Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
DRAMAMU
3
Suka
4,592
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

DRAMAMU

Aku menatap matanya yang menatapku tajam pula. Pada dasarnya mata itu memang bersorot tak begitu ramah pada setiap orang. Alisnya yang menukik, dan tebal membuatnya terlihat begitu galak. Aku tidak menyangkal kalau dia memang terlihat begitu dingin ketika marah. Tapi percaya atau tidak dia itu orang yang begitu lembut sebenarnya, aku mengenalnya dengan baik.

Dia duduk tepat di hadapanku dengan bersikukuh bertahan dalam kebisuannya.

“Kamu itu kenapa sih? Masalah begini diributkan lagi?” 

“Masalah begini saja katamu? Aku itu peduli loh Ben, aku itu nunggu kabar dari kamu! Aku itu khawatir loh Ben kalau kamu nggak bales- bales chat aku!” Bibir tipis itu berucap dengan panjang.

“ Oke! Oke! Maaf! Aku tapi kan udah bilang aku ada urusan Din, aku ada tamu dan handphoneku juga ditinggal dikamar. Urusanku itu bukan hanya pegang handphone dan bales chat kamu aja!” ucapku kesal.

“ Oh gitu? Ya udah maaf, tapi, kita nggak bisa lanjutin hubungan kita lagi, kalau begitu.” 

Rasanya hari itu tidak mendung sama sekali, tapi ucapan Dina itu seketika membuatku tertegun dikursi. Bukan sekali kami bertengkar dan berakhir memutuskan hubungan. Tapi kali ini hanya karena masalah aku yang telat memberi kabar, dia memutuskan hubungan. Dina mendorong kursinya ke belakang dan mengangkat tas kecilnya, beranjak hendak pergi.

“ Din, kita udah sering banget bahas soal ini, udah 5 tahun kita bareng, jangan cuma karena masalah ini kita putus” aku menarik pergelangan tangannya.

“ Iya, tapi, maaf aku nggak bisa lanjutin lagi Ben” dia melepaskan tanganku dari pergelangannya dan pergi begitu saja.

Tidak menyangka hari itu, pertengkaran saat itu, akan berakhir dengan kandasnya hubungan kami. Lagi dan lagi keputusan dasar emosi dia ambil. Padahal, baru berapa hari sebelumnya aku dan dia membicarakan hubungan kami untuk berlanjut ke arah yang lebih serius. Karena pertengkaran ini bukan pertama kalinya, sebelumnya pun sama, tapi tidak sampai terucap kata-kata itu dari dia dan aku. Aku telah meminta maaf dan menjelaskan, aku bahkan meminta pengertian padanya untuk tidak terlalu memperbesar masalah seperti ini. Katanya dia mengerti dan akan belajar untuk lebih sabar. Tapi, kali ini dia bertindak jauh sekali sepertinya. 

Setelah beberapa minggu dari hari, itu dimana perasaan dan emosiku dihancurkan, aku mencoba membangun dan menata kembali semuanya. Aku bahkan sempat mencoba menghubunginya dan mencoba memperbaiki hubunganku dengan Dina. Tapi, sore ini aku cukup terkejut ketika undangan pernikahan tertuju atas namaku diantar oleh Seno, salah satu teman satu sekolahku dan Dina.

“Mantan lu nikah, tanggal resepsi nya ada di undangan, baca aja. Dateng ya, bareng gue” ucap lelaki itu menyerahkan undangan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Aku Tidak Sedang Menulis Cerita Ini Saat Ia Tertembak Kepalanya
Restu Ashari Putra
Flash
DRAMAMU
Ragel
Novel
Bronze
ZAIRA
Malini
Novel
Gold
Bising
Bentang Pustaka
Novel
Bank(rut) Syariah
Dania Oryzana
Novel
Bronze
The Pianist
Luluk Mujiati☑️
Novel
Bronze
Diary Seorang Gadis Tunarungu
winda aprillia
Flash
Bronze
JAKARTA
Deeta Pratiwi
Flash
Aku Tak Ingin Mati Seperti Ini
Rafael Yanuar
Novel
The Carrot Can Fly
Yesno S
Novel
Bronze
Ditunggu Tuhan
Herman Sim
Komik
Bronze
Teman Lama, Meja Bermuka Masam
Mujiyono Sutarno
Flash
Harmonika Tua
Sugiadi Azhar
Novel
MENUNTUN CINTA
Aries Supriady
Novel
Gold
The Salad Days
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Flash
DRAMAMU
Ragel
Novel
Bronze
Jingga dari Fajar
Ragel