Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Seperti kebanyakan siswa sekolah yang namanya Senin, adalah hari paling menyebalkan sedunia. Begitu juga bagi Bella. Pagi ini ia bangun dengan wajah suram dan mulut yang sangat malas untuk menerbitkan senyuman.
Wajah mendungnya itu Bella bawa sampai ia tiba di sekolah. Air mukanya tambah suram saat upacara bendera. Matahari tampaknya ingin membakarnya hidup-hidup pagi itu. Saat upacara Bella hanya menunduk enggan mengintip Sang Surya.
Upacara selesai, wajah Bella belum berubah. Ia selalu haus setiap kali selesai upacara. Baru saja ia hendak minum, botol minumnya sudah berindah tangan.
"Heh botol gua! Kembaliin napa?!" omelnya.
"Sssst ... nih barter."
Sekaleng minuman dingin menyentuh pipinya. Semua kekesalan Bella bak menguap ke udara.
"Dinginnya. Hmm andai aja lapangan upacara tadi sesejuk ini. Thanks, Za."
"Sans. Ngomong-ngomong lu kok makin pendek sih, Bel?" tanya Reza sambil membuka topi Bella.
Bella menunduk menyembunyikan pipinya yang memerah. Ia kesal sekaligus salah tingkah dalam waktu yang bersamaan.
"Aduh!'
Bella tak bisa menahan rasa kesalnya dan menendang kaki panjang Reza.
"Lu nyebelin banget sih!"
"Hahaha sorry-sorry, btw makasih ya buat tugas MTK-nya. Nih, gua balikin."
Sontak Bella mendongak ke arah tangan Reza dan melihat buku tugasnya ada di genggaman manusia setengah titan itu.
"Kok bisa ada di lo sih? Lu nyolong ya?!" marah Bella.
"Gak nyolong, udah bilang kok tadi pagi lu diem doang jadi ya gua ambil sendiri aja," jelas Reza.
Wajah Bella makin memerah karena ia sadar akan apa yang ia simpan di tasnya.
"Oh ya lu hari ini lagi dapet kan? Pantes aja muka lo lebih suram dari biasanya. Eh sekarang udah gak suram lagi deng, tapi jadi merah. Hahaha." Reza terus saja menggoda Bella.
Duagh.
Kali ini Bella melayangkan tinju ke perut Reza.
"Aduh!"
Reza tertunduk dan Bella menggunakan kesempatan itu untuk mengambil buku tugasnya. Ia juga mengambil botol minumnya. Bella segera duduk karena guru juga sudah masuk. Reza tampak masih kesakitan saat hendak duduk.
"Bel, hadap gua coba!" suruh Wulan teman sebangku Bella.
Bella menoleh ke arah Wulan dengan wajah memerah dan raut wajah kesal.
"Lo yakin gak dalam fase Friendzone nih sama Reza?!"
"Friendzone? Gua ama Reza beh anti deh, Lan!" jawab Bella dengan angkuh dan mengalihkan pandangannya dari Wulan.
"Yang bener? Coba ngomong lo gak suka Reza tapi sambil natap mata gua!"
"Apasih gak usah aneh-aneh! Udah mau pelajaran ini."
"Gak berani kan?"
"Udah ah diem aja, Lan!"
"Katanya bukan Friendzone?"
Tamat.