Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sayonara!
0
Suka
4,578
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Arumi mengemasi barang-barangnya pagi ini, siap untuk berlibur dan melepas penat. Untungnya, cuaca hari ini sangat cerah.

“Kau serius tidak mau ikut denganku?” tanya Arumi pada Biu, setelah ia selesai merapikan kamar.

“Aku tidak bisa hidup di air asin, kawan.” jawab si ikan cupang.

Arumi terkekeh. “Payah sekali. Padahal di laut banyak ikan-ikan yang lebih indah darimu.”           

“Paling tidak di air tawar aku yang paling indah dan memikat.” ujar Biu sambil berputar, memamerkan corak tubuhnya yang berwarna.

“Tapi, kau benar-benar serius tidak akan ikut denganku.” gumam Arumi lagi, air mukanya sedih. “Nanti siapa yang akan memberi makan dirimu?”  

“Biasanya kau juga akan menitipkanku pada Sheo, tetangga sebelahmu yang baik hati.”           

Arumi berjalan mendekat. Ia menyajarkan wajahnya di depan kaca akuarium.

“Aku pergi dulu, Biu. Jaga dirimu baik-baik. Sayang sekali kau tidak bisa pergi bersamaku.” kata Arumi pada ikan cupang kesayangannya.

Ikan cupang itu menggoyang-goyangkan siripnya, gelembung air keluar dari mulutnya. “Gunakan waktumu sebaik-baiknya. Sepertinya beberapa manusia juga perlu beristirahat dan bersantai.”

“Tahu apa kau tentang manusia?” tanya Arumi iseng.    

“Aku tahu sedikit.”

Setelah berpamitan dengan Biu dan memastikan seluruh ruangan rapi dan tidak ada yang terlewat, Arumi membuka pintu kamar.          

“Kuharap kau tidak lupa cara berenang.” celetuk Biu dari jauh.                                                      

Sambil tersenyum riang, Arumi mengacungkan ibu jarinya. Ia melambaikan tangan sekali lagi sebelum menutup pintu kamarnya.    

Arumi pergi ke laut menggunakan bis. Bis berhenti tepat di halte di seberang pantai. Ia memenjamkan mata, menghirup aroma laut dan pantai sebanyak-banyaknya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum menyebrang, lalu menuruni batu-batu besar di sebelah jalan raya menuju hamparan pasir. Ia berlari di sepanjang pesisir, membiarkan kedua kakinya merasakan lembutnya pasir dan sinar matahari menimpa wajahnya.

“Aku pulang.” ujarnya.

Arumi memandangi laut di depannya. Ia tersenyum. Ombak menyentuh pergelangan kakinya. Gadis itu membungkuk untuk merasakan air laut yang hangat, tangannya menyentuh butiran pasir yang basah.  

Ia menaiki bebatuan yang cukup tinggi, hampir seperti tebing yang mengarah ke laut. Menoleh ke daratan sekali lagi. Ia menghela napas sambil tersenyum, menyiratkan salam perpisahan. Wajahnya berbalik memandangi laut lepas, lalu ia melompat.

Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, kedua kakinya kembali berubah menjadi ekor.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Hiraeth
Imas Yulianti
Novel
Bronze
Korupsi Dalam Puisi Sepotong Roti
Arroyyan Dwi Andini
Flash
Sayonara!
Fann Ardian
Flash
MAMA. . . . AKU RINDU. . . .
Iman Siputra
Novel
Bronze
Euforia
Varenyni
Novel
Bronze
The Pianist
Luluk Mujiati☑️
Novel
Hello An
Nurmala Manurung
Flash
REKAYASA
Reiga Sanskara
Novel
Bronze
I'M CONFUSED NOW
Aurelia Fransiska Wijaya Kusuma
Novel
AIR MATA DOA
ANNISA JAHRA
Novel
THE POWER OF LOVE
Rosiana
Novel
Bronze
PADA 1000 BANGAU KERTAS
Rian Widagdo
Novel
Si B Aja
Relia Rahmadhanti
Novel
Bronze
Janji Allah~Novel~
Herman Sim
Novel
Bronze
Tuah Kasih
Mfathiar
Rekomendasi
Flash
Sayonara!
Fann Ardian
Flash
Amor dan Fati
Fann Ardian
Novel
Bronze
Intact Yet Broken
Fann Ardian
Flash
Bird's Eye
Fann Ardian
Novel
Bronze
Going To New Jersey, Meet The Jersey Devil
Fann Ardian
Novel
A Gift For Everyone
Fann Ardian
Novel
Bronze
Do You Believe In Loch Ness Monster?
Fann Ardian
Skrip Film
Who Did It?
Fann Ardian
Flash
Sebatang Rokok
Fann Ardian
Flash
Text Message
Fann Ardian
Novel
Fachri and The Sun
Fann Ardian
Flash
Reminisce You, Rossi
Fann Ardian
Flash
30 Detik
Fann Ardian
Novel
Bronze
Yeti and Other Hudgemoors Stories
Fann Ardian
Novel
Bronze
Lyra and The Moon
Fann Ardian