Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Jangan lakukan!"
Dua kata yang terdengar janggal. Bisa bermakna larangan, bisa juga sebagai rasa perhatian yang mengintimidasi, atau bahkan iri yang tersirat.
Dua kata itu biasa dilontarkan ketika seseorang melihat orang lain akan melakukan sesuatu (biasanya yang bagus-bagus) di saat si pelontar kata tidak dapat melakukannya, atau belum bisa, dan terlalu malas memulai. Maka si pelontar akan berusaha sebisa mungkin untuk menggagalkan, tapi tentu saja dengan cara sehalus mungkin. Meskipun tak jarang malah menyudutkan.
"Kamu yakin? Itu agak susah dilakukan, loh ...."
"Ya, terserah, sih. Tapi kalau aku jadi kamu, tidak akan aku lakukan."
"Itu perkara sulit, loh. Apa tidak sebaiknya ditunda saja?"
Entah apa sebutannya. Munafik, muka dua, pembelot, pengkhianat, sirik. Intinya, kalimat-kalimat itu sebenarnya jahat, tapi sebenarnya juga baik. Biasanya setelah si pelontar berkata demikian, dan orang lain menurutinya. Si pelontar langsung melakukan apa yang orang tadi ingin lakukan, tapi belum kesampaian karena orang itu ragu akibat ucapan si pelontar.
Jangan menjadi jahat ketika berbuat baik, atau jangan sok baik ketika berbuat jahat. Keduanya terdengar sama saja. Beri alasan yang masuk akal untuk mencegah orang lain melakukan sesuatu. Atau lebih baik, jangan memberi alasan sama sekali.
"Cobalah segera!"
"Semoga beruntung!"
"Semoga dipermudah!"
Itu secuil kalimat alternatif untuk dikatakan daripada hanya menyuarakan alasan-alasan picisan yang sebenarnya tidak diperlukan sama sekali.
Jangan menjadi awan mendung, karena kalian akan menimbulkan hujan lebat. Jadilah matahari, atau bulan, atau kerikil, apa pun filosofi sesuka kalian. Aku kehabisan ide.