Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Bird's Eye
1
Suka
6,413
Dibaca

Gadis itu terbangun ketika waktu masih menunjukkan pukul tiga pagi.

Tiba-tiba ia mendengar suara burung gagak yang membangunkannya dari tidur. Ia menoleh ke jendela, tirainya bergerak-gerak karena tertiup angin. Di sana, ia melihat seekor gagak hitam bertengger di bingkai jendela. Sebelum gadis itu sempat bangkit dan mengusirnya, gagak itu menghilang.  

Hujan sepanjang hari baru saja berhenti. Langit berwarna gelap. Menyisakan keheningan dan kabut tipis yang memenuhi pemakaman, terus menyebar menuju perempatan kota.                            

Viona membanting keras pintu depan rumahnya. Ia melangkah cepat meninggalkan pekarangan. Matahari baru saja sempurna terbenam. 

“Akk!”                

Gadis itu terkejut. Spontan, ia mendongakkan wajah. Tidak jauh darinya, seekor burung gagak bertengger di salah satu lampu jalan. Memerhatikannya. Burung gagak yang sama yang ia lihat di jendela kamarnya. Kedua manik segelap malam makhluk itu menatapnya tanpa berkedip. Gagak itu sedikit memiringkan lehernya, mengawasi dengan antusias.           

“Pergi!” seru Viona. Ia bergerak sambil mengibas-ngibaskan tangan mengusir burung gagak itu. Gagak itu menggaok. Viona tetap berseru dan mengusirnya dengan kasar, membuat gagak itu akhirnya terbang pergi.

Tidak ada seorang pun di perempatan kota. Jam kota berdentang, waktu menunjukkan pukul sebelas malam. Viona sudah menghabiskan banyak waktu sampai berjam-jam di luar. Angin berhembus, hujan mulai turun kembali. Ia segera berteduh di halte terdekat.

Tak berapa lama kemudian, seorang laki-laki berpakaian serba hitam juga ikut berteduh di halte tersebut. Laki-laki itu tidak tampak kedinginan, dia juga tidak terlihat terburu-buru. Viona hanya mengamatinya sekilas, tapi tidak menyapa. Sekitar lima menit kemudian, laki-laki itu mengajaknya bicara.             

“Permisi.” kata laki-laki berbaju hitam. “Apa yang sedang Anda lakukan di sini?”           

Viona menoleh. “Kau tidak lihat sekarang sedang hujan?” balasnya ketus sambil menggosok-gosok kedua tangannya.               

“Oh, begitu. Memangnya, Anda tidak ada urusan lain selain keluar malam-malam di tengah hujan hanya untuk berteduh di halte ini?” tanya laki-laki itu lagi.

Viona menoleh lagi, kesal. “Bisakah kau tutup mulut dan tidak banyak bertanya?”                  

Laki-laki itu mendekat. “Apa aku mengganggumu?"

Hujan mulai reda, menyisakan gerimis kecil. Tanpa berkata apa-apa lagi, Viona langsung beranjak pergi dari halte.                 

Ia kembali berkeliling kota selama hampir dua jam. Tidak menyadari waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam.

Ketika berjalan pulang, Viona merasakan sesuatu yang aneh di sekitarnya. Kabut-kabut yang entah dari mana mulai merayap dan mengerubunginya. Jalanan menjadi tidak terlihat. Lama kelamaan kabut semakin tebal dan terus menebal. 

Menyadari ada sesuatu yang tidak beres, Viona segera berlari. Ia berlari sekuat tenaga, secepat yang ia bisa. Rasa panik dan takut menghantuinya. Kabut-kabut itu terus merayap mengejarnya.            

Ia berlari semakin jauh. Kabut-kabut itu berada di belakangnya. Viona menoleh beberapa kali, berusaha sekuat tenaga menghindari gumpalan asap putih itu. Keringat dingin mengucur di dahi dan pelipisnya. Di belokan sebuah gedung tua, Viona akhirnya berhenti. Ia menarik napas panjang. Dan tiba-tiba ia berteriak. Teriakannya membelah langit malam. Beberapa detik kemudian teriakan itu berhenti. 

Malam kembali sunyi senyap, meninggalkan Viona tergeletak di jalan dengan darah segar yang masih mengalir dari luka gigitan di lehernya.                    

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Flash
Bird's Eye
Fann Ardian
Novel
NANDANA
Shinbul
Novel
Gold
Kosong
Bentang Pustaka
Novel
Komplotan Tidak Takut Hantu
Mohamad Novianto
Cerpen
Bronze
Penjaga Kubur Itu Dulu Berjualan Sate Anjing
Habel Rajavani
Novel
Bronze
LEUMPEUH YUNI (Ketika Tubuh Manusia Disalahgunakan)
Papp Tedd
Novel
Gold
The Boy Who Drew Monsters
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Dia Menangkap Hantu dengan Dua Tangannya
Habel Rajavani
Flash
Bronze
Bedak
Bakasai
Komik
Bronze
Medical Horror
Qonita Nur Qolby
Novel
Bronze
Rahasia Kematian
Herman Sim
Novel
Gold
Salon Tua
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
ATM Antrian Tengah Malam
Herman Sim
Novel
Gold
Fantasteen Ghost Dormitory in Hamburg
Mizan Publishing
Novel
Gold
Fantasteen: Lost and Found
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Bird's Eye
Fann Ardian
Flash
30 Detik
Fann Ardian
Flash
Sayonara!
Fann Ardian
Cerpen
Nighty Night Tea
Fann Ardian
Flash
Text Message
Fann Ardian
Flash
Bad Breath
Fann Ardian
Novel
A Gift For Everyone
Fann Ardian
Novel
Bronze
Intact Yet Broken
Fann Ardian
Novel
Bronze
Fachri and The Sun
Fann Ardian
Novel
Bronze
Going To New Jersey, Meet The Jersey Devil
Fann Ardian
Flash
Grandma Afternoon Tea
Fann Ardian
Novel
Bronze
Lyra and The Moon
Fann Ardian
Flash
Sebatang Rokok
Fann Ardian
Flash
A Girl and A Thief
Fann Ardian
Novel
Bronze
Yeti and Other Hudgemoors Stories
Fann Ardian