Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
The Path to Become a Novelist
0
Suka
4,824
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Tadinya aku mengira bahwa hidupku yang paling menderita. Semenjak kehilangan sosok ayah, duniaku seakan berubah. Bumi berhenti berputar, aliran darah berhenti sebentar dan detak jantung tak kuasa lagi untuk bergetar. Hati ini getir, pikir ini kikir dan langkah ini tergelincir.

Namun, buku-buku yang ayah tinggalkan seakan menarik rasa kesuntukanku terhadap kesedihan. Mereka membawaku keluar dari kegelapan, memberi penawar atas apa yang kurasa dan kupikirkan. Buku-buku itu berhasil memasuki celah kecil dalam diriku, membuka mata hati dan menghadirkan secercah harapan baru.

Untuk itu, aku juga ingin menjadi seorang penulis yang bisa mengeluarkan kesedihan dari manusia perasa, kebosanan dari manusia petualang, kekeliruan dari manusia pemikir dan yang paling utama adalah mengeluarkan diriku dari jerat ambisi yang membelenggu.

Sejak saat itu, aku mulai menuliskan keseharianku dalam buku harian. Sebagai ajang melatih kemampuanku dalam menulis. Tapi akhir-akhir ini aku kehilangan selera untuk menuliskannya. Ada semacam tirai yang jadi jeda. Hal itu disebabkan oleh pikiranku yang terdistraksi perasaan aneh yang membuatku tertarik dengan sosok pria yang kini menjadi guruku.

Alih-alih menuliskannya dalam buku harian, aku memilih menuliskannya dalam lembaran manuskrip. Aku berniat menjadikannya sebuah novel. Berharap suatu saat, orang yang kini kukagumi mengetahui perasaanku padanya. Mungkin bukan sekedar mengagumi, bisa dikatakan yang kucintai lebih dari sekedar murid kepada gurunya, tapi cinta sebagai seorang wanita kepada pria.

Masih terlalu naif untuk mengungkapkannya secara langsung. Karena dia juga sering kali menganggapku sebagai seorang bocah. Bocah yang hanya bisa merengek untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Aku memang payah, aku memang bukan wanita pahlawan seperti yang diharapkannya, aku bukan wanita pahlawan dalam suatu cerita. Aku adalah seorang gadis biasa, yang tidak pandai memilah rasa. Sampai-sampai jatuh cinta pada orang yang tidak seharusnya kucinta.

Meski begitu, bukan berarti aku harus dianggap anak kecil olehmu! Aku beharap kau bisa memperlakukanku layaknya seorang yang setara denganmu! Aku tidak tahu apa yang menjadi perbedaan diantara kita, selain usia dan status sosial yang padahal tidak bisa dijadikan alasan untuk lebih intim dalam mengenal.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Zona Nyaman
kayla sasi kirana
Flash
The Path to Become a Novelist
El Psycho
Novel
Bronze
Istriku Dewi yang Cantik, si Ratu Poison
Sulton mubarok
Novel
Bronze
Janji Sepasang Cincin ~Novel~
Herman Sim
Skrip Film
Jendela Bidik
Nadia Seassi
Novel
Bronze
Hilang
alyaandita
Flash
Love Yourself
Rahma Pangestuti
Novel
Bronze
KALA CINTA
Yeni Lestari
Novel
Bronze
Karir & Cinta
Lusi permata sari
Novel
Bronze
DURHAKA (KUTUK dan SENGSARA)
KUMARA
Flash
Obat Untuk Iman
Hariz Rizki
Cerpen
Broken Promise
Lirin Kartini
Novel
Stress
Maria Goreti
Flash
Bronze
Suara adalah Aib
Siti Soleha
Novel
AKU DAN KEHIDUPAN
Zulfikar achmad
Rekomendasi
Flash
The Path to Become a Novelist
El Psycho
Novel
Air Chrysalis
El Psycho