Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
“KU KIRA TELAH KU GAPAI CITA DAN CINTAKU
TERNYATA AKU BARU SAMPAI DI PERMULAAN
CITA-KU MASIH HARUS KU PERJUANGKAN
CINTA-KU MASIH HARUS KU TUNGGU
KEDUANYA KU IKAT DALAM DOA-DOAKU
PADA TITIK MULA INI, TERIMAKASIH”
Hari-hari berlalu, manusia tak lagi dapat berbalik ke belakang. Segala kebanggaan dan kesenangannya telah hilang. Duhai manusia, alangkah indahnya jika kita selalu dapat bersyukur untuk apa yang kita miliki sekarang dan ikhlas untuk apa yang telah berlalu. Kebanggaan tentang harta, tahta, dan segala keistimewaan dalam hidup yang mungkin sedang dititipkan pada kita, semuanya memiliki masa. Ada saat-saat semuanya diambil tanpa pemberitahuan terlebih dahulu oleh Yang Maha Memiliki dan Menguasai. Duhai manusia, lantas apakah yang tersisa pada diri ini selain tulang, daging, dan kulit. Perjalanan hidup telah sampai membawaku kepada banyak titik yang telah ku lalui, maka inilah titik mulaku.
Malam itu sungguh terang, tak biasanya bulan memancarkan cahaya seterang itu hingga langit malam pun tampak jelas diiringi bintang-bintang yang sesekali mengerlip seakan tersenyum dan ingin mengajakku bermain. Benda-benda langit yang Dia ciptakan sungguh memesona, walau berjarak jauh antara bumi dan langit, tapi sungguh terasa dekat bak air laut yang bersanding dengan pasir pantai.
Hhhh... *aku menghela nafas panjang* lagi-lagi aku harus pulang selarut ini, semilir angin dingin merasuk menembus yurongfu (jaket hangat)-ku. Tidak terasa aku sudah hampir dua tahun di tanah rantau ini, banyak sekali hal yang tidak pernah ku sangka akan terjadi di hidupku yang, uhm…yang menurutku datar dan sangat biasa saja ini. Berjalan menyusuri jalan malam tiba-tiba membawa pikiranku terbang ke kehidupanku tujuh tahun lalu, pertanyaan-pun muncul di dalam benak-ku,
“Bagaimana jika dahulu aku lebih memilih dia daripada Dia?”,
“Oh Tuhan, apa-apaan aku ini, sudah banyak tahun-tahun berlalu, kenapa otakku tetap saja terpaut ke orang itu, apa karena perasaan bersalah yang sepertinya sudah berkarat di hati yang selalu membuat salah satu bagian di otakku, hippocampus, memunculkan kembali memori tetangnya.”
Tiba-tiba langkahku terhenti, ya, aku sudah sampai di "rumah"-ku, sejujurnya aku tidak tahu lagi apa itu artinya rumah, bagi aku yang sudah lama tak pernah menetap, setiap atap yang menampungku akan ku sebut rumah, setidaknya karena itu menghalangi hujan dan badai untuk menyentuhku.
"Kau pulang selarut ini?"
"Ya, bahkan biasanya lebih larut" jawabku
"Jangan pulang malam-malam lagi ah, gak baik untuk perempuan, entar kalau di jalan ada apa-apa, bagaimana?"
Hhhh...*aku menarik nafas dalam-dalam*
"Tapi aku tidak punya pilihan lain, ini adalah hal yang harus aku lalui, buah dari pilihan-ku sendiri"
"Yasudah, sana bersih-bersih lalu istirahat, jaga kesehatan, jangan sampai sakit di tempat orang..."
"OK, bu, you too. Jaga kesehatan selalu, salam untuk ayah"
Setelah mengucapkan salam akhirnya aku mengakhiri pembicaraan lewat telepon seluler itu. Ya, setiap malam ibu selalu menelepon ku, entah hanya sekedar bertanya kabar atau sibuk meng-update informasi tentang orang-orang di sekitarnya.
**Yurongfu (Chinese)
**Hippocampus (Salah satu bagian otak yang bentuknya seperti kuda laut, dimana salah satu fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan memori jangka panjang atau ingatan-ingatan yang berkaitan dengan masa lalu)