Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Kembalinya Theresia
3
Suka
9,557
Dibaca

Aku terkejut mendapatinya berdiri di balik daun pintu, setelah salamnya kujawab.

"Umi Atun?"

Dia langsung menyalami punggung tanganku lantas mencium beberapa detik. Delapan belas tahun silam, rumah petak ini sangat ramai dikerubungi bocah, kursi jati di ruang tamu terpaksa diletakkan ke teras setiap sore agar muat menampung anak-anak muridku belajar ngaji.

Theresia paling unggul di antara tiga puluh teman ngajinya.

"Umi, aku duluan ya yang hafalan!"

Gadis cilik bermata belo tak henti menatap plafon, suara melengkingnya fasih murojaah surat An-Naba'.

"Umi, gimana kabarnya? Tempat ini masih sama ya mi."

"Alhamdulillah, Nak, Baik."

Theresia kubiarkan sejenak bernostalgia memandang frame foto lawas dekat bufet. Kampung Melinting dikenal sebagai kampung santri, tetapi semua konten yang Theresia buat seolah dia tidak pernah lahir dan besar di sini.

Kini karir selebgramnya tercoreng, Theresia menerima ribuan caci maki, banyak televisi yang memblacklistnya dari beragam acara, belum lagi pihak-pihak yang melaporkannya atas dugaan ujaran kebencian.

"Diminum, Nak!" Suguhan teh hijau hangat kubawa dari dapur.

Wanita muda dengan kain kerudung yang di selempang ke bahu itu menoleh. Kesedihan membungkus wajah yang semula ceria. Air matanya berjatuhan seperti daun jati tertiup angin muson timur.

"Ada yang bisa Umi bantu, Nak?"

Sebuah simpul senyum kembali muncul di antara kedua pipi yang basah, dia memberikan foto monochrome ukuran lima kali tujuh.

"Kita shalat bukan untuk diri kita sendiri, tapi untuk bersyukur, mendoakan orang tua, dan menjaga keberkahan umur"

Warga kampung sini kenal mendiang Ustadzah Sisri dengan baik, aku juga mengenal gaya tulisan latin di belakang foto ini. 

"Umi, maukah Umi mengajari saya shalat lagi? "

Suara parau Theresia bagaikan hujan deras yang membuat semua anak-anak muridku berteriak kegirangan.

"Tentu, Nak. Umi pasti akan mengajarimu!" Aku mengusap pipinya. Ustadzah Sisri, Theresia kecilmu telah kembali.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Kembalinya Theresia
Binar Bestari
Novel
KalaLesa (ketika keabadian menjadi kutukan)
iza arsalan
Flash
Bronze
Aku Dan Ramadhan
silvi budiyanti
Novel
Bidadari Langit Pesantren
Moore
Novel
Bronze
Gadis Kolong Sampah
Kuni 'Umdatun Nasikah
Novel
Bronze
NEGERI SERIBU BIDADARI
Embart nugroho
Novel
Gold
Memburu Muhammad
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Cinta Tapi Diam
Indriastori_
Novel
Rengkuh
Lily N. D. Madjid
Novel
Gold
195 Pesan Cinta Rasulullah untuk Wanita
Noura Publishing
Novel
Bronze
Ayat yang Tak Terucap
DMRamdhan
Novel
Met My First Love
Farchah Ba'dal Chazani
Novel
Bronze
Godaan Sang Mantan
Biru Tosca
Novel
Teman Tapi Setan
Titin Hartini
Novel
Cokelat dan Arloji
Respati
Rekomendasi
Flash
Kembalinya Theresia
Binar Bestari
Flash
Legasi Emak
Binar Bestari
Flash
Kopi 10 Menit
Binar Bestari
Flash
Bronze
10 Years : 10 Minutes
Binar Bestari
Flash
Rahasia
Binar Bestari
Cerpen
Bronze
Elegi Sunyi
Binar Bestari
Flash
Ibu Setengah Hari
Binar Bestari
Flash
Perempuan: Joki Tong Setan
Binar Bestari
Flash
Broken Wedding
Binar Bestari
Flash
Diculik Jodoh
Binar Bestari
Flash
Doa Meminta Keburukan
Binar Bestari
Flash
Terompah Penyambung Hidup
Binar Bestari
Flash
Cinta dan Pelepah Kurma
Binar Bestari
Flash
It's Oke
Binar Bestari
Flash
Cahaya Di Atas Perahu
Binar Bestari