Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Quarto sudah menunggu di jembatan ikonik itu. Rencananya sore ini dia akan bertemu dengan Pilot--sahabat barunya dalam empat bulan terakhir ini. Mereka hendak membicarakan 2021 yang dalam hitungan minggu akan segera berakhir.
Sambil membiarkan dirinya diterpa angin dari berbagai arah, Quarto memandang birunya air laut yang berpusar kencang ke bawah jembatan. Dia tak berani bertanya, kenapa ia mesti berpusar. Bukankah itu lebih melelahkan dibandingkan dengan mengalir saja?
"Jangan lama-lama kau lihat ke bawah, To!" Pilot menyentuh punggung Quarto dengan pelan.
"Ah, sudah datang kau rupanya!" Quarto menoleh sembari menjauh dari palang jembatan itu. Pilot mengikutinya sambil tertawa.
"Kita bercerita di pilar itu, ya!"
"Terserahmu, aku ikut saja. Lagian kau yang mengundang, 'kan?" Pilot menyejajarkan diri dengan melangkah panjang di sebelah Quarto.
Lalu mereka ke pilar besar itu. Terpaan angin yang semakin kencang, tak mampu mengganggu langkah mereka.
-0-
"Jadi, menurutmu 2021 ini lebih menarik dari 2020?" Pilot menunduk untuk melindungi nyala macisnya.
"Ya! mempublikasikan ide, baru kumulai di 2021 ini. Aku suka platform K itu--user friendly banget!"
"Oke, tapi tanpa platform itu bukankah kau terus menulis?"
"Memang--"
"Terus di mana menariknya? menurutku itu biasa saja, belum sampai ke tahap menarik." Pilot menghembuskan asap rokok yang menerpa wajahnya sendiri.
"Publikasi itu intinya, Pren! puas rasanya--"
"Tanpa publikasi pun seharusnya kau bisa puas, Quarto. Bukankah ide-mu sudah menjadi tulisan? sudah tersalurkan sesuai dengan hasratmu?"
Quarto menatap sahabatnya dengan tajam. Dia tersinggung mendengarnya.
"Aku ajak kau ke sini untuk mendengar ceritaku tentang 2021, bukan untuk berdebat, Pren!"
Pilot tertawa. Wajahnya melucu untuk menenangkan Quarto.
"Aku bukan mendebatmu, Pren. Baiklah, terus apa yang kau dapatkan dari publikasi yang menarik hatimu itu?"
Quarto terdiam! Pikirannya perlahan-lahan terbang ke puncak pilar itu.
"Iya juga. Apa yang kudapatkan?"
Pilot menatap Quatro dengan prihatin. Pertanyaannya seperti sebuah ironi.
"Kepuasan." Quatro tertawa.
"Kau berlelah-lelah untuk kepuasan? ah! rasional dikit dong, Pren!"
"Rasional bagaimana?"
"Kalo untuk kepuasan--saranku nih, setop saja menulis di platform on line. Cetak dan terbitkan tulisanmu, jadikan buku--jual sendiri."
"Indie maksudmu?"
"Benar. Kau pasti jauh lebih puas melihat idemu menjadi buku yang layout-nya kau desain sendiri, ada ISBN-nya dan terpampang di rak koleksimu nanti."
"Ide yang progresif! thanks, Pilot."
"Semua karya-mu yang underway, di-take down saja, yang sudah published biarkan saja sebagai milestone. Bagaimanapun, kau perlu dikenal di jagat maya, 'kan?"
"Oke. 2021initial milestone-nya."
"Kulihat kau punya passion, Quarto! Aku yakin ide-mu tak pernah kering." Pilot menepuk pundak sahabatnya.
Quarto tertawa sambil memandang ke laut lalu tercenung mengingat Bona gajah kecil berbelalai panjang hingga kincir angin para dewa.
Dia gemar membaca sedari kecil, ini yang mendorongnya gemar menulis. Menulis dengan cinta!
--000--