Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Geografi
2
Suka
4,705
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hari ini, kelasku kedatangan tamu spesial katanya. Namanya Bang Hanif, mahasiswa semester akhir yang berkunjung ke sekolahku. Tapi bukan itu masalahnya, seseorang yang berdiri di samping Bang Hanif. Sedari tadi menatapku.

"Hei! Pojok sana, kenapa diam?"

Aku berjenggit. Astaga! Jantungku!

Aku terkesiap, mataku refleks menatap ke arah dia yang tersenyum tipis mengamati kameranya. "Salsa mikirin Bang Geo, Bang!" Balas Nadia.

Mataku melotot, menatap tajam ke arah Nadia yang sedang menyeringai tipis. Dasar!

"Oh, Salsa suka Bang Geo, ya. Yo, noh ... hahahah," Bang Hanif mengerling jahil ke arahku. Geografi Apri atau yang kerap dipanggil Bang Geo, tiba-tiba berjalan ke arahku. Namanya unik, seunik pemiliknya. Apakah dia memang sesulit pelajaran geografi untukku? Sepertinya.

Bulu kudukku merinding. Bukan ... aku bukan takut, melainkan gugup. Aku memang jarang sekali berinteraksi dengan laki-laki. Dia berhenti tepat di sampingku. Dudukku kaku, aroma maskulin bercampur kopi menusur indra penciuman. Nadia menepuk-nepuk pahaku, "busyet wangi banget, kalo dia suami gue. Udah gue kekepin setiap hari," ujarnya sembari terkekeh.

"Ga usah kaku. Gue nggak gigit."

Manusia di sampingku hanya tersenyum miring sembari mengambil gambar di depan sana. Ucapannya membuatku semakin berkeringat dingin. 60 menit sudah kulewati dengan jantung yang nggak bisa kuajak kompromi.

"Nif!"

"Apa, Bro?"

"Fotoin gue."

Ekor mataku menatap Bang Hanif yang melotot sembari menatap Bang Geo dan aku bergantian. "Wah, gila sih ini. Lo ternyata normal juga."

"Heh apa?! Ajak sendiri lah. Orang lo yang foto." Bang Hanif memberenggut kesal. Aku mengambil buku paket pelajaran selanjutnya, mengabaikan dua cowok yang berdebat di sampingku.

Aku berjenggit kaget ketika rambut kriwilku ditarik. Melotot kesal, "heh! Apaan sih, Bang!"

Hening. Semua melirik ke arahku. Hal yang paling aku hindari seumur-umur. Semua menatapku kaget, jarang-jarang aku bisa sekesal ini.

"Foto."

Hah? Aku tidak salah dengar? Lagi-lagi suara histeris memenuhi ruang kelasku. Heh! Aku lagi kesal ya. Bisa kan diajak baik-baik? Ini jambak rambut.

"Bang, Salsa itu kayak phobia kamera tau. Dia takut difoto," ujak Nadia seperti mengejekku.

Bang Geo mendekat. Menumpukan kedua tangannya di mejaku. Kepalanya merunduk. "Phobia itu harus dilawan. Besok aku ajarin. Sekarang ajuin proposal dulu, foto berdua."

Aku mengernyit. Sedikit tak paham dengan ucapannya. 

"Nih, serasi amat lo berdua. Gue jadi iri."

Bang Hanif menyerahkan kameranya. Bang Geo hanya tersenyum puas, mengacak rambutku. Lalu, berlalu tanpa pamitan, hanya Bang Hanif saja yang mewakili. Aku masih setengah sadar. Sedangkan Nadia sudah jumpalitan tak jelas di sampingku. 

"Cowok pendiam kalo suka sama orang gitu ya?! Aaaaa gue juga mauuuuu."

Phobia itu harus dilawan. Besok aku ajarin. Sekarang ajuin proposal dulu, foto berdua.

Maksudnya apa?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Bronze
SATRIA
Siti Handriani
Novel
Bronze
Gamo No Yes!
Ariska Delpi
Flash
Geografi
Safania Elda
Novel
Gold
Lara Miya
Falcon Publishing
Novel
Bucin
Ello Aris
Novel
Gold
Song in the Wind
Bentang Pustaka
Novel
Cinta dalam Cerita
Sayidina Ali
Novel
Bronze
Fabian
Nudia Fiddini H
Novel
Fox and Pixie
Davian Mel
Komik
Lean on me
maimai
Novel
Lost In You
Pikadita
Novel
Gold
Legitimate Dating
Bentang Pustaka
Novel
Jalan Beda Arah
Artie Ahmad
Flash
Secangkir Kopi Bersamamu
Tichantika
Novel
Bronze
Walk the Talk
respati kasih
Rekomendasi
Flash
Geografi
Safania Elda
Flash
Hati, Jangan Lemah!
Safania Elda
Novel
Bum Your Heart!
Safania Elda