Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
KoiN
3
Suka
4,903
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Masih tak bersuara, Nara sama sekali belum mengucapkan satu-dua kalimat. Selayaknya tidak mau menghancurkan keheningan, ia bergeming di tempat. Langitnya sedang terlelap, sekian kali melewatkan jam pelajaran terakhir demi menemui mimpi. Kelopak terpejam menyembunyikan sepasang iris hitam. Nara menyangga wajah dengan telapak tangan, tatapannya memandang Langit tiada ekspresi.

Empat puluh lima menit setelah bel pulang berdering. Kelas IPA-1 telah kosong tanpa diisi oleh siswa-siswi, mereka sudah terlebih dahulu pergi menuju rumahnya masing-masing. Menyisakkan dua sejoli bersahabat sedari kecil itu-Nara-Langit di satu ruangan tanpa merasa risih-terganggu, disebabkan seisi kelas sudah tahu betapa begitu dekatnya mereka berdua berinteraksi.

Jemari Nara terulur menyentuh setitik helaian rambut Langit yang terhembus angin segar, kala itu, kelopak Langit yang terpejam segera memperlihatkan isinya. Memperlihatkan sudut gelapnya angkasa yang tak tersinari matahari melalui dua warna netra hitam. Langit menggenggam jemari Nara bersama senyum lebar lainnya, "Sori, hari ini gue ketiduran lagi ya."

Nara menggerakkan telapak tangan beralih mengusap halus rambut Langit, membiarkan tekstur rambut lelaki itu sedikit menggores ringan kulitnya. "Kita pulang."

"Oke Nona Nara~!" Langit menyahut semangat, yang bila digambarkan dalam buku bergambar terlihat kerlingan silau di sekelilingnya. Pemuda itu memang begitu, ia adalah pusat yang mudah menarik orang-orang untuk memperhatikannya. Selayaknya matahari menarik setiap planet mengikuti rotasinya. Matahari-si pusat kehidupan.

"Jangan panggil gue begitu."

Langit yang sedang membereskan barang-barangnya di kolong meja, untuk dimasukkan ke dalam tas, mengangkat kepala bingung. "Lo bilang apa tadi?"

Nara tidak pernah mengeluh untuk selalu mengulang perkataannya, "Gue bilang jangan panggil gue Nona."

"No! Ra kita sahabatan udah berapa lama sih? Kenapa gue nggak boleh panggil Nona Nara!"

Dia Langit Angkasa, si lelaki penyandang tuna rungu, sahabat akrab seorang Nara Danastri. Sudahkah Nara menceritakannya? Ah, kita akan sedikit membahas mengenai kecacatan pendengaran Langit Angkasa. Tidak, Langit, tidak benar-benar kehilangan fungsi pendengarannya, kedua telinga Langit hanya setengah kehilangan fungsi seperti orang normal pada umumnya.

Kala itu, pada kelulusan SMP setelah Langit menetapkan lanjutan SMAnya, ia mengalami demam tinggi selama dua minggu. Nara tidak diperbolehkan berkunjung akibat ditakutkan demam Langit akan menular padanya. Saat pada akhirnya kedua mata Langit membuka bersama kain hangat di dahi, tak ada lagi suara jam berdetik maupun suara kipas angin berputar. Segalanya terasa sunyi bersama kamar pengap minimalis lelaki itu. Sendirian dan kesepian.

"Tuli mendadak ya." Dokter itu berbicara sembari menggenggam hasil pemeriksaan Langit Angkasa.

"Saya belum yakin demam penyebabnya, dan gejalanya berlangsung selama dua minggu." Dia menjelaskan, memberitahu perlahan-lahan hipotesisnya pada Langit dan Ibu kandung Langit.

"Kalau begini saya rasa pendengarannya tidak akan kembali normal. Mulai sekarang dia akan membutuhkan alat bantu dengar."

Nara menundukkan pandangan, saat langkahnya terhenti bersama Langit yang berjongkok mengikatkan tali sepatunya. Perempuan itu setengah sadar dari lamunan, baru menyadari bahwa ikat sepatunya tak tersambung dengan benar. Langit yang terlebih dahulu tahu akan lepasnya tali sepatu Nara membantu sang sahabat, meski Nara tidak terlalu memperhatikkan. Setelah benar-benar terikat Langit menengadah, pandangan mereka bertemu, Nara berbisik menuturkan kalimat, "Makasih."

Langit tersenyum, "Enggak masalah." Telinga Langit memang terpasang alat bantu dengar. Lelaki itu merangkul jemari Nara merangkumnya dalam kehangatan. "Ayo kita pulang Nara."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
romantis banget. sweet. 🤗
Cieeee 🥰
Rekomendasi dari Romantis
Flash
KoiN
Art Fadilah
Cerpen
Bronze
Jangan Cemburu
Diyah Ayu NH
Flash
Mawar Dark Crimson
Ayu Anggun
Cerpen
Bronze
Cinta yang Bermula dari Toilet
Nuel Lubis
Novel
Bronze
Closer, Later
windra yuniarsih
Flash
Bronze
Intuisi
Kaylasyifa Azzahrie
Novel
Bronze
Side By Side
Tania
Novel
Gold
Hope
Noura Publishing
Cerpen
Bronze
Aisah
Khairul Azzam El Maliky
Novel
ARSHERA
Ayu Setya Rini
Novel
CINTA 1/2 MATENG
Jessy Anggrainy Rian
Novel
Gold
Ayesha
Noura Publishing
Cerpen
Bronze
Jatuh Cinta dengan Pak Polisi
Dewi Agustin
Novel
Gold
Incredible Love
Mizan Publishing
Novel
Airlangga Romance in Highschool
Tari Oktavian
Rekomendasi
Flash
KoiN
Art Fadilah
Novel
Darkpunzel
Art Fadilah
Flash
ToxiC
Art Fadilah
Novel
Peti Uang
Art Fadilah
Flash
Kedamaian di Dalam Air
Art Fadilah
Flash
Aruna Mengerti
Art Fadilah
Flash
MAMA
Art Fadilah
Cerpen
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Flash
Banjir yang Tidak Jadi Datang
Art Fadilah
Flash
Perempuan Evolusi
Art Fadilah
Flash
Mereka Menyebutnya Pemeran Antagonis
Art Fadilah
Flash
KoiN 2
Art Fadilah
Flash
Empati Sederhana
Art Fadilah
Flash
Monster1024
Art Fadilah
Flash
Naive
Art Fadilah