Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Pacaran yuk..." kata Leo pada Sashi yang sedang asyik menikmati bakso seorang diri di kantin sekolah.
"Hmmm..." jawab Sashi dengan mulut penuh dan masih terus fokus pada mangkoknya. Sepertinya semangkok bakso lebih menarik dari pada seorang idola sekolah yang bernama Leo.
"Gimana?" tanya Leo sekali lagi.
"Apanya?" akhirnya Sashi menjawab santai sambil memasukkan suapan terakhir ke mulutnya.
"Kita pacaran yuk..." ulang Leo, dan dibalas Sashi dengan tatapan yang sulit diartikan.
Leo menjadi sedikit jengah. Biasanya para cewek berebut menjadi pacarnya. Namun kali ini, pernyataannya ditanggapi biasa - biasa saja oleh seorang Sashi. Seorang anak baru disekolahnya, yang bahkan tak terlihat istimewa.
Baiklah, anggap saja Sashi tak tau kepopuleran Leo. Tapi wajah dan penampilan Leo saja sudah cukup menggetarkan hati para cewek. Wajah Leo yang putih mulus mengingatkan pada seorang Cha Eun Wo, nun jauh di Korea sana. Bagaimana bisa tak ada respons dari seorang Sashi?
"Gimana?" Leo setengah putus asa mengulang pertanyaan yang itu - itu lagi.
"Oke...." jawab Sashi lambat - lambat.
"Oke? Jadi kamu mau jadi pacarku?" Leo memotong ucapan Sashi dengan sumringah.
"Wait, aku belum selesai. Maksudku, Oke... kompensasi apa yang mau kamu berikan supaya aku jadi pacarmu?"
UHUK... Leo tersedak air ludahnya sendiri.
"Apa - apaan ini?" pikir Leo heran
"Heiii... aku tak mengenalmu sebelumnya. Kita bahkan baru bertemu hari ini. Pacaran? Apa kamu bercanda?" Sashi bertanya dengan lugas sambil berdiri.
"Apa yang kamu dapat kalau menang taruhan?" Lagi - lagi Sashi berkata santai tapi menusuk.
Leo hanya menelan ludah, tak bisa berkata apapun. Tak pernah menyangka cewek culun ini tau kalau dia sedang bertaruh dengan teman - temannya.