Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Konsisten Menjalani
1
Suka
4,657
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Joni melihat layar ponsel. Sorot matanya memudar. Ia betul-betul hilang harapan. Ia tidak memiliki rencana. Selama ini tugas dirinya hanya melukis dan melukis. Dan bila ia dihadapan pada urusan bisnis apalagi hitung-hitung yang ada kepalanya buntu. Ia terpaksa mengunci layar ponsel. Ia mencoba bernafas lega sambil berupaya menata rencana dalam kurun waktu sebulan. Ia berkesimpulan ia harus bekerja kasar selama satu bulan penuh. Namun, sehabis pulang kerja, ia wajib melukis walaupun hanya satu atau dua jam sehari. Ia lekas menghubungi Ria.

Satu jam berlalu. Pantai masih kosong melompong. Barangkali warga bali sedang terlelap asoy. Cuma Joni duduk dipenuhi kecemasan soal masa depan. Tak lama pundak Joni ditepuk oleh Ria. Segera Joni berpaling mengamati langit wajah wanita itu. Ria berparas normal tetapi sorot matanya amat teduh. Joni buru-buru memintanya unduk duduk di sampingnya. Dengan senang hati Ria duduk di samping Joni sambil memberitahu sebuah kabar penting. Ria berhasil memberikan Joni pekerjaan sebagai penjaga baju pantai di pusat kota bali. Joni tersenyum lebar sambil colongan mau meluk Ria. Namun wanita itu keburu menahan keinginan Joni. Dengan agak malu-malu Joni menghaturkan permintaan maaf kepada Ria. Setelah keadaan canggung itu, mereka bergegas meninggalkan pantai itu menuju tempat kosan Ria.

Ria meminta Joni untuk tidur di bawah lantai. Tak lama setelah itu Ria berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan menganti bajunya. Mereka lalu mencoba tertidur dalam hawa panas dan lampu remang-remang. Pelan-pelan kesadaran Ria memudar. Berlanjut saat tarikan nafasnya telah bergerak secara otomatis. Sebaliknya Joni justru merasa canggung. Bagaimana mungkin ia malah bermalam di tempar orang asing. Padahal mereka belum tahu kehidupan masing-masing. Namun entah bagaimana Joni merasa bahwa Ria dapat dipercaya dan bisa dijadikan teman bersusah payah. Barangkali ini hanya firasaat karena bisa jadi salah juga. Setelah puas berasumsi ternyata Joni ikut tenggelam menuju pulau kapuk.

Jarum pendek sudah bertengger di angka dua belas. Hawa kamar kos Ria semakin panas. Perlahan-lahan tubuh mereka bergoyang kiri ke kanan. Pada akhirnya Joni bangun lebih dulu. Dengan secepat kilat ia mengeringkan tubuhnya dari serangan keringat berbau apek. Setelah itu ia beranjak menuju kamar mandi dan membuat dirinya merasa segar. Pintu kamar mandi dibuka dan Ria sudah wajah berantakan. Joni sempat melambaikan tangan ke arah Ria. Namun orang itu malah menundukan kepala, mengangkat kedua tangan di udara, terakhir mengatur nafasnya secara sadar. Joni mengerti bahwa barangkali Ria sedang meditasi. Lantas Joni memilih untuk merapikan tempat tidur sambil mencari baju agak rapihan untuk masuk kerja pertama kalinya.

Kini Ria berjalan bersama Joni. Selama perjalanan itu, mereka tak bertukar cerita sama sekali. Walau begitu Joni tetap melempar beberapa topik pembicaraan. Sialnya Ria masih menutup mulut rapat banget. Joni terpaksa mengalah saja. Ia memutuskan untuk berbicara ketika ditanya oleh Ria saja. Tiga puluh menit berlalu saja tanpa pertukaran informasi apapun. Mendadak Ria menghentikan langkah kakinya lalu bertutur kepada Joni. Ini tempat kerja lo. Sekarang lo masuk ke sana aja. Kenalin nama lo dan bilang lo sahabat baik gua. Joni mengangguk paham. Setelahnya ia membuka pintu toko, mengajak kenalan sang pemilik, dan langsung disuruh kerja sebagai penjaga kasir.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Sahabat Sehidup Sesyurga
Nafsul Muthmainnah
Flash
Konsisten Menjalani
Berkat Studio
Novel
The Liar and His Flower
Sf_Anastasia
Novel
Kreator & Kacamata - HAZAKURA
Kosong/Satu
Novel
Bronze
"Tuhan, Aku Capek..."
Diaksa Adhistra
Flash
Bronze
Sebelum Senar Putus (Membicarakan Adam Series Part 11)
Silvarani
Novel
Gold
PCPK Art Academy
Noura Publishing
Flash
Sepatu untuk Alin
Lirin Kartini
Flash
Pangkalan Bakso depan Sebuah Rumah Sakit
Emur Paembonan S
Novel
Universe.
Moon
Novel
Bronze
Perempuan Gagal
Anifa Hambali
Flash
Dua Puluh Anak
Aprillia Ramadhina
Novel
Bronze
Kattok Mencari Dalang
Gusty Ayu Puspagathy
Novel
Bronze
Rahasia Olivia
Sartika Chaidir
Novel
Bronze
SATU-SATUNYA CINTA
KUMARA
Rekomendasi
Flash
Konsisten Menjalani
Berkat Studio
Flash
Merinci Segala
Berkat Studio
Flash
Merinci segala-gala
Berkat Studio
Flash
Karya Berteriak
Berkat Studio
Flash
Berkomunitas
Berkat Studio
Flash
Orang Tanpa Penghasilan
Berkat Studio
Flash
Kepala Bawah Tanah
Berkat Studio
Flash
Menjadi Bawahan
Berkat Studio
Flash
Karisma Seniman
Berkat Studio
Flash
Perang Terbuka
Berkat Studio
Flash
Berselimut
Berkat Studio
Flash
Pulau Seniman
Berkat Studio
Flash
Keluar Pulau Dewata
Berkat Studio