Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Habis Terbakar
0
Suka
4,799
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Api yang ada di hadapanku kini makin mengecil. Beberapa titik bara kelihatan seperti bintang, tetapi tidak berkerlip. Dan perlahan-lahan, mereka padam.

Di sekitar kobaran yang tersisa itu tampak temaram, arang-arang hitam yang memutih abu-abu. Abu. Mereka jadi abu yang abu-abu. Kusiram bensin yang ada di jeriken pun tak akan bertahan, sementara kayu sudah tak dapat ditemukan. Sudah habis terbakar.

“Dingin!”

Pekikan terdengar di telinga kananku. Suaranya sungguh tak mengenakkan, tapi aku tak bisa buat tak setuju. Di sekeliling ini cuma ada es, dan es, dan es. Di udara seperti ada jarum-jarum melayang, menusuk kulit ketika menggerakkan badan.

Sungguh, ini tidak menyenangkan. Kalau api yang tersisa ini pun ikut padam, jelas yang menanti nanti adalah kematian. Aku bakal mati kedinginan. Jadi beku. Tidak dimakan ulat karena di cuaca begini pasti mereka juga tamat. Badanku yang memalukan bakal jadi bukti sebuah hidup yang menyedihkan. Terawetkan sepanjang dingin ini tak berhenti.

“Dingin!”

Kali ini teriakan dari sisi kiri. Sudah pada tidak tahan sepertinya. Tapi sungguh, mau bagaimana? Sudah tidak bisa apa-apa juga. Mana bisa aku menyulut es dengan bensin dan korek lantas berharap mereka jadi obor.

“Dingin!”

“Dingin!”

“Dingin!”

Aaah, berisik! Ya iya aku tahu, dingin!

Ya sudah.

Jeriken kuraih dengan sebelah tangan, lalu tangan yang lain membuka penutupnya. Kuguyurkan cairan berbau khas itu ke kepala, ke badan, sampai ke ujung-ujung kaki juga. Berharap ini adalah air hangat yang biasa kupakai mandi di rumah.

Setelah kupikir, iya, ini akan hangat. Sangat hangat. Tak butuh waktu lama, korek yang kugesek di tangan segera menyalakan apinya. Merambat ke lengan, pundak, muka, kepala, lantas turun pula ke badan, kaki sampai jari-jemari. Aku sedang terbakar saat ini.

“Ya, hangat.”

Sudah puas kelihatannya. Sekarang, aku meringkuk saja. Membiarkan api melumat diri ini seperti kayu-kayu yang jadi arang hitam, yang jadi abu abu-abu tadi. Di satu momen nanti, aku pun bakal habis terbakar pasti.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Habis Terbakar
Kosong/Satu
Novel
Bronze
A Piece of Memory
Jennifer Flo
Novel
Karat Rangka Karat Nyawa
Neo Hernando
Novel
Bronze
UNCONDITIONAL LOVE
Jaemin Noona
Novel
Bronze
Pagi ke Pagi
Dhayita M. Cintantya
Flash
SEMANIS COKLAT
M Fadly Hasibuan
Novel
Bronze
AFFECTION
A Zahra Angelina
Novel
Bronze
The Pianist
Luluk Mujiati☑️
Cerpen
Bronze
Apakah Kampus Hanya Melahirkan Sarjana sebagai Sekrup Kapitalis?
Habel Rajavani
Novel
Paruh Dalu
Fitri F. Layla
Novel
Jangan Jatuh Terlalu Dalam
kingsleigh
Novel
HAPPY : Hari ini, esok atau nanti.
Yohanna Claude
Novel
Bronze
SALWA-AZIS
Khairul Azzam El Maliky
Novel
KALA'KAY'
kieva aulian
Novel
Gold
Tukar Tambah Nasib
Falcon Publishing
Rekomendasi
Flash
Habis Terbakar
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - HAZAKURA
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Tanda Kepemilikan- pt.2
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology 2
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Anak Anjing yang Baik- part 1
Kosong/Satu
Cerpen
Youth Stride
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Halaman Pertama-
Kosong/Satu
Flash
Orang-Orang Mengerikan
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Anak Anjing yang Baik- part 2
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Tanda Kepemilikan- pt.3
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu
Cerpen
Youth Stride
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu