Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Habis Terbakar
0
Suka
4,445
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Api yang ada di hadapanku kini makin mengecil. Beberapa titik bara kelihatan seperti bintang, tetapi tidak berkerlip. Dan perlahan-lahan, mereka padam.

Di sekitar kobaran yang tersisa itu tampak temaram, arang-arang hitam yang memutih abu-abu. Abu. Mereka jadi abu yang abu-abu. Kusiram bensin yang ada di jeriken pun tak akan bertahan, sementara kayu sudah tak dapat ditemukan. Sudah habis terbakar.

“Dingin!”

Pekikan terdengar di telinga kananku. Suaranya sungguh tak mengenakkan, tapi aku tak bisa buat tak setuju. Di sekeliling ini cuma ada es, dan es, dan es. Di udara seperti ada jarum-jarum melayang, menusuk kulit ketika menggerakkan badan.

Sungguh, ini tidak menyenangkan. Kalau api yang tersisa ini pun ikut padam, jelas yang menanti nanti adalah kematian. Aku bakal mati kedinginan. Jadi beku. Tidak dimakan ulat karena di cuaca begini pasti mereka juga tamat. Badanku yang memalukan bakal jadi bukti sebuah hidup yang menyedihkan. Terawetkan sepanjang dingin ini tak berhenti.

“Dingin!”

Kali ini teriakan dari sisi kiri. Sudah pada tidak tahan sepertinya. Tapi sungguh, mau bagaimana? Sudah tidak bisa apa-apa juga. Mana bisa aku menyulut es dengan bensin dan korek lantas berharap mereka jadi obor.

“Dingin!”

“Dingin!”

“Dingin!”

Aaah, berisik! Ya iya aku tahu, dingin!

Ya sudah.

Jeriken kuraih dengan sebelah tangan, lalu tangan yang lain membuka penutupnya. Kuguyurkan cairan berbau khas itu ke kepala, ke badan, sampai ke ujung-ujung kaki juga. Berharap ini adalah air hangat yang biasa kupakai mandi di rumah.

Setelah kupikir, iya, ini akan hangat. Sangat hangat. Tak butuh waktu lama, korek yang kugesek di tangan segera menyalakan apinya. Merambat ke lengan, pundak, muka, kepala, lantas turun pula ke badan, kaki sampai jari-jemari. Aku sedang terbakar saat ini.

“Ya, hangat.”

Sudah puas kelihatannya. Sekarang, aku meringkuk saja. Membiarkan api melumat diri ini seperti kayu-kayu yang jadi arang hitam, yang jadi abu abu-abu tadi. Di satu momen nanti, aku pun bakal habis terbakar pasti.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
My Name is Mawar
Renny Juldid
Flash
Habis Terbakar
Kosong/Satu
Novel
Bronze
DARI IRON MAN HINGGA KAKAK TERBAIK
Habibah Umniyyah sahla
Novel
Dialog Sanubari
Clairo
Novel
Goresan Pena Azmia (catatan kecil Bram)
R Hani Nur'aeni
Novel
RUANG DAMAI PANCAWARNA
Nurul Awaliyah
Novel
Bronze
Our Love Story
Siti Hafizah
Novel
Cinta di negara jam
Author WN
Novel
Bronze
Tangguh Perkasa
Rival Ardiles
Novel
Bronze
BERTUALANG DI PESANTREN
Nun Urnoto
Novel
A Part Of Earth
iam_light.blue
Novel
Jejak Umbu di Tanah Bertuah
Sika Indry
Novel
Bronze
Wo Ai Ni "Novel"
Herman Sim
Flash
Rumpang
Nadia Auliyah
Novel
Bronze
Simulakrum
Dinda Ratri
Rekomendasi
Flash
Habis Terbakar
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Halaman Pertama-
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - HAZAKURA
Kosong/Satu
Cerpen
Youth Stride
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology 2
Kosong/Satu
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Tanda Kepemilikan- pt.1
Kosong/Satu
Cerpen
Terlalu Bodoh Untuk Jadi Kenyataan
Kosong/Satu
Flash
Orang-Orang Mengerikan
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Thanatos, Eros, dan yang Memainkan Mereka-
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Tanda Kepemilikan- pt.3
Kosong/Satu
Cerpen
Youth Stride
Kosong/Satu
Flash
SHIKI -Anak Anjing yang Baik- part 2
Kosong/Satu