Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
The Path to Become a Novelist
0
Suka
4,671
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Tadinya aku mengira bahwa hidupku yang paling menderita. Semenjak kehilangan sosok ayah, duniaku seakan berubah. Bumi berhenti berputar, aliran darah berhenti sebentar dan detak jantung tak kuasa lagi untuk bergetar. Hati ini getir, pikir ini kikir dan langkah ini tergelincir.

Namun, buku-buku yang ayah tinggalkan seakan menarik rasa kesuntukanku terhadap kesedihan. Mereka membawaku keluar dari kegelapan, memberi penawar atas apa yang kurasa dan kupikirkan. Buku-buku itu berhasil memasuki celah kecil dalam diriku, membuka mata hati dan menghadirkan secercah harapan baru.

Untuk itu, aku juga ingin menjadi seorang penulis yang bisa mengeluarkan kesedihan dari manusia perasa, kebosanan dari manusia petualang, kekeliruan dari manusia pemikir dan yang paling utama adalah mengeluarkan diriku dari jerat ambisi yang membelenggu.

Sejak saat itu, aku mulai menuliskan keseharianku dalam buku harian. Sebagai ajang melatih kemampuanku dalam menulis. Tapi akhir-akhir ini aku kehilangan selera untuk menuliskannya. Ada semacam tirai yang jadi jeda. Hal itu disebabkan oleh pikiranku yang terdistraksi perasaan aneh yang membuatku tertarik dengan sosok pria yang kini menjadi guruku.

Alih-alih menuliskannya dalam buku harian, aku memilih menuliskannya dalam lembaran manuskrip. Aku berniat menjadikannya sebuah novel. Berharap suatu saat, orang yang kini kukagumi mengetahui perasaanku padanya. Mungkin bukan sekedar mengagumi, bisa dikatakan yang kucintai lebih dari sekedar murid kepada gurunya, tapi cinta sebagai seorang wanita kepada pria.

Masih terlalu naif untuk mengungkapkannya secara langsung. Karena dia juga sering kali menganggapku sebagai seorang bocah. Bocah yang hanya bisa merengek untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Aku memang payah, aku memang bukan wanita pahlawan seperti yang diharapkannya, aku bukan wanita pahlawan dalam suatu cerita. Aku adalah seorang gadis biasa, yang tidak pandai memilah rasa. Sampai-sampai jatuh cinta pada orang yang tidak seharusnya kucinta.

Meski begitu, bukan berarti aku harus dianggap anak kecil olehmu! Aku beharap kau bisa memperlakukanku layaknya seorang yang setara denganmu! Aku tidak tahu apa yang menjadi perbedaan diantara kita, selain usia dan status sosial yang padahal tidak bisa dijadikan alasan untuk lebih intim dalam mengenal.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
The Path to Become a Novelist
El Psycho
Flash
AKU
Anisa Rahayu
Flash
(Bukan) Pulang
iam_light.blue
Flash
Bronze
Kursi Goyang, Kursi Maut
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Thin Is My Love
Diena Mzr
Cerpen
Bronze
Maya Si anak Ajaib
elfrida romaganti pasaribu
Komik
Real Friend
kesia mora
Cerpen
Bronze
Gaun Hitam Pengantin
Silvarani
Novel
Jangan Jatuh Terlalu Dalam
kingsleigh
Novel
Kesetiaan Seorang Wanita
R. Sheehan
Novel
Bronze
MR. KRAB
Faiz el Faza
Novel
Gold
Mobil Bekas dan Kisah-Kisah dalam Putaran
Bentang Pustaka
Flash
Milik Bintang
Ejas Intan
Novel
Bronze
All About Time
Choco_lava_
Novel
Bronze
The Little One Funny Family
Aylanna N. Arcelia
Rekomendasi
Flash
The Path to Become a Novelist
El Psycho
Novel
Air Chrysalis
El Psycho