Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bangun Pagi
0
Suka
4,834
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Emi sayang, ayo bangun. Matahari sudah tinggi.”

“Lima menit lagi, Ma,” kata Emi setengah tidur.

“Ayo Emi sayang. Bangun. Nih coba lihat. Poppy aja udah bangun,” kata Mama sambil meletakkan kucing belang tiga di samping telinga kanan Emi.

“Ngghh,” kata Emi sambil membalikkan badannya membelakangi Poppy.

Mama meletakkan Poppy ke lantai dan Poppy langsung melenggang pergi meninggalkan kamar tuannya. Mama menghela napas melihat Emi yang sangat susah disuruh bangun pagi. Mama pun mencari cara lain membangunkan Emi.

Sebuah ide terbesit di otak Mama. Mamapun menyingkap selimut tebal yang melindungi tubuh kecil Emi. Emi menahan salah satu ujung selimut agar selimut itu tetap menyelimutinya. Mama tidak menyerah. Mama menarik selimut Emi lebih cepat. Emipun secara refleks langsung menahan selimut itu tetap menyelimuti tubuhnya. Mama terus menariknya hingga akhirnya kemenangan menjadi milik Mama.

Hawa dingin langsung terasa menerpa kulit Emy. Emy pun langsung menekuk kedua lututnya berusaha mengurangi hawa dingin yang mengeryangi kulitnya.

Mama tersenyum.

Karena terlalu dingin, Emi mencari selimutnya dengan kedua mata yang masih tertutup rapat. Tapi sayang, selimutnya ada ditangan Mama. Akhirnya, dengan berat hati Emi bangun dari tidurnya.

“Ayo sekarang pergi ke kamar mandi. Sikat gigi dan mandi,” perintah Mama.

“Baik...,” kata Emi yang masih mengantuk berat.

Keesokan harinya, lagi-lagi Emi susah bangun pagi. Kali ini Mama benar-benar kehabisan ide untuk membangunkan Emi. Joe–kakak laki-lakinya Emi–juga kehabisan ide untuk membangunkan si Putri Tidur ini. Akhirnya Papapun turun tangan.

“APA?!” kata Mama dan Joe kaget.

“Mamah keberatan, Pa,” kata Mama.

“Joe juga, Pa,” kata Joe.

“Tapi hanya ini caranya agar Emi mau bangun pagi,” kata Papa.

“Tapi bukan dengan cara ini. Ini sama saja menghukumnya,” kata Mama.

“Setiap anak yang tidak menurut, harus diberi hukuman,” kata Papa tegas.

“Tapi, Pa...,” kata Mama sedikit memohon.

“Tidak ada toleransi. Kita harus menghukum Emi,” kata Papa sambil meninggalkan Mama dan Joe.

Kedua mata Emi terbuka. Sinar mentari masuk melalui ventilasi kamarnya.

“Sudah selesai kamu bermain-main di dunia mimpi?” kata Papa sambil melipat kedua tangannya di dada.

“Ah, Papa. Selamat pagi,” kata Emi sambil tersenyum.

Papa tidak menjawab salam pagi dari Emi seperti biasanya.

“Ada apa, Pa? Kok Papa melihat Emi dengan tatapan yang menakutkan begitu?”

“Sekarang lihat pukul berapa sekarang.”

Emi mencari jam bekernya. Dilihatnya jarum panjang menuju angka delapan dan jarum pendek menuju angka enam.

“Sekarang pukul 08.30.”

“Sekarang hari ini hari apa?”

“Hari...,” kata Emi sambil melihat kalender di kamarnya dari atas ranjangnya. “Hari Senin.”

“Itu berarti?”

Emi menundukkan kepalanya. Papa masih menatap Emi dengan tatapan orang yang sedang marah.

“Hari ini kamu dihukum. Mulai saat ini hingga seterusnya Papa, Mama, dan kak Joe tidak akan membangunkanmu lagi pagi-pagi. Kalau kamu telat bangun, kamu akan ketinggalan pelajaran,” kata Papa sambil meninggalkan Emi menyesali perbuatannya. 

Hari-hari berikutnya, Emi bangun pagi tanpa dibangunkan oleh Mama atau kak Joe. Hari pertama begitu berat tapi Emi tidak menyerah. Emi terus mencoba dan mencoba agar bisa mandiri.

Akhirnya perjuangan Emipun membuahkan hasil. Emi sekarang bisa bangun pagi sendiri. Dengan bangun lebih pagi, Emi bisa membantu Mama menyiapkan makan pagi dan bisa mengatur waktunya sendiri.

(2014)

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Bangun Pagi
Molena Banana
Novel
Gold
PCPK My Cake Shop 2
Noura Publishing
Flash
When Coming Home
Zii
Cerpen
Ulang Tahun di Tanggal 6 Oktober
Adiba
Novel
Bronze
Handsome and The Beast
Zaira Diva Adissa
Novel
YAPPA MARADDA
Sika Indry
Flash
She's Broken, Inside
Alfi Zakira
Novel
Jentaka
Faisal Susandi
Flash
Menerka Rindu
Fatma Fitriani
Novel
Bronze
Langit Kala Senja
dita heriwiendyasworo
Novel
Bronze
Galaunya Seperempat Abad
MonicaLo
Novel
Bronze
WEDDING SCHOOL
Okino ojoeng
Novel
Bronze
Dosen Misterius Buronan Mahasiswa
Bond Monosta
Flash
KADO TERBAIK
Wiji Lestari
Novel
Bronze
Pertemuan Dua Anak di Pekuburan
Ari Keling
Rekomendasi
Flash
Bangun Pagi
Molena Banana
Novel
Sera dan Lima Kucing
Molena Banana
Novel
Sang Jurnalis
Molena Banana
Novel
Sosok Dibalik Ventilasi Kamar
Molena Banana
Flash
Batik Ranger
Molena Banana