Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
HANUM
2
Suka
14,114
Dibaca

“Aku merindunya,” ucap Hanum dalam hati.

Air mata Hanum seketika menetes. Menahan pedihnya kenyataan yang harus dia terima.

         “Hanum, makanlah dulu. Sup ayam hangat bisa membuat sedikitmu tenang,” ucap ibu membawakan nampan berisi makanan hangat untuk Hanum.

         Hanum menggeleng tanpa menoleh. Tatapannya masih muram. Sudah dua pekan, Hanum terkurung dalam kamar. Pak Suwito, ayah Hanum sengaja mengurungnya. Bukan tanpa alasan. Remaja seusia Hanum, 15 tahun belum cukup umur untuk membangun rumah tangga. Hanum yang bersikeras untuk menikah dengan Attar, pemuda berusia 25 tahun lebih tua darinya membuat Pak Suwito murka.

         “Hanum, makanlah. Kalau kamu tak makan. Kamu sakit,” bujuk ibu membelai rambut panjangnya.

         “Aku lebih senang kalau aku mati. Kenapa ayah tak bunuh saja aku bu! Agar aku tak tersiksa menahan rindu pada mas Attar,” Hanum memekik.

         Ibu menarik paksa napasnya yang terasa sesak. Mendengar Hanum berkata demikian, jantung ibu berdetak tak beraturan. Ibu memejamkan matanya sejenak sampai napasnya kembali teratur.

         “Sekolah membuat masa depanmu lebih cerah daripada kamu menikah muda dengan Attar,” ucap ibu mendekat. Menggandeng tangannya dengan akrab seolah mereka adalah seorang sahabat.

         “Kamu sangat cantik. Selesai kamu menamatkan sekolah, kamu bisa mendapatkan laki-laki yang lebih dari Attar,” ucap ibu menatap wajah Hanum yang terlihat haru.

         Hanum merengut. “Aku hanya menginginkan mas Attar bu!” bisik Hanum sembari memeluk bahu ibu.

         “Kata mas Attar, dia sudah mapan dan cukup untuk menghidupiku bu,” bela Hanum dengan suara terbata-bata.

         Ibu menarik kedua ujung bibirnya. Menyodorkan segelas susu hangat kepada Hanum. Membiarkan Hanum meneguk habis susunya. Kemudian ibu berkata.

         “Bukankah impianmu memiliki anak yang cerdas seperti dirimu Hanum?”

Hanum mengangguk pelan dan menatap hampa wajah ibu.

“Anak yang cerdas, berasal dari seorang ibu yang cerdas,” lanjut ibu.

Hanum menggeleng pelan dan menarik kedua alisnya ke atas, lalu meletakan gelas yang sudah kosong ke nampan di atas meja. Hanum terdiam dalam beberapa saat sebelum dirinya memeluk erat ibu yang duduk berhadapan dengannya.

“Justeru itu bu, Hanum ingin menikah dengan mas Attar,” ucap Hanum dengan mata berkaca-kaca.

“Di dalam perut Hanum, ada anak mas Attar bu!” tangan kanan Hanum mengelus perutnya dengan lembut.

“Hanum…,” seru ibu lirih memandang gadis cantik di depannya dengan tatapan seperti tak percaya.***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Flash
HANUM
Shinta Puspita Sari
Flash
Tuan Pembawa Sial dan Bunga Merah Ribuan Tahun
Adinda Amalia
Cerpen
Bronze
Quiz Yang Menguji Kepantasan
T. Filla
Skrip Film
Desaahh...!!
Muhammad Yunus
Skrip Film
Penderitaan Terakhir
Silvy Khofifah Fauziyah
Novel
Kamu Adalah Alasan Kenapa Aku Masih Di Sini
Hesti Ary Windiastuti
Novel
The Morning Sky After Pain
Shavrilla
Flash
Ada Apa Cinta?
Martha Z. ElKutuby
Cerpen
Bronze
Tujuh Daun Bidadari
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Jakarta Oh Jakarta
Risman Senjaya
Novel
Bronze
From script to screen
Aish
Komik
EVIL Cinderella
HanSenpai24
Cerpen
Bronze
Payung Merah Terakhir
Sang Ghania
Flash
Pulang
Iwok Abqary
Flash
Bronze
Mimpi yang Tercerai
Glorizna Riza
Rekomendasi
Flash
HANUM
Shinta Puspita Sari
Cerpen
Jadi, Boleh Aku Mencintaimu?
Shinta Puspita Sari
Novel
Takdir yang Tak Pernah Kusepakati
Shinta Puspita Sari
Novel
Unfair Marriage
Shinta Puspita Sari
Cerpen
MENDEKAP MARAPI
Shinta Puspita Sari
Flash
MANTAN PER*K
Shinta Puspita Sari
Novel
Jadi, Boleh Aku Mencintaimu?
Shinta Puspita Sari