Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
KoiN
3
Suka
4,988
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Masih tak bersuara, Nara sama sekali belum mengucapkan satu-dua kalimat. Selayaknya tidak mau menghancurkan keheningan, ia bergeming di tempat. Langitnya sedang terlelap, sekian kali melewatkan jam pelajaran terakhir demi menemui mimpi. Kelopak terpejam menyembunyikan sepasang iris hitam. Nara menyangga wajah dengan telapak tangan, tatapannya memandang Langit tiada ekspresi.

Empat puluh lima menit setelah bel pulang berdering. Kelas IPA-1 telah kosong tanpa diisi oleh siswa-siswi, mereka sudah terlebih dahulu pergi menuju rumahnya masing-masing. Menyisakkan dua sejoli bersahabat sedari kecil itu-Nara-Langit di satu ruangan tanpa merasa risih-terganggu, disebabkan seisi kelas sudah tahu betapa begitu dekatnya mereka berdua berinteraksi.

Jemari Nara terulur menyentuh setitik helaian rambut Langit yang terhembus angin segar, kala itu, kelopak Langit yang terpejam segera memperlihatkan isinya. Memperlihatkan sudut gelapnya angkasa yang tak tersinari matahari melalui dua warna netra hitam. Langit menggenggam jemari Nara bersama senyum lebar lainnya, "Sori, hari ini gue ketiduran lagi ya."

Nara menggerakkan telapak tangan beralih mengusap halus rambut Langit, membiarkan tekstur rambut lelaki itu sedikit menggores ringan kulitnya. "Kita pulang."

"Oke Nona Nara~!" Langit menyahut semangat, yang bila digambarkan dalam buku bergambar terlihat kerlingan silau di sekelilingnya. Pemuda itu memang begitu, ia adalah pusat yang mudah menarik orang-orang untuk memperhatikannya. Selayaknya matahari menarik setiap planet mengikuti rotasinya. Matahari-si pusat kehidupan.

"Jangan panggil gue begitu."

Langit yang sedang membereskan barang-barangnya di kolong meja, untuk dimasukkan ke dalam tas, mengangkat kepala bingung. "Lo bilang apa tadi?"

Nara tidak pernah mengeluh untuk selalu mengulang perkataannya, "Gue bilang jangan panggil gue Nona."

"No! Ra kita sahabatan udah berapa lama sih? Kenapa gue nggak boleh panggil Nona Nara!"

Dia Langit Angkasa, si lelaki penyandang tuna rungu, sahabat akrab seorang Nara Danastri. Sudahkah Nara menceritakannya? Ah, kita akan sedikit membahas mengenai kecacatan pendengaran Langit Angkasa. Tidak, Langit, tidak benar-benar kehilangan fungsi pendengarannya, kedua telinga Langit hanya setengah kehilangan fungsi seperti orang normal pada umumnya.

Kala itu, pada kelulusan SMP setelah Langit menetapkan lanjutan SMAnya, ia mengalami demam tinggi selama dua minggu. Nara tidak diperbolehkan berkunjung akibat ditakutkan demam Langit akan menular padanya. Saat pada akhirnya kedua mata Langit membuka bersama kain hangat di dahi, tak ada lagi suara jam berdetik maupun suara kipas angin berputar. Segalanya terasa sunyi bersama kamar pengap minimalis lelaki itu. Sendirian dan kesepian.

"Tuli mendadak ya." Dokter itu berbicara sembari menggenggam hasil pemeriksaan Langit Angkasa.

"Saya belum yakin demam penyebabnya, dan gejalanya berlangsung selama dua minggu." Dia menjelaskan, memberitahu perlahan-lahan hipotesisnya pada Langit dan Ibu kandung Langit.

"Kalau begini saya rasa pendengarannya tidak akan kembali normal. Mulai sekarang dia akan membutuhkan alat bantu dengar."

Nara menundukkan pandangan, saat langkahnya terhenti bersama Langit yang berjongkok mengikatkan tali sepatunya. Perempuan itu setengah sadar dari lamunan, baru menyadari bahwa ikat sepatunya tak tersambung dengan benar. Langit yang terlebih dahulu tahu akan lepasnya tali sepatu Nara membantu sang sahabat, meski Nara tidak terlalu memperhatikkan. Setelah benar-benar terikat Langit menengadah, pandangan mereka bertemu, Nara berbisik menuturkan kalimat, "Makasih."

Langit tersenyum, "Enggak masalah." Telinga Langit memang terpasang alat bantu dengar. Lelaki itu merangkul jemari Nara merangkumnya dalam kehangatan. "Ayo kita pulang Nara."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
romantis banget. sweet. 🤗
Cieeee 🥰
Rekomendasi dari Romantis
Flash
KoiN
Art Fadilah
Novel
Bronze
EDELWEIS
WAHYU SYAH PUTRA
Novel
Papa dan Ayah
princess bermata biru
Novel
Wira
Nazarulloh R
Novel
Bronze
The Privacy
Daniella Jeslynn
Novel
Bronze
Kisah Cinta Terunik Indonesia (KCTI)
Al Mueda Data
Novel
Sepertiga Waktu Dalam Rasa Rindu
Alfan Hasanah
Novel
Bronze
Akhirnya Jadian
Rahmatika Yuniarti
Novel
Bronze
Al Kahfi Land 1 - Menyusuri Waktu
indra wibawa
Novel
Gold
Brisbane
Mizan Publishing
Novel
AMERTA
Nisya Nur Anisya
Novel
Demon's Complicated Love
mikaji Al daufan
Novel
Gold
Friend Zone Alert
Bentang Pustaka
Novel
Yang Tak Fana Adalah Cinta
Anditya
Cerpen
Bronze
Korslet (Kisah Seputar Kopi dan Resleting)
DMRamdhan
Rekomendasi
Flash
KoiN
Art Fadilah
Flash
MAMA
Art Fadilah
Cerpen
Naive
Art Fadilah
Novel
Peti Uang
Art Fadilah
Novel
Darkpunzel
Art Fadilah
Cerpen
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Flash
Aruna Mengerti
Art Fadilah
Flash
Banjir yang Tidak Jadi Datang
Art Fadilah
Flash
Hujan dan Bunga
Art Fadilah
Flash
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Flash
Kedamaian di Dalam Air
Art Fadilah
Flash
Empati Sederhana
Art Fadilah
Flash
ToxiC
Art Fadilah
Flash
Atensi
Art Fadilah
Flash
KoiN 2
Art Fadilah