Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Kembalinya Theresia
3
Suka
6,158
Dibaca

Aku terkejut mendapatinya berdiri di balik daun pintu, setelah salamnya kujawab.

"Umi Atun?"

Dia langsung menyalami punggung tanganku lantas mencium beberapa detik. Delapan belas tahun silam, rumah petak ini sangat ramai dikerubungi bocah, kursi jati di ruang tamu terpaksa diletakkan ke teras setiap sore agar muat menampung anak-anak muridku belajar ngaji.

Theresia paling unggul di antara tiga puluh teman ngajinya.

"Umi, aku duluan ya yang hafalan!"

Gadis cilik bermata belo tak henti menatap plafon, suara melengkingnya fasih murojaah surat An-Naba'.

"Umi, gimana kabarnya? Tempat ini masih sama ya mi."

"Alhamdulillah, Nak, Baik."

Theresia kubiarkan sejenak bernostalgia memandang frame foto lawas dekat bufet. Kampung Melinting dikenal sebagai kampung santri, tetapi semua konten yang Theresia buat seolah dia tidak pernah lahir dan besar di sini.

Kini karir selebgramnya tercoreng, Theresia menerima ribuan caci maki, banyak televisi yang memblacklistnya dari beragam acara, belum lagi pihak-pihak yang melaporkannya atas dugaan ujaran kebencian.

"Diminum, Nak!" Suguhan teh hijau hangat kubawa dari dapur.

Wanita muda dengan kain kerudung yang di selempang ke bahu itu menoleh. Kesedihan membungkus wajah yang semula ceria. Air matanya berjatuhan seperti daun jati tertiup angin muson timur.

"Ada yang bisa Umi bantu, Nak?"

Sebuah simpul senyum kembali muncul di antara kedua pipi yang basah, dia memberikan foto monochrome ukuran lima kali tujuh.

"Kita shalat bukan untuk diri kita sendiri, tapi untuk bersyukur, mendoakan orang tua, dan menjaga keberkahan umur"

Warga kampung sini kenal mendiang Ustadzah Sisri dengan baik, aku juga mengenal gaya tulisan latin di belakang foto ini. 

"Umi, maukah Umi mengajari saya shalat lagi? "

Suara parau Theresia bagaikan hujan deras yang membuat semua anak-anak muridku berteriak kegirangan.

"Tentu, Nak. Umi pasti akan mengajarimu!" Aku mengusap pipinya. Ustadzah Sisri, Theresia kecilmu telah kembali.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Kembalinya Theresia
Binar Bestari
Flash
Bronze
Bidadari di perpustakaan
ani__sie
Novel
Hadirnya Sebuah Rasa
Rani Septiani
Novel
Bronze
Unaisil Gadis Santri Itu
ahmad kholil | @KholilAhmad
Novel
Bronze
Dunia Santri
Deianeira
Novel
Cahaya Cinta
May Marisa
Flash
Ajaib
Mahmud
Cerpen
Bronze
Surau Tua
Sri Wintala Achmad
Novel
Bronze
ASYAFA
Musdalifah
Novel
Cinta Dalam Mimpi
Muyassarotul Hafidzoh
Cerpen
Bronze
Surat untuk Heraclius
Imajinasiku
Novel
Gold
The Forbidden Relationship
Noura Publishing
Novel
Bronze
Cita Cinta Khadijah
fitrihaida
Novel
Bilal, Laki-Laki Yang Pernah Membunuh Tuhan
Moh. Sudah
Cerpen
Bronze
Titipan Rindu
Rinz Sugianto
Rekomendasi
Flash
Kembalinya Theresia
Binar Bestari
Flash
Bronze
Sketsa Wajah Halwa
Binar Bestari
Flash
Perempuan: Joki Tong Setan
Binar Bestari
Flash
Cahaya Di Atas Perahu
Binar Bestari
Flash
Diculik Jodoh
Binar Bestari
Novel
Kroco-Kroco Iblis
Binar Bestari
Flash
Broken Wedding
Binar Bestari
Flash
Dompet Kulit di Stasiun
Binar Bestari
Flash
Ibu Setengah Hari
Binar Bestari