Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Kepala Bawah Tanah
1
Suka
12,886
Dibaca

Joni membuka pintu sebuah gudang di pinggir jalan yang amat pelosok. Semua teman dekatnya lekas bangkit dan menyalaminya. Joni meladeni semua protokol basa-basi kelompok bentukan Ria. Sebenarnya Joni merasa canggung diperlakukan begitu, tetapi apa boleh buat akibat kepemimpinannya isu tolak reklamasi menjadi sorotan tajuk berita ibu kota. Walau begitu Joni masih bersembunyi di tempat mereka, ia tidak punya birahi untuk unjuk tampang di sosial media. Baginya sosial media adalah tempat orang tanpa busana dan mau menampilkan siapa mereka sebenarnya. Aneh betul, pikir Joni.

Ria meminta Joni untuk melihat peta jalan utama di dekat pantai kuta. Ia menjelaskan bahwa mereka mau mengadakan pameran dadakan. Joni lekas mengamati jalan utama itu dan memperkiran segala kemungkinan buruk yang akan muncul. Ia geleng-geleng kepala. Ria menaikan alisnya. Mereka bertukar gelisah selama beberapa menit. Teman dekat mereka hanya mampu menghisap rokok sambil menunggu keputusan dua orang itu. Kalau tidak ada kata sepakat maka rencana mereka gagal total. Namun seniman seperti mereka tidak mudah patah arang. Mereka sudah didik oleh Joni untuk tahan banting dan bermental baja. Kalo kata pimpinan mereka begini. Kalau satu pintu ditutup pasti ada pintu lain yang terbuka. Tugas seniman tinggal mencari pintu itu saja. Mereka otomatis mengamini ucapan sang kepala bawah tanah.

Usulan pameran dadakan tidak berhasil disetujui. Ria duduk dengan tatapan kecewa. Sama halnya dengan wajah teman dekat mereka. Namun sang kepala bawah tanah punya usulan lebih mengugah. Ria dan teman dekat memasang wajah antusias sambil menunggu rencana alternatif sang kepala bawah tanah. Intinya mereka mendirikan taman bermain interaktif di dalam pantai kuta. Ria bertanya tujuan didirikan taman ini kepada Joni. Dengan tenang Joni menjelaskan panjang tambah lebar. Ia bosan melihat orang tua dan anak yang berkunjung di pantai kuta sibuk dengan ponsel itu. Ia ingin mereka bermain dan berkomunikasi dengan bertatap muka. Barangkali taman bermain interaktif ini bisa menjadi wadah bagi mereka yang tertarik untuk mencobanya. Kembali mereka mengangkat topi atas usulan sang kepala bawah tanah. Hal ini lebih esensial ketimbang hanya ungkapan ekspresi diri para seniman bawah tanah ini.

Pagi tampil dengan menawan. Pantai kuta tiba-tiba dipenuhi oleh pelancong luar dan dalam negeri. Mereka tak menyangka ada taman bermain gratis di sana. Para anak sibuk mencoba satu-satu permainan di sana. Orang tua sibuk menjaga anak mereka. Namun ada saja orang tua yang sibuk merekam wajah ceria anak mereka. Hal ini menjadi serangan teror paling menyenangkan bagi warga yang tinggal di sekitaran pantai kuta. Juga menjadi kejutan bagi turis maupun pelancong yang sedang bermain di pantai kuta. Akhirnya media lokal mengangkat berita itu hingga menjadi tajuk utama berita ibu kota jakarta. Joni dan Ria tersenyum lebar saat mereka melihat reaksi orang-orang itu. Ria tiba-tiba meraih tangan Joni. Mereka saling melempar tatapan amat dalam. Sementara teman dekat mereka sibuk memegang komputer. Lalu salah satu teman dekat mereka terpaksa menuntaskan adegan romantis itu dengan memberitahu bahwa berita soal reklamasi menjadi tersingkir akibat rencana mereka. Joni mengangkat bahunya sementara Ria tersenyum sebal. Di sisi lain teman dekat mereka terpaksa menunggu rencana berikutnya dari Joni ataupun Ria.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Drama
Skrip Film
Message from nowhere... shameless
Array Hanzen
Flash
Kepala Bawah Tanah
Berkat Studio
Novel
Bronze
Boys Shouldn't Cry
Ekkrisline
Skrip Film
Dzikir Sebuah Cincin Retak
Encep Nazori
Skrip Film
Mulyono Mimpi Naik Haji
Suci Sekarwati
Flash
Bronze
Kala Tukang Parkir Menggugat
Nuel Lubis
Cerpen
Keluarga, Tempat Pulang
Marliana
Novel
Forgive Me If I Made You Scared, My Lil Sister
Anis Maryani
Novel
Nyata-nya cinta tumbuh karna terbiasa.
Riki rinaldy
Novel
Restu Bumi
Erka Karo-karo
Skrip Film
Amelia is Dead
Talitha Desena Darenti
Flash
Rumah Ilusi
Rahmi Azzura
Flash
Guru Marah
Kiara Hanifa Anindya
Cerpen
SANGKAN PARANING DUMADI
Heru Patria
Cerpen
Bronze
Pergilah ke Surga
Rika S. Muliawan
Rekomendasi
Flash
Kepala Bawah Tanah
Berkat Studio
Flash
Konsisten Menjalani
Berkat Studio
Flash
Karisma Seniman
Berkat Studio
Flash
Berselimut
Berkat Studio
Flash
Berkomunitas
Berkat Studio
Flash
Merinci Segala
Berkat Studio
Flash
Keluar Pulau Dewata
Berkat Studio
Flash
Karya Berteriak
Berkat Studio
Flash
Merinci segala-gala
Berkat Studio
Flash
Orang Tanpa Penghasilan
Berkat Studio
Flash
Perang Terbuka
Berkat Studio
Flash
Pulau Seniman
Berkat Studio
Flash
Menjadi Bawahan
Berkat Studio