"Aku mengerti masa lalumu yang bahagia itu. Dulu sebelum ada aku, pastinya ada seseorang yang membuatmu tertawa lepas, mampu membuat bibirmu merekah indah, dan sabar menunggu reda ngambekmu. Aku tahu dulu kamu sangat mencintainya, tapi cintamu kepadanya sudah pudar bahkan hilang sekarang. Aku takut, suatu ketika bernasib sama seperti mantanmu. Jadi jangan benci dia meskipun sakit yang dia berikan amat pedih. Cukuplah kamu lupakan dia semampunya. Jelek-jelek begitu, dia dulu pernah membuatmu bahagia dalam menjalani hari, membuat hari yang kamu jalani dengan berbunga-bunga, dan pastinya dulu kamu menanggung kangen yang banyak kepadanya. Jangan benci mantanmu, sayang. Dibenci orang itu tidak enak. Jika dia dulu menyakitimu, biarkan saja, sudah ada aku di sini yang berusaha lebih baik darinya. Aku akan mengusahakan tawamu abadi sepanjang hari, tidak akan aku biarkan air mata kesedihan jatuh dari matamu. Maka sekarang, percayakan hatimu kepadaku. Jangan ada sedikit ragu di dadamu tentang aku. Ceritakan semua kepadaku. Aku ingin kita saling membagi cerita, berbagi suka dan duka, berbagi segala hal yang sepatutnya kita miliki berdua. Sayangku, tatap mataku dalam-dalam. Di tatapan mataku tidak akan lagi tersimpan kebohongan. Aku ingin bersamamu. Tidak peduli betapa rupawan dan dermawan mantanmu dulu. Cintailah yang ada, ya aku ini, sosok yang penuh dengan kekurangan. Aku akan berusaha membuatmu bahagia. Meskipun aku tahu, caraku tidak akan sama dengan mantanmu. Jika dulu dia memberikanmu bunga setiap hari, aku hanya bisa memberikan pekarangan luas berisikan mawar, melati, dahlia, untukmu. Jika dia hanya bisa memberikan segelas air, aku hanya bisa memberikan telaga untukmu. Sudahlah, lupakan mantanmu yang tidak seberapa itu. Dia hanya lelaki payah, bodoh, kurang ajar, gobloknya dobel. Bisa-bisanya dia melepas wanita secantik kamu," kataku di dalam hati kepada wanita yang duduk di sampingku. Dia sedang menangisi kepergian mantannya yang tidak seberapa itu. Sebagai teman yang baik, aku akan menghiburnya. Hahaha badut.