Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Kekosongan si Bungsu
1
Suka
4,436
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kini ia tengah meratapi layar ponselnya dengan perasaan gundah akan kesepian. Tidak ada yang istimewa bagi si bungsu dari awal ia masuk Perguruan Tinggi semua terasa sama, hambar dan datar. Karma si bungsu nampaknya berjalan dengan baik, tiada teman yang mendekatinya ketika jati dirinya keluar secara natural. Sejak Senin lalu ia menunggu, menunggu, dan menunggu, ia sadari bahwa dirinya hanya butuh 'Pulang' walaupun tahu dia akan diberikan serentetan pertanyaan serta tips-tips untuk mendapatkan teman.

Si bungsu mulai gundah, apakah dia benar-benar terbiasa dengan rasa sepi atau sebaliknya merasa tidak terbiasa dengan rasa sepi. Hari demi hari ia lalui, tetangganya telah membicarakan 1000 topik sedangkan dirinya, nihil. Mereka menganggap si bungsu tidak pernah ada, mereka menganggapnya hanya sebagai figuran yang datang sebentar lalu pergi. Terkadang si bungsu merasa harus melarikan diri, tapi entah kemana? Kota yang dia injak bukanlah kota dirinya berasal.

Malangnya nasib si bungsu, tahun lalu ia telah di teror dan sekarang berdampak pada kehidupannya. Trauma itu merenggut keberanian si bungsu untuk menjelajah setiap bilik kota, merenggut keberanian dirinya untuk berjalan sendirian tanpa merasa kesepian. Ia merasa tidak aman berada dimanapun dan sensitif dengan banyak orang laki-laki.

Kasur-kursi belajar-kasur-kursi belajar, begitu seterusnya seakan-akan sudah seperti siklus kehidupannya di kos. Sungguh membosankan bagi si Bungsu didalam kandangnya yang selalu terbuka, namun tidak berniat untuk keluar dari zona nyaman. Terkadang ia berharap ada yang menariknya keluar dari zona nyaman, mengajaknya berpetualang dengan murah hati dan mengganti rasa jenuhnya dengan rasa semangat setiap hari, setidaknya itulah yang selalu didambakan oleh si Bungsu. Ia berharap ada yang mengetuk pintunya, mengajaknya berkenalan, berbincang-bincang di setiap kesempatan yang ada, dan berjalan-jalan bersama.

Hal sekecil dan sesederhana ini nyatanya kini tidak mudah didapatkan oleh banyak orang, terutama bagi orang yang merasakan hal yang sama seperti si bungsu. Menorehkan kenangan bahagia cukup sulit bagi si bungsu, semua adalah proses yang benar-benar harus ia cintai dan nikmati setiap saat.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
My Home
Nur Irawati
Novel
Bronze
Justice
Sukma Maddi
Flash
Kekosongan si Bungsu
Musrifah Anjali
Flash
Demi Adil yang Sulit Diraih
Athar Farha
Novel
Gold
Alang
Republika Penerbit
Novel
Bronze
Kekasih Halu Jadi Nyata
sapriani
Novel
Paruh Dalu
Fitri F. Layla
Flash
Virus Cinta
Martha Z. ElKutuby
Cerpen
Bronze
Wanita Nakal
Sulistiyo Suparno
Novel
Rectify
Cloverbean
Novel
Gold
Snow White Merebut Kembali Kerajaan Kaspar
Bentang Pustaka
Novel
Rayla
Rivaldi Zakie Indrayana
Flash
AYAM JANTAN BERTELUR
Gusty Ayu Puspagathy
Novel
DENDAM (kau buat ibu kami menangis, kuhancurkan keluargamu)
Zainur Rifky
Novel
Re Me Re
Vika Lian Azizah
Rekomendasi
Flash
Kekosongan si Bungsu
Musrifah Anjali
Novel
PHOSPHENES
Musrifah Anjali
Flash
Memori Pekat si Bungsu
Musrifah Anjali
Flash
Si Bungsu Emas
Musrifah Anjali
Flash
Kemalangan si Bungsu
Musrifah Anjali
Flash
Tamu si Bungsu
Musrifah Anjali
Flash
Kepunahan si Bungsu
Musrifah Anjali