Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
NASI DINGIN
0
Suka
6,158
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Hari setelah melahirkan adalah hari yang penuh tekanan, juga hari-hari berikutnya. Dan berikutnya lagi. Tak ada apa itu namanya kelegaan yang nyaman. Bahagia, tentu saja. Tapi ia datang berdampingan dengan rasa-rasa yang menekan dada itu. Sepasang suami istri pun menjadi korban. Ya, sepasang. Walau yang melahirkan satu, tapi tekanan itu tak pilih kasih rupanya.

Di pagi Selasa yang cerah, seorang ibu muda baru saja datang dari klinik bersalin, tergopoh penuh susah menjangkah sebuah kursi yang telah disiapkan di kamarnya. Luka jahit yang basah, pengalaman pertama, pertanyaan tetangga, semuanya menumpuk seperti tangga di atas kepalanya. Saat itu ia baru saja merasakan kelegaan yang luar biasa membuatnya bahagia dan bangga karena telah berhasil melahirkan anaknya dan keluar dari pengalaman itu hidup-hidup. Begitu ia duduk, ia langsung disuguhi makan berupa sepiring nasi dingin dan sayur bening semangkuk penuh. Ia yang kelaparan pun menyantapnya dengan semangat.

“Makan yang banyak,” kata mertuanya setelah selesai menyuguhkan makanan.

Sayangnya, setelah melahirkan ia merasakan ketidaknyamanan di perutnya sehingga makan siangnya pun tak habis. Apalagi ia masih belum bisa buang air dengan lancar karena masih takut dengan luka jahitnya, sehingga perutnya terasa penuh.

Sore hari, waktunya menyusui si bayi mungil. Si ibu muda merasakan suhu tubuh anaknya agak panas. Paniklah semua penghuni rumah itu. Segera dibawanya si bayi ke klinik oleh ayahnya, sedangkan si ibu muda hanya bisa menunggu di rumah.

Tidak lama. Hanya beberapa menit, si ayah kembali dengan anaknya. Ia menyampaikan kata bidan bahwa si anak kekurangan cairan. Si ibu muda hanya bisa terdiam. Salahnya di mana?

“Makanya makan yang banyak biar asinya penuh,” kata mertuanya.

Si ibu hanya bisa mengangguk mengiyakan. Sore itu, dengan terpaksa si bayi diberi susu formula.

Malam hari tiba, mertuanya kembali menyuguhkan makan malam berupa nasi dingin dan sayur bening, juga beberapa iris tempe hangat. Pesannya pun masih sama: makan yang banyak.

Keesokan harinya, menu makan si ibu muda tidak berubah, juga pesannya. Hari berikutnya pun sama. Hingga pada malam hari keempat, si ibu muda tak tahan lagi. Menangislah ia sejadinya di kamar seraya menyusui si bayi. Suaminya yang sempat terlelap pun terbangun menenangkan. Ada apa?

“Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku takut,” kata si ibu, masih sambil menyusui bayinya, “Aku takut mau tidur. Nanti kalau anak kita demam lagi bagaimana? Pasti aku lagi yang disalahkan.”

“Tapi kamu juga harus istirahat, sayang,” si ayah berusaha menenangkan.

“Aku terus-terusan disuruh makan yang banyak, tapi setiap hari selalu disuguhi nasi dingin. Apakah perempuan yang baru melahirkan harus makan nasi dingin? Bahkan untuk buang air saja aku belum mampu. Aku harus bagaimana?”

“Maafkan ibuku, ya. Nasi dingin itu adalah nasi yang baru dimasaknya hari ini, sedangkan nasi hangat yang ada di penghangat adalah nasi kemarin bekas syukuran. Ibuku tidak mau menyuguhkanmu nasi bekas. Tapi karena nasinya tidak masuk ke penghangat, nasinya jadi dingin. Kamu tidak suka nasi dingin ya, sayang? Besok kita buat yang hangat, ya..”

Terisaklah si ibu muda. Kali ini tangisnya berubah dari perasaan tertekan menjadi perasaan bersalah. Maafkan aku, ibu. Maafkan menantumu ini yang telah berburuksangka atas kebaikanmu.

 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Flash
NASI DINGIN
Viska Nurisma
Novel
Gold
Northanger Abbey
Noura Publishing
Skrip Film
Kita... adalah cerita yang indah, tapi nggak bisa punya akhir.
GRAND MASTER MIDZ
Flash
Sabtu pagi di utara Jakarta
Jafri Hidayat
Flash
Bronze
Coretan Cinta
Sia Bernadette
Flash
Bronze
SECANGKIR CARAMEL MACCHIATO
Christin Meirdhika
Cerpen
Ballerina
wulandari
Novel
Bronze
Saksi Terakhir
DENI WIJAYA
Novel
Sanaya ( Cinta anak yang terabaikan)
Nanang Alis
Skrip Film
Kisah Laki
indra candra
Cerpen
Bronze
Batas Tepi Senja
Larasatijingga
Flash
The Middle Child
Nurulina Hakim
Cerpen
Bronze
Penggemar Ernest Hemingway
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
When You Believe
Mell Shaliha
Flash
Broken Angel
Didik Suharsono
Rekomendasi
Flash
NASI DINGIN
Viska Nurisma
Novel
ELEGI ITU LENGKARA!
Viska Nurisma