Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Yang namanya Pacaran itu adalah hal yang paling di larang di dunia pesantren, ataupun jika ada santri yang memiliki pasangan maka derajatnya di mata manusia akan rendah[sory,terlaru berlebihan], dan ini kisah yang si Acong, nama aslinya bukan Acong ya sobat tapi Ahmad Faisal hidayah, tapi dia lebih demen di pangil Acong.
Sory dan maaf, sekaligus Afwan, di tulisan ini penulis mau ngegibahin beberapa qismul [bagian] dari Osis di pesantern.
Amni As killer, si Acong pernah kepentok suka sama ketua Amni Akhwat, gak nyangka. kalo di liat-liat si Acong kaya gak ada harga dirinya di depan Amni tersebut.
"Fatah, Ane mau kirimin ini ke Ukh.Naima" Ucapnya. sambil menunjukan sebuah amplop putih, yang ana perkirakan ya isinya gak jauh dari surat.
"Ente yang bener ajah, tapi an yakin sih anta gak berani" Ucapku meremahkan.
"Wah enate liat ajah ya nanti" Ucapnya.
Aduh ini anak mulai maca-macam, entah mungkin ini yang di namakan cinta, saking butanya bisa membuat seseorang lupa kalo mereka bisa berhadapan dengan 'MAUNG'.
Singkat cerita terkirimlah surat tersebut. bukanya malah senang si Acong malah mendapat pelajaran dari Kyai.Bilal [mana ade seneg-sengeng nye, orang kena sepak curahan batin, setelah ngeganjen anak orang] ia lunglai, mukanya merah, bukan karena di pukul tapi karena kena semburan.
Satu minggu berlalu, sedangkan si Acong sudah menunggu yang di tunggunya keluar dari kobong.
"anat nungguin siapa sih Acong?" ucap Halimah, Santri perempuan dari kejauhan, memang dia sedikit tomboy.
"nunguin Ukh.Naima" balasnya.
"Cong-cong, Ukh. Naima udah pindah, mau di khitbah besok"
Jleb. seperti tertususk seribu anak panah, Aku langsung mengalihkan pandanganku pada sahabatku, si Acong mulai beruraikan Air mata.
"Duh, gusti kenapa takdir ini begitu pahit, kenapa?" Ucapnya.
"Eh. anta istigfar , do'a in mudah-mudahan lancar" ucapku meskipun memang rasanya pahit untuk di ucapkan.
"Anta, gimana mau ngedoain ana di dekepnya kencengbanget" Ucapnya, kemudian mengaduh kesakitan.
Semenjak Hari itu acong menjadi lebih dewasa, mungkin cintanya tidak hilang, tapi ia yakin sang maha kuasa akan memberikanya Cinta yang lebih atas kesabaran yang telah ia lakukan.