Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sedikit Waktu
0
Suka
4,669
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Hentikan, Lin!” sergah Dimas cemas.

“Tidak! Jangan coba-coba menghalangiku. Aku tidak sanggup lagi menahan semua ini.”

Lina berjalan mundur menjauhi Dimas yang berusaha mendekat. Tepat di belakangnya, hanya berjarak beberapa meter sebuah jurang menganga, siap menyambut kedatangannya.

Gurat kecemasan semakin tampak di wajah Dimas. Kedua kakinya terasa lemas, lututnya bergetar menahan tubuhnya yang semakin lemah. Dia pun terjatuh ke tanah yang dingin dan lembab. Angin malam bertiup memainkan rambut yang menutupi wajahnya yang tertunduk dalam rasa bersalah.

“Apakah harus berakhir seperti ini, Lin ?”

Dimas bergumam pelan nyaris tak terdengar. Sementara Lina membuang muka, jengah melihat ketidakberdayaan lelaki di depannya.

“Aku tidak akan begini jika kamu berani bertanggung jawab.”

Tak mau kalah, Lina berkata dengan lantang. 

“Tapi dia darah dagingku, Lin. Aku mohon jangan campakkan dia karena kebencianmu kepadaku. Aku mohon, beri aku waktu sedikit lagi agar bisa melunakkan hati ibu.”

Dimas memohon dengan wajah memelas berharap Lina akan berubah pikiran untuk tetap mempertahankan janin yang dikandungnya.

“Waktu? Kamu bilang sedikit waktu? Sampai kapan? Sampai perutku membesar, begitu? Hhh ... apa artinya sedikit waktu jika dengan waktu yang telah berlalu pun kamu tidak bisa berbuat apa pun. Sebagai lelaki, kamu itu terlalu lemah, Mas!"

Lina semakin meradang, dia tidak terima sikap Dimas yang menurutnya hanya ingin menang sendiri. Dalam sekejap mata Lina berbalik dan berlari kencang meninggalkan Dimas yang masih terduduk lemas. Sontak Dimas terkaget melihat reaksi Lina yang di luar dugaannya. Dia segera bangkit, berlari mengejar Lina yang semakin menjauh.

“Lin! Lina!” Dimas terus memanggil dengan panik.

Tiba-tiba dari arah berlawanan muncul cahaya yang sangat menyilaukan, Dimas terpaku di tempatnya berdiri. Sebuah hantaman keras menerpa tubuhnya dalam hitungan detik. Ia terpental, melambung ke udara, lalu terhempas di atas aspal. Darah segar mengucur. Semua menjadi gelap.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Lanjut Kak Othor☺️☺️
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Menjelang Magrib
Heri Winarko
Novel
Tak Sambat
Nuel Lubis
Flash
Sedikit Waktu
Cathalea
Novel
Bronze
Tuhan Yesus Menyembuhkan Luka Batinku
Asti Pravitasari
Flash
MERTUA VS MENANTU
M Fadly Hasibuan
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Flash
Bronze
Alquran Buat Maya
Herman Sim
Novel
Ganendra
Genie
Skrip Film
Ruang Rahasia Ibu
DMRamdhan
Flash
Bronze
Mengejar Cinta Paris
Herman Sim
Novel
Gold
SIRIUS SEOUL
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Stevie: Sebuah Catatan Remaja Biasa
Nadya Wijanarko
Novel
Bronze
I'm your Ribs
Linda Maulana
Novel
MetaMorphoo
Zaeni Dwi Octa Pitaloka
Novel
Bronze
Langit Sungsang
Karisma Fahmi
Rekomendasi
Flash
Sedikit Waktu
Cathalea
Novel
Bronze
Red Shoes Murderer
Cathalea