Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Uang berdarah
4
Suka
4,503
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Cerita ini santer terdengar di suatu daerah. Kamu tidak boleh sembarangan mengambil uang yang tergeletak di jalan. Bisa jadi itu adalah uang berdarah.

Sore hari menjelang maghrib Supriadi memutuskan untuk kembali ke rumah saudaranya. Sebelumnya tadi Supriadi habis dari pasar. Di pasar ia membantu saudaranya berjualan di toko sanggul. Supriadi yang baru tamat SMK sudah dua bulan membantu saudaranya berjualan. Daripada di rumah menjadi pengangguran dan mau kuliah pun tidak sama sekali ada biaya, begitu pikirnya.

Supriadi disuruh pulang duluan kerumah karena saudaranya masih ada urusan di tempat lain. Saat berjalan kaki, Supriadi kehausan di jalan. Ia cuma bisa menelan ludah karena tidak membawa uang. Memang, ia jarang membawa uang kontan di kantongnya. Takut jadi boros, katanya. Supriadi mengandalkan makan dan minum dari saudaranya. Uangnya, ia tabung untuk biaya kuliah.

"Ah nanti saja minum di rumah," kata Supriadi. Jarak ke rumah saudaranya masih tiga kilo meter lagi. Supriadi menendang nendang batu kecil untuk mengalihkan perhatiannya.

Di ujung pasar Supriadi melihat ada uang yang tergeletak cuma dua meter didepannya. Beberapa orang melewati uang itu tanpa memperhatikan. Supriadi berjalan cepat dan langsung menginjak uang itu lebih dahulu. Lalu wangi yang aneh tercium ke hidung Supriadi. Ia melirik kiri dan kanan memastikan situasi aman. Ada bapak bapak setengah baya yang ternyata terus memperhatikan Supriadi. Supriadi mengurungkan niatnya mengambil uang itu. Ia diam untuk sementara waktu sambil menginjak uang incarannya.

Bapak itu mendekati Supriadi. Ia melihat Supriadi dari atas sampai bawah. Situasi itu membuat Supriadi tidak nyaman.

"Kenapa pak?"

"Kamu tadi lihat uang di sekitar sini?"

"Ngg ... Anu. Uang apa yah pak?"

"Kalau kamu lihat uang itu, kamu harus hati hati. Itu uang berdarah."

"Hah?"

"Uang berdarah, Uang tumbal. Kamu mungkin masih baru disini makanya tidak tahu ceritanya. Tapi orang disini sudah tahu semua. Pokoknya hati hati. Saya cuma mau kasih tahu itu saja," Kata bapak itu.

"Saya tidak lihat ada uang pak."

Bapak itu terdiam sebentar dan menatap Supriadi.

"Yang penting saya sudah kasih tahu. Saya tidak tanggung jawab kalau terjadi sesuatu." Bapak itu pergi meninggalkan Supriadi.

Supriadi bukan orang yang percaya mitos. Ia mengangkat kakinya dan mengambil uang itu. Ada dua lembar seratus ribu. Mata Supriadi berbinar binar. Dari belakang Supriadi ada mobil pick up yang mengebut dan hampir menyerempetnya. Untung saja Supriadi menghindar. Ia kali ini selamat dari marabahaya. Lalu Supriadi dengan hati yang girang pulang kerumah saudaranya.

Supriadi sudah sampai di depan rumah. Dari tadi ia merasakan punggung nya berat dan badannya seperti remuk semua. Ia membentangkan uang yang tadi diambilnya. Ada noda darah di permukaan uang itu. Supriadi semakin lelah. Ia memutuskan untuk istirahat sebentar di teras. Saking lelahnya ia pun terlelap.

Jam sembilan malam saudara Supriadi Pulang. Ia melihat Supriadi tertidur. Ia membangunkan Supriadi agar masuk kedalam, tetapi tidak di respon. Ia memanggil Supriadi berkali kali tetapi tidak ada jawaban. Saudaranya lalu menggoyangkan badan Supriadi, tetapi Supriadi tetap tidak bangun. Ia memegang badan Supriadi. Kulit Supriadi sudah dingin seperti orang mati. Saudara Supriadi panik lalu memanggil para tetangga. Tetangga terus berdatangan melihat Tubuh Supriadi yang meregang nyawa.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Flash
Uang berdarah
Bungaran gabriel
Flash
Di Tepi Kawah Saweri
Anjrah Lelono Broto
Novel
DARAH DENDAM
Trajourney
Novel
Gold
Fantasteen: Lost and Found
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Diatas Tanah Setan
Herman Sim
Novel
Gold
Rumah Teteh
Mizan Publishing
Flash
Kursi tertawa
Bungaran gabriel
Novel
Pukul Satu
Azia Fadila Madani
Flash
Bronze
Sehidup, Semati
Shabrina Farha Nisa
Novel
Gold
Fantasteen Haunted School
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Nicholas: The Tragedy
Stella Yuliani Tse Xie Ting Lian
Novel
Gold
Fantasteen Ghost Dormitory in Vienna
Mizan Publishing
Cerpen
Sekar Arum
LaVerna
Novel
Bronze
ALONE~Novel~
Herman Sim
Cerpen
Bronze
Tulang Kelinci
Khairul Azzam El Maliky
Rekomendasi
Flash
Uang berdarah
Bungaran gabriel
Flash
Kursi tertawa
Bungaran gabriel
Novel
Bronze
Sekolah petarung
Bungaran gabriel
Flash
Bronze
Salam untuk Ikhlas
Bungaran gabriel
Flash
Lapar
Bungaran gabriel
Novel
Bronze
Tanah orang hilang
Bungaran gabriel
Flash
Ayam kampus
Bungaran gabriel
Flash
Hadiah
Bungaran gabriel
Flash
Badut ulang tahun
Bungaran gabriel
Novel
Loja
Bungaran gabriel
Flash
Superhero Baru
Bungaran gabriel
Flash
This valentine
Bungaran gabriel
Flash
Hei bro!
Bungaran gabriel
Flash
Hujan
Bungaran gabriel
Flash
Teman baik
Bungaran gabriel