Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Habis Terbakar
0
Suka
4,426
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Api yang ada di hadapanku kini makin mengecil. Beberapa titik bara kelihatan seperti bintang, tetapi tidak berkerlip. Dan perlahan-lahan, mereka padam.

Di sekitar kobaran yang tersisa itu tampak temaram, arang-arang hitam yang memutih abu-abu. Abu. Mereka jadi abu yang abu-abu. Kusiram bensin yang ada di jeriken pun tak akan bertahan, sementara kayu sudah tak dapat ditemukan. Sudah habis terbakar.

“Dingin!”

Pekikan terdengar di telinga kananku. Suaranya sungguh tak mengenakkan, tapi aku tak bisa buat tak setuju. Di sekeliling ini cuma ada es, dan es, dan es. Di udara seperti ada jarum-jarum melayang, menusuk kulit ketika menggerakkan badan.

Sungguh, ini tidak menyenangkan. Kalau api yang tersisa ini pun ikut padam, jelas yang menanti nanti adalah kematian. Aku bakal mati kedinginan. Jadi beku. Tidak dimakan ulat karena di cuaca begini pasti mereka juga tamat. Badanku yang memalukan bakal jadi bukti sebuah hidup yang menyedihkan. Terawetkan sepanjang dingin ini tak berhenti.

“Dingin!”

Kali ini teriakan dari sisi kiri. Sudah pada tidak tahan sepertinya. Tapi sungguh, mau bagaimana? Sudah tidak bisa apa-apa juga. Mana bisa aku menyulut es dengan bensin dan korek lantas berharap mereka jadi obor.

“Dingin!”

“Dingin!”

“Dingin!”

Aaah, berisik! Ya iya aku tahu, dingin!

Ya sudah.

Jeriken kuraih dengan sebelah tangan, lalu tangan yang lain membuka penutupnya. Kuguyurkan cairan berbau khas itu ke kepala, ke badan, sampai ke ujung-ujung kaki juga. Berharap ini adalah air hangat yang biasa kupakai mandi di rumah.

Setelah kupikir, iya, ini akan hangat. Sangat hangat. Tak butuh waktu lama, korek yang kugesek di tangan segera menyalakan apinya. Merambat ke lengan, pundak, muka, kepala, lantas turun pula ke badan, kaki sampai jari-jemari. Aku sedang terbakar saat ini.

“Ya, hangat.”

Sudah puas kelihatannya. Sekarang, aku meringkuk saja. Membiarkan api melumat diri ini seperti kayu-kayu yang jadi arang hitam, yang jadi abu abu-abu tadi. Di satu momen nanti, aku pun bakal habis terbakar pasti.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
LAUT DAN UDARA
ajitio puspo utomo
Novel
Lima Tahun Kesunyian Para Pendusta
Bintang Purwanda
Flash
Habis Terbakar
Kosong/Satu
Novel
Bronze
Aegis of Us
Arslan Cealach
Novel
Batas Karsa
Aesya Muhami
Novel
BusterBee
Tama Neio
Novel
Bukan Drakor
Eva yunita
Novel
Bronze
Detik Terakhir
Herman Sim
Cerpen
Until We Meet Again
Fanny F. C.
Novel
Diary untuk Arland
Rika Kurnia
Novel
THE PAGEANT: Brain, Beauty, Bitchaviour
Ardhi Widjaya
Cerpen
Karung Beras
Dina prayudha
Flash
JAS REMBULAN
Faisal Syahreza
Cerpen
Bronze
Apakah Kampus Hanya Melahirkan Sarjana sebagai Sekrup Kapitalis?
Habel Rajavani
Novel
DIARY MILIK QIAN
Safinatun naja
Rekomendasi
Flash
Habis Terbakar
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Anak Anjing yang Baik- part 2
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - HAZAKURA
Kosong/Satu
Cerpen
Youth Stride
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Tanda Kepemilikan- pt.3
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Anak Anjing yang Baik- part 1
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology 2
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Tanda Kepemilikan- pt.1
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Tanda Kepemilikan- pt.2
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Thanatos, Eros, dan yang Memainkan Mereka-
Kosong/Satu
Flash
Orang-Orang Mengerikan
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu
Cerpen
Youth Stride
Kosong/Satu