku, seperti mempunyai hubungan bumi dan surga." ujar ku.

"Menurut ku lebih magis, lumba-lumba,"

Ada paus yang lewat di depan kami, jaraknya dekat sekali. Aku menyikut lengan dia supaya, Mark memperhatikan paus.

"Yah, aku seperti terberkati,"

"Terberkatiii," olok Mark sampai lesung pipinga terlihat.

"Aku lebih suka melihat mereka di aquarium daripada di alam bebas. Banyak sekali pemburu ilegal menangkap mereka, terutama paus, kasian, sudah diburu, makan sampah manusia."

Mark memandang ku, tapi aku masih fokus pada paus.

"Aku kira cuma gimik, kamu suka paus,"

Aku menoleh ke arah Mark, "Gimik?" ulang ku bingung.

"Iya, gimik, kode, biar diajak kencan,"

Aku terkejut, ini kencan?

"Eh, aku emang suka paus, dan ini bukan kencan tapi jalan, main."

Mark menepuk jidatnya mendengar kalimat 'jalan-jalan'.

Aku kembali menatap paus, "Waaawww, wonderful,"

"Kalau dunia ini fantasi, aku jadi aqua girl, aku akan menguasai lautan lalu menenggelamkan kapal yang berburu ikan langka,"

"Bu Susi," olok Mark lagi.

"Kamu kalo punya kekuatan super, milih mana?"

"Jadi transparan,"

Aku kecewa mendengarnya karena kekuatan itu "Kau bisa jadi pengecut, menghilang dari tanggungjawab, mencuri tanpa terlihat, bisa jadi penjahat. Kekuatan menyedihkan."

Mark agaknya setuju dengan ku, terlihat dari tatapannya, dia mendengarkan ku dengan seksama.

"Sebenarnya lebih pingin nonton film gratis," Mark tertawa.

"Yang serius,"

"Kekuatan menghilang, kekuatan free wifi, kekuatan merubah benda apapun jadi makanan kek temennya boboboi,"

Aku menepuk keningku, "Kekuatan useless,"

"Denger, semua orang tidak bisa hidup tanpa internet, pingin bisa makan tanpa harus bekerja, kalo punya itu gak perlu kerja lagi."

Bener juga sih, aku juga pingin menghilang, pingin internet gratis dan makan apapun, hiks.

"Bener sih, tapi kekuatan super yang kek di film," aku tidak menyerah.

Tiba-tiba rombongan datang, aquarium menjadi ramai.

Aku terdorong hingga nyaris keningku membentur kaca aquarium, untung Mark menahan ku.

"Kita keluar aja," usul ku.

"Tunggu, biar mereka masuk dulu, inget etika di Jepang, biarin yang lewat dulu."

"Wi, wi wiwiwi, bu," olok ku.

Mark mencubit pipiku pelan, dia pura-pura sebal.

"Jawab tadi," pinta ku.

Mark menunduk, karena dia tinggi, lalu berbisik ditelingaku, "Your-man"

Aku terdiam. Dia juga terdiam.

Aku tidak mendengar suara apapun padahal di sini ramai.

Apa dia menembak ku? Ini kencan?

Mark salah tingkah. Dia menggaruk kepala.

Aku sengaja diam beberapa saat memilih jawaban yang benar.

Lalu ku jawab, "Cwuih." bunyi ludahan tapi aku tak meludah.

Aku tertawa terbahak.

Dan aku mulai bisa mendengar. Apalagi suara paus.

3 disukai 7.7K dilihat
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction