Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Kekosongan si Bungsu
1
Suka
4,607
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kini ia tengah meratapi layar ponselnya dengan perasaan gundah akan kesepian. Tidak ada yang istimewa bagi si bungsu dari awal ia masuk Perguruan Tinggi semua terasa sama, hambar dan datar. Karma si bungsu nampaknya berjalan dengan baik, tiada teman yang mendekatinya ketika jati dirinya keluar secara natural. Sejak Senin lalu ia menunggu, menunggu, dan menunggu, ia sadari bahwa dirinya hanya butuh 'Pulang' walaupun tahu dia akan diberikan serentetan pertanyaan serta tips-tips untuk mendapatkan teman.

Si bungsu mulai gundah, apakah dia benar-benar terbiasa dengan rasa sepi atau sebaliknya merasa tidak terbiasa dengan rasa sepi. Hari demi hari ia lalui, tetangganya telah membicarakan 1000 topik sedangkan dirinya, nihil. Mereka menganggap si bungsu tidak pernah ada, mereka menganggapnya hanya sebagai figuran yang datang sebentar lalu pergi. Terkadang si bungsu merasa harus melarikan diri, tapi entah kemana? Kota yang dia injak bukanlah kota dirinya berasal.

Malangnya nasib si bungsu, tahun lalu ia telah di teror dan sekarang berdampak pada kehidupannya. Trauma itu merenggut keberanian si bungsu untuk menjelajah setiap bilik kota, merenggut keberanian dirinya untuk berjalan sendirian tanpa merasa kesepian. Ia merasa tidak aman berada dimanapun dan sensitif dengan banyak orang laki-laki.

Kasur-kursi belajar-kasur-kursi belajar, begitu seterusnya seakan-akan sudah seperti siklus kehidupannya di kos. Sungguh membosankan bagi si Bungsu didalam kandangnya yang selalu terbuka, namun tidak berniat untuk keluar dari zona nyaman. Terkadang ia berharap ada yang menariknya keluar dari zona nyaman, mengajaknya berpetualang dengan murah hati dan mengganti rasa jenuhnya dengan rasa semangat setiap hari, setidaknya itulah yang selalu didambakan oleh si Bungsu. Ia berharap ada yang mengetuk pintunya, mengajaknya berkenalan, berbincang-bincang di setiap kesempatan yang ada, dan berjalan-jalan bersama.

Hal sekecil dan sesederhana ini nyatanya kini tidak mudah didapatkan oleh banyak orang, terutama bagi orang yang merasakan hal yang sama seperti si bungsu. Menorehkan kenangan bahagia cukup sulit bagi si bungsu, semua adalah proses yang benar-benar harus ia cintai dan nikmati setiap saat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Jalan Keluar
Magwa Hanggara
Novel
Gold
Happiness is You
Bentang Pustaka
Novel
Gold
My First Make Up
Mizan Publishing
Flash
Kekosongan si Bungsu
Musrifah Anjali
Novel
Bronze
Seribu Surga Untuk Ibu
Esti Farida
Novel
Bronze
Perjaka Magrib ~Novel~
Herman Sim
Cerpen
Bronze
Hujan Musim Panas
Andi Ramdani
Novel
Bronze
Mbok Kirah
Atsuka D
Novel
Kembali ke Rahim
Faiz el Faza
Novel
Bronze
INDURASMI
Eka Rahmawati
Novel
Katastrofe
Him
Novel
Arjuna
Istuti
Novel
Bronze
My Little Lisa
Chris Aridita
Novel
Landak yang Tenggelam
Arief Pramudya
Novel
PADA LANGIT YANG BERKACA-KACA
Noy15
Rekomendasi
Flash
Kekosongan si Bungsu
Musrifah Anjali
Flash
Memori Pekat si Bungsu
Musrifah Anjali
Novel
PHOSPHENES
Musrifah Anjali
Flash
Si Bungsu Emas
Musrifah Anjali
Flash
Kemalangan si Bungsu
Musrifah Anjali
Flash
Kepunahan si Bungsu
Musrifah Anjali
Flash
Tamu si Bungsu
Musrifah Anjali