Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Habis Terbakar
0
Suka
4,503
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Api yang ada di hadapanku kini makin mengecil. Beberapa titik bara kelihatan seperti bintang, tetapi tidak berkerlip. Dan perlahan-lahan, mereka padam.

Di sekitar kobaran yang tersisa itu tampak temaram, arang-arang hitam yang memutih abu-abu. Abu. Mereka jadi abu yang abu-abu. Kusiram bensin yang ada di jeriken pun tak akan bertahan, sementara kayu sudah tak dapat ditemukan. Sudah habis terbakar.

“Dingin!”

Pekikan terdengar di telinga kananku. Suaranya sungguh tak mengenakkan, tapi aku tak bisa buat tak setuju. Di sekeliling ini cuma ada es, dan es, dan es. Di udara seperti ada jarum-jarum melayang, menusuk kulit ketika menggerakkan badan.

Sungguh, ini tidak menyenangkan. Kalau api yang tersisa ini pun ikut padam, jelas yang menanti nanti adalah kematian. Aku bakal mati kedinginan. Jadi beku. Tidak dimakan ulat karena di cuaca begini pasti mereka juga tamat. Badanku yang memalukan bakal jadi bukti sebuah hidup yang menyedihkan. Terawetkan sepanjang dingin ini tak berhenti.

“Dingin!”

Kali ini teriakan dari sisi kiri. Sudah pada tidak tahan sepertinya. Tapi sungguh, mau bagaimana? Sudah tidak bisa apa-apa juga. Mana bisa aku menyulut es dengan bensin dan korek lantas berharap mereka jadi obor.

“Dingin!”

“Dingin!”

“Dingin!”

Aaah, berisik! Ya iya aku tahu, dingin!

Ya sudah.

Jeriken kuraih dengan sebelah tangan, lalu tangan yang lain membuka penutupnya. Kuguyurkan cairan berbau khas itu ke kepala, ke badan, sampai ke ujung-ujung kaki juga. Berharap ini adalah air hangat yang biasa kupakai mandi di rumah.

Setelah kupikir, iya, ini akan hangat. Sangat hangat. Tak butuh waktu lama, korek yang kugesek di tangan segera menyalakan apinya. Merambat ke lengan, pundak, muka, kepala, lantas turun pula ke badan, kaki sampai jari-jemari. Aku sedang terbakar saat ini.

“Ya, hangat.”

Sudah puas kelihatannya. Sekarang, aku meringkuk saja. Membiarkan api melumat diri ini seperti kayu-kayu yang jadi arang hitam, yang jadi abu abu-abu tadi. Di satu momen nanti, aku pun bakal habis terbakar pasti.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
My Lucky Black Cat
Angeline Kartika
Flash
Habis Terbakar
Kosong/Satu
Novel
When The Darkness Becomes To The Light
Agid Zoe
Novel
Bronze
Jalan Setapak Chalondra
dhsers
Flash
Bronze
Gadis Berkalung Tasbih
Herman Sim
Flash
MASALAH SEBUAH NYAWA
Reiga Sanskara
Novel
Gold
Alang
Republika Penerbit
Novel
HALF MOON
Cahya Sinda
Novel
Bronze
Tuah Kasih
Mfathiar
Novel
Bronze
Lelaki yang Mencumbui Luka
Nur Melati Sari
Komik
Bronze
Salvation
Mery Shera
Novel
Bronze
Tentang Kisah Kita: Trilogi Novelette 3
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
Jatuh Dari Langit
Joannes Rhino
Novel
Bronze
Sebuah Subuh di Lawang
Redhite K.
Novel
Sayap yang Patah
Anggie Amelia
Rekomendasi
Flash
Habis Terbakar
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Thanatos, Eros, dan yang Memainkan Mereka-
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Halaman Pertama-
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - HAZAKURA
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu
Flash
Orang-Orang Mengerikan
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology 2
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Tanda Kepemilikan- pt.3
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Anak Anjing yang Baik- part 1
Kosong/Satu
Cerpen
Youth Stride
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Anak Anjing yang Baik- part 2
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu
Cerpen
Youth Stride
Kosong/Satu