Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Kembalinya Theresia
2
Suka
4,697
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku terkejut mendapatinya berdiri di balik daun pintu, setelah salamnya kujawab.

"Umi Atun?"

Dia langsung menyalami punggung tanganku lantas mencium beberapa detik. Delapan belas tahun silam, rumah petak ini sangat ramai dikerubungi bocah, kursi jati di ruang tamu terpaksa diletakkan ke teras setiap sore agar muat menampung anak-anak muridku belajar ngaji.

Theresia paling unggul di antara tiga puluh teman ngajinya.

"Umi, aku duluan ya yang hafalan!"

Gadis cilik bermata belo tak henti menatap plafon, suara melengkingnya fasih murojaah surat An-Naba'.

"Umi, gimana kabarnya? Tempat ini masih sama ya mi."

"Alhamdulillah, Nak, Baik."

Theresia kubiarkan sejenak bernostalgia memandang frame foto lawas dekat bufet. Kampung Melinting dikenal sebagai kampung santri, tetapi semua konten yang Theresia buat seolah dia tidak pernah lahir dan besar di sini.

Kini karir selebgramnya tercoreng, Theresia menerima ribuan caci maki, banyak televisi yang memblacklistnya dari beragam acara, belum lagi pihak-pihak yang melaporkannya atas dugaan ujaran kebencian.

"Diminum, Nak!" Suguhan teh hijau hangat kubawa dari dapur.

Wanita muda dengan kain kerudung yang di selempang ke bahu itu menoleh. Kesedihan membungkus wajah yang semula ceria. Air matanya berjatuhan seperti daun jati tertiup angin muson timur.

"Ada yang bisa Umi bantu, Nak?"

Sebuah simpul senyum kembali muncul di antara kedua pipi yang basah, dia memberikan foto monochrome ukuran lima kali tujuh.

"Kita shalat bukan untuk diri kita sendiri, tapi untuk bersyukur, mendoakan orang tua, dan menjaga keberkahan umur"

Warga kampung sini kenal mendiang Ustadzah Sisri dengan baik, aku juga mengenal gaya tulisan latin di belakang foto ini. 

"Umi, maukah Umi mengajari saya shalat lagi? "

Suara parau Theresia bagaikan hujan deras yang membuat semua anak-anak muridku berteriak kegirangan.

"Tentu, Nak. Umi pasti akan mengajarimu!" Aku mengusap pipinya. Ustadzah Sisri, Theresia kecilmu telah kembali.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Kembalinya Theresia
Binar Bestari
Novel
Gold
Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia
Noura Publishing
Novel
FII AMANILLAH
Husnulispedia
Flash
Bronze
Ulangan Online
Dzakayfat Aizawa
Novel
Gold
Menemukan Soulmate Pilihan Allah
Noura Publishing
Novel
Gold
Beasiswa di Telapak Kaki Ibu
Mizan Publishing
Novel
Teruntuk Hamba Allah
Setya Kholipah
Novel
Bronze
Rossa: Rembulan di Balik Kabut
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Gold
Iblis Tidak Butuh Pengikut
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Sekisah tentang Mualim dengan Fatimah
Andriyana
Flash
Filosofi Rokok
Sukini
Cerpen
Bronze
Moirai, Tiga Takdir
Vitri Dwi Mantik
Novel
Bronze
Dari Nol
Nurprima H
Novel
Bronze
Kupinang Dirimu Dengan Cinta
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Gold
Marry me! Or Never!
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Kembalinya Theresia
Binar Bestari
Flash
Dompet Kulit di Stasiun
Binar Bestari
Flash
Bronze
Sketsa Wajah Halwa
Binar Bestari
Flash
Broken Wedding
Binar Bestari
Flash
Perempuan: Joki Tong Setan
Binar Bestari
Flash
Ibu Setengah Hari
Binar Bestari
Flash
Diculik Jodoh
Binar Bestari
Novel
Kroco-Kroco Iblis
Binar Bestari