Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Violetta menangis saat tahu dirinya lolos seleksi SNMPTN di jurusan yang bukan harapannya. Dan ia malah tidak lulus di jurusan yang sudah mati-matian ia perjuangkan. Ia memutuskan pergi ke suatu tempat untuk menenangkan diri.
Tiba di sebuah pantai yang sepi, Violetta berteriak, menangis, dan melempar-lempar batu. Ia merasa hidupnya sudah gagal. Violetta yang mulai merasa lelah, berjalan menghampiri sebuah perahu kosong dan tertidur di sana.
Sampai akhirnya ia terbangun karena merasa seseorang menyentuh pipinya. Samar-samar, ia melihat seorang gadis seusianya. Tangan kiri gadis itu memegang ukulele.
"Halo. Aku Mira." Gadis asing itu memperkenalkan diri.
"Violetta," ujar Violetta.
"Perahu ini milik ayahku. Sebentar lagi kami mau pergi melaut. Kau mau ikut?"
Violetta terdiam sesaat. Melaut? Ide yang terdengar bagus. Akhirnya ia mengangguk karena penasaran.
Di tengah perjalanan melaut, Violetta menceritakan kenapa ia bisa ada di sini, dan alasan ia bersedih.
"Wah, jadi kau lulus SNMPTN? Hebat. Kalau aku harus belajar lebih giat lagi agar bisa lulus SBMPTN. Tapi.." Mira memotong pembicaraannya sambil mengambil ukulelenya. "Aku akan kuliah, hanya kalau kedua orangtuaku sanggup membiayai."
Violetta tersentak. Ia lebih terkejut lagi saat Mira menyebut jurusan yang ia daftarkan saat seleksi SNMPTN namun tidak lulus. Itu jurusan yang Violetta raih saat ini. Dan ia merasa kurang puas dengan jurusan itu. Tapi setelah mendengar cerita Mira, kesadarannya tertampar.
"Dulu, tetanggaku gagal SNMPTN dan gagal SBMPTN berkali-kali. Tapi sekarang ia adalah seorang CEO perusahaan. Karena itu aku yakin, Tuhan sudah menyiapkan tempat yang lebih baik dan pantas untuk kita."
Mira mulai memainkan ukulelenya. Alunan musik ditambah sunset di tengah laut benar-benar kombinasi luar biasa. Violetta merasakan ketenangan.
"Oh iya. Kalau aku gagal SBMPTN nanti, aku mau menjadi nelayan seperti ayahku. Hehehe.."
"Sungguh?" Tanya Violetta.
"Banyak yang pintar dan beruntung karena bisa kuliah. Mereka calon orang besar. Lalu, siapa yang mau menjadi nelayan? Nanti orang-orang tidak bisa merasakan nikmatnya makan ikan laut. Jadi biar aku saja. Hehe.."
"Nak, setiap orang memiliki kapasitas masing-masing. Apa yang kalian dapat sekarang, jalani dengan baik dan jangan lupa bersyukur. Jangan sampai, karena pintar matematika terlihat luar biasa di mata orang, kalian mengejar kepintaran berhitung sampai lupa kalau bakat luar biasa kalian adalah berseni. Sayang sekali kalau bakat itu tidak kalian asah bukan?" ujar ayah Mira.
"Kesimpulannya, ingin sukses tidak harus pintar matematika saja. Seniman juga kaya loh. Hehehe.." celetuk Mira.
Violetta tertegun. Ia kini mengerti. Dan ia sudah tahu apa yang harus ia lakukan. Ya, jalani dan bersyukur. Violetta menghirup udara segar, mendengarkan alunan musik dari ukulele, dan menikmati indahnya sunset di tengah laut, dengan dirinya yang tidak lagi bersedih, melainkan penuh semangat.