Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Kapok!
4
Suka
9,876
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

"Sahur! Sahur!"

Aku dan teman-teman yang mungkin berjumlah sepuluh orang berteriak semangat sambil memukul bedug yang didorong dengan gerobak. Beberapa temanku membawa alat sendiri seperti panci dan centong, sedangkan aku membawa kecrekan dari tutup botol soda yang digepengkan.

Kami biasa berkeliling ke beberapa RT, melakukan hal mulia selama ramadhan, yaitu membangunkan sahur. Meskipun tak jarang kami mendapat teguran atau teriakan.

"Kira-kira, dong! Baru juga jam dua!" Seorang ibu-ibu dengan wajah kuyu mengangkat kepalan tangan tinggi-tinggi.

Beberapa rumah bahkan melempar rombongan kami dengan sendal.

"Emang kenapa, sih? Makin pagi kan makin bagus," elak temanku. 

"Makin berisik makin bagus!" Teman lain menimpali sambil tertawa. 

Kami tidak peduli teguran-teguran itu dan terus menjalankan tugas mulia kami. Suatu hari masjid melarang kami membawa bedug, tapi itu bukan penghalang. Panci dan centong masih bisa membuat suara yang merdu. Jangan lupa teriakan kami yang aduhai ini.

Suatu hari, langkah kaki tanpa sadar membawa rombongan kami ke TPU besar, atau biasa kami sebut kober. Saat itu mungkin pukul tiga pagi, kami ragu-ragu melangkahi TPU tersebut. Selain terbawa aura merinding dari kabut di sekitar, juga merasa kurang sopan saja mengganggu jasad-jasad di situ. Akan tetapi, temanku malah mencibir.

"Alah kita kan rame-rame, masa takut lewat kuburan!" katanya sebelum terkekeh.

"Bukannya takut, kan nggak sopan."

"Gak sopan gimana? Ini kan pekerjaan mulia. Kalian aja setan-setan juga mau sahur, hahaha!"

Ada beberapa penyangkalan, tapi banyak juga yang menyetujui untuk masuk kawasan TPU. Sampai akhirnya kami pun masuk bersama. Mulanya seruan kami pelan, tapi si provokator kembali berulah. Berteriak sangat lantang sampai yang lain pun meniru.

Belum ada beberapa langkah. Rombongan kami mendadak berhenti. Barisan paling depan membeku, menyebabkan macet di sisa rombongan. 

"Hey, kok berhenti?"

"Lanjut terus!"

Namun, tidak ada jawaban dari baris depan. Mereka membatu dengan kepala terdongak jauh. Aku pun ikut mendongak, penasaran dengan apa yang membuat mereka ternganga dengan wajah pucat begitu. Detik berikutnya wajahku pun ikut memutih, kelopak mataku melebar beberapa mili.

Kami dicegat oleh benda serupa pohon, tapi itu jelas bukan pohon. Warnanya putih keruh, menjulang sangat tinggi sampai seolah mmyentuh bulan. Entah bagaimana rupanya, karena kepalanya saja tidak terlihat. Sekonyong-konyong sosok itu berbalik dan merunduk, membuat kami semua serempak berteriak sekencang-kencangnya dan berhamburan ke segala arah.

Aku sendiri berlari ke sisi berlawanan, memacu kaki sekencangnya. Masa bodoh dengan teman-teman, atau pekerjaan mulia kami. Aku hanya ingin pulang, cuci muka, dan bersembunyi di kasur. Alat-alat dapur pun bergeletakan di sepanjang jalan menuju gerbang TPU, dan tidak ada yang mau mengakui milik masing-masing.

"Loh, nggak bangunin orang sahur lagi?" tanya ibuku keesokan harinya. 

Aku menggeleng mantap. Tidak akan lagi selama-lamanya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (4)
Rekomendasi dari Horor
Flash
Kapok!
Impy Island
Novel
Bronze
DENDAM DIBAYAR DENGAN KEMATIAN
Theresia Erni Damayanti
Novel
Bronze
Misteri Dendam Widuri
Jasmine23Pramestia
Cerpen
Bronze
Kutukan Keluarga Bagian II: Kembali
Nisa
Flash
Suara Hati
Yitro
Flash
Bronze
LAWON ( kain kafan 40 hari )
Okhie vellino erianto
Novel
Give Her a Fairness
ケジア
Novel
Bronze
JERAT IBLIS
Eirene Rens
Flash
Cerita Tentang Kedai Bakso
Mahaloha
Novel
Bronze
Penjara Sukma
Ravistara
Flash
Bronze
Hujan yang Sebentar
Afri Meldam
Cerpen
Alas Tilem
Samuel Fetz
Cerpen
Bronze
GAGAK DAN KUTUK
Bungaran gabriel
Novel
TUMBAL PENGGANTI
IndhieKhastoe
Novel
Komplotan Tidak Takut Hantu
Mohamad Novianto
Rekomendasi
Flash
Kapok!
Impy Island
Novel
Bronze
After Fair Ending (Phillip and Lillian)
Impy Island
Flash
Siapa Gadis Itu?
Impy Island
Flash
Sejatinya Dunia
Impy Island
Flash
Kebiasaan Buruk
Impy Island
Flash
Ikan
Impy Island
Flash
Persekongkolan Roh dan Malam
Impy Island
Flash
Year '39
Impy Island
Novel
Bronze
Goldwind Family
Impy Island
Flash
Nyanyian Sepi
Impy Island
Flash
Di Luar Jendela
Impy Island
Flash
Berlayar di Danau
Impy Island
Flash
Menjinakkan Naga
Impy Island
Novel
Saturday Class
Impy Island
Novel
The Rugrats Theory
Impy Island