Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Tiwi kamu gimana sih, seharian tiduran mulu."
"Capek loh, Nek."
Nenek yang mendengar cucu berkata capek, hanya mengerutkan dahi. "Kamu itu capek ngapain? Yang bersihin rumah nenek, yang cuci baju nenek, yang masak juga nenek."
"Tapikan yang bantu beres-beres aku juga, yang jemur pakaiannya aku, yang beli bahan di pasar aku," jawab Tiwi lemas sambil memejamkan mata.
"Haih kamu ini, masih muda kok udah letoy."
Walaupun suara neneknya pelan telinga Tiwi masih bisa mendengar dengan jelas.
"Udah ah nek jangan ngatain mulu. Mental health itu penting."
"Mental health apa?"
"Kesehatan mental."
"Ehh alah, kesehatan mental penting. Kesehatan fisik dipikirin juga, non."
"Males ah, kalau minggu siang aku itu lagi mode hemat daya."
Sang nenek hanya menggelengkan kepalanya melihat cucu semata wayangnya itu. Gadis itu malah asik melanjutkan tidur siangnya sementara si nenek pergi keluar rumah untuk bergosip ria dengan tetangganya.
Beberapa menit berlalu, memang kalau lagi bergosip itu waktu kerasa cepet banget. Sore pun datang bersama dengan getaran kerak bumi yang sangat terasa. Gempa bumi kecil dirasakan karena erupsi gunung di Lumajang.
Yang awalnya bergosip mulai berlari keluar ruangan dan berlomba-lomba ke lapangan. Semua orang sibuk menyelamatkan diri masing-masing. Sang nenek pun dituntun oleh para tetangganya. Karena terlanjur terburu-buru para tetangga tidak menyadari jika Tiwi tidak ikut.
"Loh, Tiwi kemana, Nek?"
"Dia lagi mode hemat daya."
"..."