Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Ambisius
12
Suka
18,904
Dibaca

Violetta menangis saat tahu dirinya lolos seleksi SNMPTN di jurusan yang bukan harapannya. Dan ia malah tidak lulus di jurusan yang sudah mati-matian ia perjuangkan. Ia memutuskan pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri.

Tiba di sebuah pantai yang sepi, Violetta berteriak, menangis, dan melempar-lempar batu. Ia merasa hidupnya sudah gagal. Violetta yang mulai merasa lelah, berjalan menghampiri sebuah perahu kosong dan tertidur di sana.

Sampai akhirnya ia terbangun karena merasa seseorang menyentuh pipinya. Samar-samar, ia melihat seorang gadis seusianya. Tangan kiri gadis itu memegang ukulele.

"Halo. Aku Mira." Gadis asing itu memperkenalkan diri.

"Violetta," ujar Violetta.

"Perahu ini milik ayahku. Sebentar lagi kami mau pergi melaut. Kau mau ikut?"

Violetta terdiam sesaat. Melaut? Ide yang terdengar bagus. Akhirnya ia mengangguk karena penasaran.

Di tengah perjalanan melaut, Violetta menceritakan kenapa ia bisa ada di sini, dan alasan ia bersedih.

"Wah, jadi kau lulus SNMPTN? Hebat. Kalau aku harus belajar lebih giat lagi agar bisa lulus SBMPTN. Tapi.." Mira memotong pembicaraannya sambil mengambil ukulelenya. "Aku akan kuliah, hanya kalau kedua orangtuaku sanggup membiayai."

Violetta tersentak. Ia lebih terkejut lagi saat Mira menyebut jurusan yang ia daftarkan saat seleksi SNMPTN namun tidak lulus. Itu jurusan yang Violetta raih saat ini. Dan ia merasa kurang puas dengan jurusan itu. Tapi setelah mendengar cerita Mira, kesadarannya tertampar.

"Dulu, tetanggaku gagal SNMPTN dan gagal SBMPTN berkali-kali. Tapi sekarang ia adalah seorang CEO perusahaan. Karena itu aku yakin, Tuhan sudah menyiapkan tempat yang lebih baik dan pantas untuk kita."

Mira mulai memainkan ukulelenya. Alunan musik ditambah sunset di tengah laut benar-benar kombinasi luar biasa. Violetta merasakan ketenangan.

"Oh iya. Kalau aku gagal SBMPTN nanti, aku mau menjadi nelayan seperti ayahku. Hehehe.."

"Sungguh?" Tanya Violetta.

"Banyak yang pintar dan beruntung karena bisa kuliah. Mereka calon orang besar. Lalu, siapa yang mau menjadi nelayan? Nanti orang-orang tidak bisa merasakan nikmatnya makan ikan laut. Jadi biar aku saja. Hehe.."

"Nak, setiap orang memiliki kapasitas masing-masing. Apa yang kalian dapat sekarang, jalani dengan baik dan jangan lupa bersyukur. Jangan sampai, karena pintar matematika terlihat luar biasa di mata orang, kalian mengejar kepintaran berhitung sampai lupa kalau bakat luar biasa kalian adalah berseni. Sayang sekali kalau bakat itu tidak kalian asah bukan?" ujar ayah Mira.

"Kesimpulannya, ingin sukses tidak harus pintar matematika saja. Seniman juga kaya loh. Hehehe.." celetuk Mira.

Violetta tertegun. Ia kini mengerti. Dan ia sudah tahu apa yang harus ia lakukan. Ya, jalani dan bersyukur. Violetta menghirup udara segar, mendengarkan alunan musik dari ukulele, dan menikmati indahnya sunset di tengah laut, dengan dirinya yang tidak lagi bersedih, melainkan penuh semangat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (4)
Rekomendasi dari Drama
Flash
Ambisius
Sathya Vahini
Novel
Bronze
Tikus-Tikus Dalam Otakku
Rifan Nazhip
Novel
Bronze
SEJUTA KISAH
BulanBintang
Flash
Bronze
Jarak yang Jelas
B12
Cerpen
Bronze
I'm 100 Percent of Indonesian
Nuel Lubis
Novel
ALFA
Alfasrin
Novel
Gold
Kakak Batik
Bentang Pustaka
Novel
Mereka yang Kusebut 'Teman'
Selvi Nofitasari
Novel
Roti dan Kopi
Rahmi Djafar
Skrip Film
TIGA GARUDA
Ahmad Junaedi
Skrip Film
Rice to Meet You (Screenplay)
Muhammad Ghifari Aldiansyah
Skrip Film
Before Tomorrow (SCRIPT)
Noor Cholis Hakim
Skrip Film
Burjo Borju
Hardian
Flash
Bronze
Kolak Labu
AndikaP
Cerpen
Bronze
Hilangnya Ibu Mertua
Refy
Rekomendasi
Flash
Ambisius
Sathya Vahini
Flash
Selebgram Sehari
Sathya Vahini
Novel
Bronze
VIN
Sathya Vahini
Flash
Tujuan Maut
Sathya Vahini
Flash
Beban Orang Tua
Sathya Vahini
Flash
Bad Innocent Girl
Sathya Vahini
Skrip Film
Pacar Masa Lalu
Sathya Vahini