Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Janji
0
Suka
4,630
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Air tuhan tengah turun, dan aku hanya bisa menikmatinya dari balik jendela. Sesekali aku menoleh kebelakang, dimana tulang punggung keluarga dengan kacamata yang sesekali turun ke hidungnya, tengah bergelut dengan kertas kertas yang entah apa isinya.

“Pa, kapan Papa akan menepati janji?” aku menghampirinya dan duduk disebuah sofa yang terdapat tepat dihadapan meja kerja tua itu. Ia tidak menanggapiku, bahkan menoleh pun tidak. Aku yang mulai muak ini, bangkit dari posisiku dan berjalan kearah kamar dengan hentakan kesal.

“Luna, hujan pasti akan selalu turun. Aku bisa menepati janji itu kapan saja, tapi tidak sekarang. Jadi tolong mengerti.” Lirihnya. Secara perlahan ia mengetuk pintu kamarku. Aku yang sedari tadi diam didepan pintu ini, bisa dengan jelas mendengar penjelasannya.

Cukup lama ia ada dibalik pintuku, tiba tiba aku bisa mendengar deringan ponsel dari arahnya. Dari bayangannya, aku tahu bahwa Papa bangkit dan menjawab telfon itu.

“Luna, Papa ada panggilan kantor. Jika kamu lapar, ada pizza beku di kulkas. Love u.” Ucapnya. Ia terdengar sangat terburu buru. Dengan cepat aku membuka pintu kamarku dan berlari kearah Papa yang ternyata sudah ada didalam mobilnya. Karena hujan, aku hanya bisa melihatnya dari depan pintu utama. Ia menoleh kearahku dan melambaikan tangan, tentu saja aku membalasnya.

Ketika mobil Papa hilang dari pandanganku, aku pun masuk kedalam rumah dan mengunci pintu. Aku yang ternyata merasa lapar ini, segera berlari kearah mesin pendingin lalu mengambil pizza beku yang tadi Papa tawarkan dan langsung menghangatkannya.

***

Hujan masih belum berhenti, bahkan bertambah besar. Mungkin jika aku bukan anak yang penurut, sekarang aku sudah basah kuyup karena menari di bawah guyuran hujan. Sebenarnya aku paham mengapa Papa sangat sibuk sekarang, karena dua bulan lalu Mama pergi tanpa pamit. Benar benar pergi, bukan mati. Ia membawa beberapa berkas saham kantor Papa, jadi mungkin Papa masih mengurus itu. Tapi tetap saja, innerchild-ku tidak akan pernah paham. Karena dahulu, kami pasti menari dibawah hujan. Apapun yang terjadi. Karena kata Papa, menangis di bawah hujan lebih melegakan. Aku tidak tahu pasti, karena aku tidak pernah menangis dibawah hujan.

Tok! Tok!

Ketukan pintu itu cukup membuatku terkejut. Bagaimana tidak, ketukan itu berbarengan dengan padamnya listrik. Aku pun bergegas menuju pintu dan membukanya. Ternyata itu adalah seorang polisi setempat.

“Apa benar ini rumah Tuan Edward?” tanya polisi itu. Seketika firasat buruk menghampiriku. Aku pun mengangguk.

“Ada apa ya?” tanyaku. Polisi itu menghela nafas dan mulai menjelaskan.

***

Hujan masih mengguyur bumi. Akhirnya aku ada dibawah guyuran hujan, walau tidak sembari menari.

“Pa, terima kasih sudah menepati janji. Walau dalam keadaan yang berbeda.” Air mataku menyatu dengan air hujan. Benar kata Papa, menangis dibawah hujan lebih melegakan. Aku menjatuhkan diri dan berlutut di hadapan Papa. Dengan lembut aku mengusap nisan Papa dan memeluknya.

Harusnya malam itu aku melarangnya, harusnya malam itu aku ingat bahwa Papa mengidap Nyctalopia atau rabun senja, yang membuatnya kesulitan untuk melihat dengan jelas saat hari mulai malam. Luna bodoh, sangat bodoh.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
plot twice
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Kali Kedua
Euis Lina HF
Flash
Janji
N. Sabrina Putri
Novel
My Amnesia
Nela Vitriani
Novel
Peri Padi
Encep Nazori
Novel
Gold
KKPK GG Forever
Mizan Publishing
Flash
Ojek Payung
Fitri F. Layla
Cerpen
ASAP
Rian Widagdo
Novel
Bronze
Arsya
Aisya MJ
Novel
Bronze
My First Love
Ign Joko Dwiatmoko
Novel
Gold
The Dusty Sneakers
Noura Publishing
Flash
Bronze
Istri Pengarang
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Selenophile
prima indrasari
Novel
BusterBee
Tama Neio
Novel
Gold
Magnitudo
Bentang Pustaka
Novel
SEJAK
sisniwati
Rekomendasi
Flash
Janji
N. Sabrina Putri
Novel
Bronze
ALDRICK.
N. Sabrina Putri
Flash
You're gonna live forever in me.
N. Sabrina Putri
Novel
JAPAN
N. Sabrina Putri