Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Kapok!
4
Suka
4,696
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Sahur! Sahur!"

Aku dan teman-teman yang mungkin berjumlah sepuluh orang berteriak semangat sambil memukul bedug yang didorong dengan gerobak. Beberapa temanku membawa alat sendiri seperti panci dan centong, sedangkan aku membawa kecrekan dari tutup botol soda yang digepengkan.

Kami biasa berkeliling ke beberapa RT, melakukan hal mulia selama ramadhan, yaitu membangunkan sahur. Meskipun tak jarang kami mendapat teguran atau teriakan.

"Kira-kira, dong! Baru juga jam dua!" Seorang ibu-ibu dengan wajah kuyu mengangkat kepalan tangan tinggi-tinggi.

Beberapa rumah bahkan melempar rombongan kami dengan sendal.

"Emang kenapa, sih? Makin pagi kan makin bagus," elak temanku. 

"Makin berisik makin bagus!" Teman lain menimpali sambil tertawa. 

Kami tidak peduli teguran-teguran itu dan terus menjalankan tugas mulia kami. Suatu hari masjid melarang kami membawa bedug, tapi itu bukan penghalang. Panci dan centong masih bisa membuat suara yang merdu. Jangan lupa teriakan kami yang aduhai ini.

Suatu hari, langkah kaki tanpa sadar membawa rombongan kami ke TPU besar, atau biasa kami sebut kober. Saat itu mungkin pukul tiga pagi, kami ragu-ragu melangkahi TPU tersebut. Selain terbawa aura merinding dari kabut di sekitar, juga merasa kurang sopan saja mengganggu jasad-jasad di situ. Akan tetapi, temanku malah mencibir.

"Alah kita kan rame-rame, masa takut lewat kuburan!" katanya sebelum terkekeh.

"Bukannya takut, kan nggak sopan."

"Gak sopan gimana? Ini kan pekerjaan mulia. Kalian aja setan-setan juga mau sahur, hahaha!"

Ada beberapa penyangkalan, tapi banyak juga yang menyetujui untuk masuk kawasan TPU. Sampai akhirnya kami pun masuk bersama. Mulanya seruan kami pelan, tapi si provokator kembali berulah. Berteriak sangat lantang sampai yang lain pun meniru.

Belum ada beberapa langkah. Rombongan kami mendadak berhenti. Barisan paling depan membeku, menyebabkan macet di sisa rombongan. 

"Hey, kok berhenti?"

"Lanjut terus!"

Namun, tidak ada jawaban dari baris depan. Mereka membatu dengan kepala terdongak jauh. Aku pun ikut mendongak, penasaran dengan apa yang membuat mereka ternganga dengan wajah pucat begitu. Detik berikutnya wajahku pun ikut memutih, kelopak mataku melebar beberapa mili.

Kami dicegat oleh benda serupa pohon, tapi itu jelas bukan pohon. Warnanya putih keruh, menjulang sangat tinggi sampai seolah mmyentuh bulan. Entah bagaimana rupanya, karena kepalanya saja tidak terlihat. Sekonyong-konyong sosok itu berbalik dan merunduk, membuat kami semua serempak berteriak sekencang-kencangnya dan berhamburan ke segala arah.

Aku sendiri berlari ke sisi berlawanan, memacu kaki sekencangnya. Masa bodoh dengan teman-teman, atau pekerjaan mulia kami. Aku hanya ingin pulang, cuci muka, dan bersembunyi di kasur. Alat-alat dapur pun bergeletakan di sepanjang jalan menuju gerbang TPU, dan tidak ada yang mau mengakui milik masing-masing.

"Loh, nggak bangunin orang sahur lagi?" tanya ibuku keesokan harinya. 

Aku menggeleng mantap. Tidak akan lagi selama-lamanya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@carsun18106 : Serius, walaupun bukan aku yang ngalamin. Anak-anak pada berenti ribut bangunin sahur gara-gara kejadian ini 😂😭
Eh asli ini kisah nyata?
@semangat123 : Aku aja suka mau ngakak tapi takut dosa. Abis ini kisah nyata dari bocil-bocil tukang bangunin sahur di daerah rumah. Sempet heboh banget waktu itu. 😂😂
Seharusnya ini cerita yang seram, tapi entah kenapa saya tertawa sendiri 🤣🤣🤣. Bagus FF nya 👍
Rekomendasi dari Horor
Flash
Kapok!
Impy Island
Novel
DARAH DENDAM
Trajourney
Novel
Bronze
INDIGO
triandini
Flash
Kursi Kosong di Sebelahku
Listian Nova
Cerpen
Bronze
Penjaga Kubur Itu Dulu Berjualan Sate Anjing
Habel Rajavani
Flash
Larva
Listian Nova
Novel
Gold
Like Water for Chocolate
Bentang Pustaka
Cerpen
BONEKA KAYU
Rian Widagdo
Novel
Lantai 4 (End)
Faizal Ablansah Anandita, dr
Komik
Selamat Datang di Toko Batavia
Tri Agustinauli
Komik
Teror di Kampung Sanes
Alfisyahrin Zulfahri Akbar
Flash
Bronze
Balian
Bakasai
Novel
Gold
Kagome-Kagome
Noura Publishing
Cerpen
Lampu Merah
Feryan Christ Jonathan
Novel
Bronze
SUMI
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Rekomendasi
Flash
Kapok!
Impy Island
Novel
Cynthia the Candy Addict
Impy Island
Flash
Berlayar di Danau
Impy Island
Flash
Image dan Gengsi
Impy Island
Novel
Bronze
Goldwind Family
Impy Island
Novel
Aku Ingin Terus Menari
Impy Island
Flash
Asap dan Kabut
Impy Island
Flash
Jamuan Makanan
Impy Island
Novel
The Rugrats Theory
Impy Island
Novel
Impy Island
Impy Island
Flash
Orang Menyebalkan
Impy Island
Flash
12
Impy Island
Flash
Kebiasaan Buruk
Impy Island
Flash
Menjinakkan Naga
Impy Island
Flash
Nyanyian Sepi
Impy Island