Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Dalam lomba lari Yolo memperhatikan teman disampingnya tepatnya cewek berbadan gemuk. Yolo pun berpikir seandainya si teman cewek ini dibiarkan berlari di belakangnya maka dia akan menjadi bahan tertawaan. Yolo merasa kasihan dalam perlombaan Yolo sengaja memperlambat larinya. Akhirnya Yolo menjadi orang terakhir yang mencapai finish. Orang-orang menertawakannya termasuk teman cewek tadi.
Belakangan Yolo merasa geram dengan kelakuan teman-temannya. Meskipun ibunya gila setidaknya Yolo waras dan bisa bertindak dan berpikir selayaknya orang waras. Suatu ketika Yolo menjadi semakin geram ketika seseorang menempeli punggungnya dengan tulisan "aku anak orang gila" Yolo pun mengambil kertas tersebut menempeli kembali punggungnya sendiri dengan tulisan baru "Aku tidak gila, aku waras!"
Bagaimanapun alasannya Yolo tidak bisa memungkuri kenyataan bahwa dia pernah sangat dekat dengan ibunya. Dia pernah tumbuh dan belajar dari ibunya. Bahkan jauh sebelum menyadari masa kanak-kanaknya, dia pun pernah ada di rahimnya. Ada banyak nilai yang ibunya wariskan kepadanya baik eksplisif ataupun implisif. Yolo pernah mempercayai ibunya, pernah memandang dengan sudut pandang ibunya. Namun seiring waktu Yolo mulai mengenal nilai-nilai baru. Nilai atau standar yang berlaku di masyarakat. Yolo menyebutnya dengan nilai kenormalan. Yolo semakin jauh dengan ibunya, bahkan menjadi semakin benci. Yolo terobsesi menjadi sama dengan lingkungan sekitarnya, menjadi normal.
Menjadi normal tidak semudah yang Yolo pikir. Orang-orang mulai memanggilnya Yolo. Kamu tahu Yolo? Ya, Yolo. Yolo yang berarti Yolo, tapi Yolo ini tidak seperti itu. Artinya berbeda, Yolo yang diucapkan dengan pengucapan berbeda dengan mimik berbeda artinya pun berbeda. Yolo mulai sadar ternyata ada kata yang diucapkan bisa memberi arti yang berbeda, bisa membuatnya tidak nyaman. Yolo pun tidak suka dipanggil Yolo. Orang tertawa, orang bahagia tapi Yolo sadar dia tidak ikut di dalamnya.
Itu pertama kalinya Yolo menyadari kata-kata itu aneh. Kadang dia memberikan kesan yang berlainan dengan arti kata itu sendiri. Kata Yolo itu contohnya. Yolo merasa kata Yolo bukan lagi berarti nama, Yolo yang keluar dari mulut orang seperti Yolo yang diharapkannya. Kemudian ada kalimat "kamu di sini saja, jangan ikut permaianan" Yolo merasa dibatasi, semakin dibatasi. Yolo semakin menjauh apa dijauhkan sulit untuk mencari tahu yang mana yang benar.
Dalam permainan baik permainan anak-anak ataupun permainan orang dewasa sama saja. Selalu ada orang yang berdiri di luar lingkaran. Itulah Yolo. Semua menghindarinya, dia terlempar, tersisih dalam pemikiran orang juga dalam pemikirannya sendiri. Yolo bingung dan menghabiskan waktunya untuk menemukan jawabannya itu sendiri.
Yolo yang diam dan penyendiri. Dia biarkan pikirannya mengembara. Belakangan dia merasa diselamatkan oleh pikirannya sendiri. Dengan pengembaraan pikiran setidaknya dia menemukan pelarian atas kebingungannya dengan dunia nyata. Ditambah keterlambatannya bicara, Yolo selalu terbata-bata dalam mengungkapkan sesuatu. Pikirannya selalu lebih cepat, dan kata-kata selalu terlambat. Untuk mencapai garis pikirannya kadang membuat Yolo seperti meracau.
Sebutir telur akan menetas jika mendapat energi dari dalam. Yolo sudah membangun langkah awal yang bagus. Pencarian jati diri. Penguatan dari dalam.
September. Aku putuskan untuk bertemu Yolo dan menyampaikan pesan ini. "Yolo kamu adalah bentuk keajaiban Tuhan. Beberapa orang diciptakan sama. Beberapanya lagi khusus diciptakan untuk membuat perbedaan"