Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sedikit Waktu
0
Suka
4,738
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Hentikan, Lin!” sergah Dimas cemas.

“Tidak! Jangan coba-coba menghalangiku. Aku tidak sanggup lagi menahan semua ini.”

Lina berjalan mundur menjauhi Dimas yang berusaha mendekat. Tepat di belakangnya, hanya berjarak beberapa meter sebuah jurang menganga, siap menyambut kedatangannya.

Gurat kecemasan semakin tampak di wajah Dimas. Kedua kakinya terasa lemas, lututnya bergetar menahan tubuhnya yang semakin lemah. Dia pun terjatuh ke tanah yang dingin dan lembab. Angin malam bertiup memainkan rambut yang menutupi wajahnya yang tertunduk dalam rasa bersalah.

“Apakah harus berakhir seperti ini, Lin ?”

Dimas bergumam pelan nyaris tak terdengar. Sementara Lina membuang muka, jengah melihat ketidakberdayaan lelaki di depannya.

“Aku tidak akan begini jika kamu berani bertanggung jawab.”

Tak mau kalah, Lina berkata dengan lantang. 

“Tapi dia darah dagingku, Lin. Aku mohon jangan campakkan dia karena kebencianmu kepadaku. Aku mohon, beri aku waktu sedikit lagi agar bisa melunakkan hati ibu.”

Dimas memohon dengan wajah memelas berharap Lina akan berubah pikiran untuk tetap mempertahankan janin yang dikandungnya.

“Waktu? Kamu bilang sedikit waktu? Sampai kapan? Sampai perutku membesar, begitu? Hhh ... apa artinya sedikit waktu jika dengan waktu yang telah berlalu pun kamu tidak bisa berbuat apa pun. Sebagai lelaki, kamu itu terlalu lemah, Mas!"

Lina semakin meradang, dia tidak terima sikap Dimas yang menurutnya hanya ingin menang sendiri. Dalam sekejap mata Lina berbalik dan berlari kencang meninggalkan Dimas yang masih terduduk lemas. Sontak Dimas terkaget melihat reaksi Lina yang di luar dugaannya. Dia segera bangkit, berlari mengejar Lina yang semakin menjauh.

“Lin! Lina!” Dimas terus memanggil dengan panik.

Tiba-tiba dari arah berlawanan muncul cahaya yang sangat menyilaukan, Dimas terpaku di tempatnya berdiri. Sebuah hantaman keras menerpa tubuhnya dalam hitungan detik. Ia terpental, melambung ke udara, lalu terhempas di atas aspal. Darah segar mengucur. Semua menjadi gelap.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Lanjut Kak Othor☺️☺️
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Anak kolong
Eko Hartono
Novel
Bronze
Sang Veteran
Rahmi Susan
Novel
KURANJI LANTANG
Airin Ahmad
Novel
THE PAGEANT: Brain, Beauty, Bitchaviour
Ardhi Widjaya
Flash
Sedikit Waktu
Cathalea
Cerpen
Bronze
TELAGA DUKA
Mechamaru
Novel
Fool's Gold
Syafa Amelia
Novel
Bronze
Bus Kota Warna Merah (Cerpen Pilihan Editor#1)
Khairul Azzam El Maliky
Cerpen
Bronze
Pandanglah Langit Di Atas Sana, Maru!
Egi David Perdana
Novel
Bronze
Imperfection
Andieran
Novel
Bronze
Batu Selomita
YOHS SUWONDO
Novel
- REDLINE -
Sf_Anastasia
Novel
Bronze
Chaos
diannafi
Novel
Bronze
Solo Balapan
Herman Sim
Flash
BERBISIK UNTUK BERNAFAS
Yadani Febi
Rekomendasi
Flash
Sedikit Waktu
Cathalea
Novel
Bronze
Red Shoes Murderer
Cathalea