Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Pertama dan terakhir.
6
Suka
5,723
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Pertama kali kukenal ia, saat menanti kereta jurusan Surabaya.

Kuberjalan menghampiri arah pintu gerbong dengan ras ransel yang lumayan berat di punggungku. Saat itu, perasaan hatiku tengah hancur.

Sambil menyeka air mata, ku cari nomor tempat duduk yang sesuai tertera di tiket. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menabrakku. Nyaris aku tersungkur.

Ku ambil tiket kereta yang jatuh ke lantai. "Maaf, maaf. Aku nggak sengaja!" ucap seorang lelaki dari arah belakangku. Aku membalasnya dengan tersenyum kecut.

Setelah menemukan tempat duduk, kucoba menaruh ransel di tempatnya. Tapi apalah daya tinggi badanku tak mampu mencapainya.

Rupanya dari kejauhan, lelaki yang menabrakku tadi memperhatikan. Ia menghampiri dan membantu menaruh ranselku. Aroma parfum maskulinnya tercium jelas.

"Makasih!" ucapku. Senyum tipis dengan kedua lesung pipinya terlihat jelas. Begitu manis. Ia pun melanjutkan mencari bangku sesuai nomor di tiketnya.

Aku memperhatikan para penumpang di gerbong, terlihat sepi walau kelas ekonomi. Semua laki-laki dengan posisi sedikit berjauhan, mungkin karena bukan jadwal untuk mudik juga.

Lagi-lagi lelaki itu tersenyum, saat aku tak sengaja menolehnya. Ia duduk di seberang bangku ke tiga ke belakang. "Dasar aneh, kenapa harus berkeliling kalau duduknya disitu?" gumamku.

Aku menyandarkan kepala dekat jendela. Ingin memejamkan mata, melupakan penghianatan yang di lakukan tunanganku. Tepatnya mantan tunangan, yang hari itu juga aku akhiri.

Pertunangan yang aku akhiri oleh kehadiran orang ketiga. Dan lelaki yang kuharapkan bisa jadi imamku kelak, lebih memilih wanita yang baru ia kenal. Sakit sekali.

Aku terkejut dengan suara yang mengarah padaku. Rupanya petugas tiket meminta untuk memperlihatkan tiketku. Ku rogoh kantong jaket untuk mengambil tiket.

Setelah petugas tiket berlalu. Kupejamkan lagi mataku. Baru beberapa menit aku terpejam, aku di kagetkan oleh seseorang yang duduk di hadapanku.

"Boleh duduk disini?" tanyanya dengan senyum tanpa bersalah. "Tenang aja! Aku udah ijin sama petugas tiket tadi, lagi pula kamu penumpang wanita sendiri di gerbong ini, lho!"

Hah, kalimat apa yang baru saja kudengar? Menyebalkan. Tapi, jujur memang aku sedikit takut. Karena aku penumpang wanita seorang diri.

"Pras. Tepatnya Prasetyo Wiguna," ucapnya sambil menyodorkan tangan kanannya padaku. "Larasati," jawabku dengan senyum datar tanpa memperdulikan tangannya. Lagi-lagi ia tersenyum dan memperlihatkan kedua lesung pipitnya.

Aku sedikit was-was dengan kehadirannya di hadapanku. Setiap aku ingin memejamkan mata, mataku selalu memperhatikannya.

Tiba-tiba, ia pindah di sebelahku. Sontak aku melotot ke arahnya. "Tenang, Laras! Kalau aku pindah kesini, kamu bisa tidur tanpa melihat ke arahku terus," jelasnya. "Ia tahu panggilan namaku?" batinku.

Aku mencoba berpikir positif dengan keberadaannya. Akhirnya kami mengobrol, memecahkan kejenuhan selama perjalanan. Tutur sapanya sangat santun dan berkarisma.

Rupanya ia seorang aparat negara yang bertugas di Surabaya. Rasanya malu sekali hati ini, sudah menduga-duga ia orang jahat.

Ia pun memberi tahu alamat kantor dinasnya. Walaupun, aku tak tahu tepatnya dimana.

Tak terasa perjalanan kereta ini sampai di stasiun Surabaya. Ia mengantarku sampai naik bis, meski arah kami berbeda jurusan.

"Kamu jadi wanita harus kuat. Masa depanmu masih panjang, dan selalu berpikir positif," ucapnya tersenyum sambil mengelus kepalaku.

Itu obrolan terakhir yang aku dengar dari lelaki yang baru aku kenal. Hati terasa damai walau sedang terpuruk saat itu.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Notice CC203. 😎
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Pertama dan terakhir.
Yulia Fahri
Novel
JATUH HATI TANPA JEDA
Kingdenie
Flash
Tak Usah Belanja
Biru Tosca
Novel
Bronze
Ze & Zi
nuna sun
Novel
Filsafat Cinta
fiula nafiah
Novel
Bronze
Hadiah dari Tuhan
Oki Wijaya
Novel
Bronze
Bias Rasa
Selvi Nofitasari
Novel
Gold
Under the Blue Moon
Noura Publishing
Novel
Bronze
Promise.
Kimjuncotton.
Novel
Bronze
CHILDING
Manna wa Salwaa
Novel
Gold
The Crown
Bentang Pustaka
Novel
Padaku ( 나에게 )
Alif
Novel
Gold
Asa Ayuni
Falcon Publishing
Novel
Renata Keyla
Fiha Ainun
Novel
Catatan Senja
Denesa Ekalista
Rekomendasi
Flash
Pertama dan terakhir.
Yulia Fahri
Novel
Butterfly
Yulia Fahri
Flash
Penyakit Pesantren
Yulia Fahri
Flash
Surga di telapak kaki Ibu
Yulia Fahri
Novel
Kumandang Azan Pertama
Yulia Fahri