Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Beauty Scratch
1
Suka
4,555
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Cantik. Kata yang mudah dikatakan pada sesuatu yang indah. Seperti halnya bunga yang bermekaran, menebarkan harum yang membuat penyesap sari bunga mendekat, tergoda.

Cantik. Ucapan yang ringan di lidah untuk sesuatu yang memanjakan mata. Segala perhatian dan kasih yang tak diminta pun diberi dengan suka rela. Entah itu hanya dalam sekejap waktu atau sepanjang bulan berganti rotasi.

Cantik. Entah mengapa menjadi suatu keharusan yang dimiliki sosok wanita. Tolak ukur yang dijunjung tinggi dalam hidup. Kehormatan menjadi balasan yang didapatkan ketika dirimu menyandang hal itu.

Ibu pernah bercakap bahwa aku adalah anak yang cantik. Parasku elok, menarik. Cara dirinya berbicara memastikan bahwa diriku pasti akan disukai orang lain, terutama oleh kaum laki-laki.

Hanya saja, sepanjang usia yang kujejaki, aku mengenal kata “tapi” di buntut kalimat yang terurai.

Cantik tapi bodoh, misalnya.

Selain itu, kukenal juga istilah kata “untung”. Bagai peruntungan dari segala kekurangan, “....untungnya cantik.” ujar mereka, melengkapi kalimat yang entah harus aku syukuri atau tidak.

Semakin lama, tentu kata terakhir ini yang aku sukai pada akhirnya. Aku bisa menjadi bunga di mana pun aku berada. Senyum yang kutunjukkan seperti halnya wewangian yang memanjakan. Aku yang cantik membuat mereka menyukaiku. Aku yang cantik, membuat mereka berlaku baik padaku. Cantik menjadi nilai yang berharga dan kuakui keberadaannya. Maka, aku pun harus menjaganya.

Setidaknya itu yang kupikirkan sampai usia yang belum beranjak matang.

Pada akhirnya menjadi bunga itu sulit. Angin bukan lagi teman menari, angin juga menantang diri untuk tetap hidup dan mekar. Bukan lagi tentang hangat mentari yang bersahabat dan rembulan pengantar dinginnya malam.

Bunga yang harum mulai sulit dijaga. Banyak penyesap sari bunga yang serakah. Warna mahkota kian memudar dan sari bunga sudah tidak lagi menebarkan wanginya.

Cantik, terlalu tinggi harganya. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Kisah
silvi budiyanti
Flash
Beauty Scratch
Keyda Sara R
Flash
Bronze
Cerita-Cerita Bis Ibukota
Silvarani
Novel
Bronze
Buku Harian Alana
Nur Chayati
Novel
Hue and Flowers
Zaki Sulaiman
Novel
Kreator & Kacamata - HAZAKURA
Kosong/Satu
Novel
Gold
R [Raja, Ratu & Rahasia)
Coconut Books
Novel
Bronze
Secangkir Rasa Cukup
Martha Melank
Novel
Bronze
Bendera Setengah Tiang
I Gede Luwih
Flash
Bronze
KISAH CINTAKU
Yattis Ai
Novel
THE PAGEANT: Brain, Beauty, Bitchaviour
Ardhi Widjaya
Novel
LALAKA
PALRIS JAYA
Novel
Gold
The Red Haired Woman
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Bising
Rinov
Novel
Bronze
COMFORT IN SILENCE
Rina Setianingrum
Rekomendasi
Flash
Beauty Scratch
Keyda Sara R
Cerpen
Day to day
Keyda Sara R
Flash
Dream
Keyda Sara R
Flash
Nicotiana Tabacum
Keyda Sara R
Flash
Wish
Keyda Sara R
Flash
Flower Crown
Keyda Sara R
Novel
Anthology: Day to Day (Kumpulan Mini Story)
Keyda Sara R
Flash
Dear, Crush!
Keyda Sara R