Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Nakula mengambil jaket dan mengenakan sepatunya. Ia menyalakan motor dan melaju meninggalkan pekarangan rumah. Hari ini Nakula merasa sangat baik, karena langit juga berwarna biru cerah. Ia mengendarai motornya dengan santai, berbelok menuju jalan yang lebih kecil. Sesuatu berwarna merah muda tergeletak di tengah jalan menangkap perhatian Nakula. Pecahan uang seratus ribu.
Kedua matanya melebar. “Wah, ini memang hari keberuntunganku!”
Nakula menghentikan motornya, bersamaan dengan seseorang yang datang dari arah berlawanan. Orang itu mengenakan kemeja putih, juga terhenti karena benda kecil tipis berwarna merah muda di tengah jalan. Nakula dan orang berkemeja putih, melihat satu sama lain dan uang itu secara bergantian. Situasi ini terasa sangat lama bagi Nakula. Ia menghitung sampai tiga puluh detik, pecahan seratus ribu di antara mereka dengan pergejolakan di dalam hati. Kalau dirinya hanya sendiri keadaannya tidak akan serumit ini. Kedua orang itu hanya bergeming dan bertatapan. Lantas si kemeja putih melajukan motornya, mengalah. Nakula turun dan mengambil uang itu.
Orang berkemeja putih mampir ke warung pinggir jalan. Ia membeli air mineral dan meneguknya sampai habis.
“Hhh, hari ini panas sekali.” gumamnya sambil mengibas-ngibas lehernya, menarik sedikit kerah kemeja.
Tidak berapa lama kemudian ia merasakan tepukan dibalik bahunya, diikuti kalimat “Dibagi dua saja uangnya, Mas.”