Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
EMPAT KATA
95
Suka
15,108
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Mau ngomong apa sih?”

Empat kata, meluncur santai dari mulutmu.

Tubuhku langsung dingin. Di perjalanan tadi, aku memang kehujanan. Tapi, kurasa bukan itu penyebabnya.

“Hmm, gini…,”Aku memulai. “Pertama, jangan marah ya kalo nggak suka sama apa yang gua omongin.”

Keningmu mengerut. Sorotmu penuh tanya.

“Kedua, kalo nggak mau, nggak apa. Anggap aja omongan ini nggak pernah ada.”

Mukaku mendadak panas. Sekarang atau tidak selamanya. Meskipun aku tahu setelah ini, rasa panas yang sudah sampai leher akan merembet sampai ujung kaki. Seperti satu kampung yang kebakaran karena satu pemicu absurd. KORSLET.

“Gua, suka sama lu.”

Empat kata dariku, meluncur gemetar lalu tersuruk mengenaskan.

Tawamu sontak meledak hingga tubuhmu menandak nandak. Tersedak sedak kau terbahak, persis orang kesurupan.

Aku tertunduk menyesal. Seharusnya, semua ini terjadi di malam minggu, di sebuah café mahal, dalam temaram cahaya lilin dan alunan musik jazz. Kau dengan gaun malam favoritmu dan aku dengan setelan jas terbaikku. Hanya kita berdua, dilatari gemerlap lampu kota.

Semua ini malah terjadi di malam jumat, dalam keramaian foodcourt mall yang disaput benderang fluorescent. Musik aneka genre bermain di latar, campur aduk dengan pengumuman anak hilang dan info midnight sale. Kau dalam balutan t-shirt belel favoritmu, sedangkan aku dalam setelan kantor yang kuyup diguyur hujan. Dan jelas kita tidak hanya berdua. Serombongan teman yang kau bawa, kini berkerumun berisik dua meja jauhnya, membahas bisnis berprospek yang sedang kalian rintis. 

“Ya, gimana ya,” Kau buka suara.

Aku membeku, menunggu vonis.

“Masalahnya, gua biasa aja.”

Empat kata darimu. Singkat, padat, menghantam.

Kobaran di sekujur tubuhku, langsung padam. Aku buang pandang. Satu menit penuh kita terdiam, salah tingkah.

“Yah," Aku memecah keheningan,"yang penting sekarang, gua udah tau jawabannya.”

Lagi-lagi, kau mengikik geli, entah apa yang lucu di sini.

“Kita,...masih temen kan?”tanyaku tanpa semangat.

“Ya, iya lah!” Kau tergelak.

Aku memaksa diri ikut tertawa, meski hatiku nelangsa.

Btw, pernah denger MLM?” Kau bertanya, mendadak sibuk merogoh tas. Sebuah komputer tablet keluar dari sana, disusul tak lama kemudian oleh slide presentasi digital yang mengalir lancar di layar. Berapi-api kau menjelaskan, sementara aku hanya setengah mendengarkan.  

"Gimana? Menarik kan bisnisnya?" Matamu berbinar.

"Ya, gimana ya," Bibirku melengkung.

Kau membeku, menunggu vonis.

"Kayaknya, biasa aja tuh."

Empat kata dariku. Singkat, padat, menghantam.

Binar di matamu langsung padam.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
sangat relate. aku percaya banyak yang ngalamin kejadian serupa di flash ini. Atau author nya ngalamin juga? 😁🙏
Asa
Cerpen yang sungguh singkat, padat dan menghantam!
@khmarpa2021 : 😂😂😂 makasih loh
Telak dan ber-sahaja! Dia pasti merah padam. 😆 so sweet, Brader
@dibatezal : Iya.haha 😂😂😂
@nokida : Halo kak! Makasih sdh mampir 🙏😁
Haha...empat kata yg menghujam
@evayunita : Terima kasih 🙏😁
selamat KK 😍
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Virgo
Chelsea Harinda Putri
Novel
Bronze
Arca, Alien, dan Bunga Daisy
Deasy Wirastuti
Flash
EMPAT KATA
Januard Benedictus
Novel
Bronze
PILIHAN ( kehidupan membuatku belajar)
Jast name
Novel
Matahari Bulan April
Yafi Ghina Qolbiya
Novel
Kumpulan Cerita Anak
Rifan Nazhip
Novel
Bukan Salah Ibu
Hardy Zhu
Skrip Film
Seekor Sahabat
Diaksa Adhistra
Flash
Bronze
Perahu Tanpa Dayung
Herman Sim
Flash
Jika Pepaya Bisa Ngomong...
Shabrina Farha Nisa
Novel
Pena Antik. The Four Steps of Love
Setyawan Lam
Novel
You're Mine
Arinaa
Novel
Bronze
Namaku Susan
Johanes Gurning
Flash
Bronze
Beruang Lapar
Sulistiyo Suparno
Novel
Setia
Erna Surya
Rekomendasi
Flash
EMPAT KATA
Januard Benedictus
Flash
CHEERS!
Januard Benedictus
Novel
UNIT 721
Januard Benedictus
Novel
Love in Paradise
Januard Benedictus
Flash
SARAH
Januard Benedictus