Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ia tengah mengistirahatkan badannya sejenak sembari menunggu Ayahnya pulang. Lagi-lagi, ia harus meratapi layar laptop yang tidak lelah menyimpan tugas. Banyak sekali cobaan yang ia hadapi dalam berproses, namun ia tak pernah membandingkan beban yang ia miliki dengan beban orang lain, sebab setiap orang memiliki porsi beban yang berbeda-beda.
Segala proses telah dijalani oleh si Bungsu, walaupun tidak sesuai dengan rencananya dan selalu berkeluh kesah. Benar, kala itu ia belum mengerti apa itu "Pasrah". Kian hari, si Bungsu semakin lelah, sebab yang ia pikirkan hanyalah "Jika tidak dikerjakan, maka tidak terselesaikan" dan mungkin hingga sekarang. Beberapa orang juga mungkin memikirkan hal yang sama dengan si Bungsu. Dalam proses yang menurutnya lelah inilah, ia berusaha mencari makna dari "Pasrah".
Perlahan, si Bungsu mulai mengerti apa itu "Pasrah", pasrah dalam artian berjuang diawal dan menyerahkan hasil perjuangan kepada Yang diatas sebagai penutup. Sekarang katakan, apa yang ada dibenak kalian setelah pembahasan tersebut? Yang ada dipikiran si Bungsu sekarang adalah, "Bagaimana cara menikmatinya?", karena sebenarnya menikmati proses membantu kita lebih mudah untuk berpasrah. Memang, jika dilihat dari perspektif seperti ini ada benarnya. Menikmati proses dan pasrah adalah jalan keluar dari rasa lelah yang tengah diraskan olehnya, walaupun ia masih belum tahu cara melakukannya. Itulah yang tengah ia pikirkan, sebab kenikmatan ini tidak sembarangan.
Aku tidak pernah mengatakan alasan, mengapa si Bungsu dalam kisah? Mungkin menurut kalian kisah ini hanyalah kisah sepele. Namun, bagi si Bungsu kisah ini adalah kisah yang berharga untuknya.