Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Putus
1
Suka
10,474
Dibaca

Mata memerah miliknya tak bisa berhenti menatap seorang perempuan yang tepat berada di depan matanya. Sayup-sayup ia dengar percakapan di meja sebelah, beberapa kali kepalanya mengadah sedikit ke atas, ia takut pertahanannya runtuh seketika begitu perempuan itu membuka mulutnya. Namun, tak ada jawaban atas pertanyaan yang telah ia tunggu.

Manik matanya kini menatap ke bawah, sepatunya kotor. Berbanding terbalik dengan sepatu sendal bersih model kekinian yang sering dipakai wanita-wanita sosial media yang berada bersebrangan dengan sepatunya.

“Kamu … masih kerja di sana?”

Perempuan itu mengangguk, “Iya.” Jawaban singkat yang sebenarnya lelaki itu sudah ketahui. Ia mengangguk. Hawa bingung menyeliputi mereka berdua. Si perempuan tidak berniat sedikitpun menatapnya. Ia hanya menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Ia tidak berniat menjelaskan lebih jauh, apalagi menjawab kegelisahan yang lelaki itu telah alami selama beberapa bulan terakhir ini.

“Jadi … ekhem.”

“Apa?”

“Eh…”

Ia salah tingkah tiap si perempuan berani menatap matanya. Namun, itu terlihat seperti tatapan kesal. Tidak seperti beberapa bulan lalu ketika netranya masih seteduh hujan gerimis di pagi hari.

“Ini udah malem.”

Lelaki itu kembali gelagapan. “Loh, udah mau pulang?”

Perempuan itu menaikkan sebelah alisnya. “Iya, udah malem.” Satu alasan yang membuat perempuan itu memakai kembali maskernya.

“Tapi … kita belum ngobrol banyak …”

“Mau ngomong apa? Udah malem.”

Yang lelaki itu tau, perempuan di depannya ini sangat membencinya. Entah apa yang merasuki tapi ia ingat betul bahwa perempuan ini tidak seperti dulu lagi. “Kamu benci banget ya sama aku?”

Kembali diam bukanlah jawaban yang lelaki itu mau. “Aku salah apa?”

Hembusan napas yang perempuan itu keluarkan keras-keras juga membuatnya jengah. Ia juga kesal. ‘Kenapa hanya diam? Kenapa tidak bicara sejujurnya?’

“Bisa unblock Whatsapp aku?”

“Nggak.”

Lelaki itu Kembali tertegun. ‘kenapa secepat itu menjawabnya?’

“Kenapa? Aku kan ngga gangguin kamu. Siapa tau kamu butuh aku. Nanti aku bisa bantu. Kita bisa saling bantu.”

“Ini udah malem, aku pulang ya?”

Lelaki itu menggeleng. “Tapi unblock WA aku yaa? Kita baikkan, kan??”

Tapi perempuan itu sudah menarik kursinya ke belakang dan berjalan menjauh.

Lelaki itu harusnya tau. Ia tidak dimaafkan. Mereka tidak baikkan.

Mungkin tidak akan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (6)
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Putus
Nurulina Hakim
Flash
Dirimu Bagaikan Bulan
pelantunkata
Cerpen
Forget Me
Shesil
Skrip Film
H A R M O N Y
fasya aditya
Novel
Air Mata Bidadari
Erdem Emre
Novel
Antara Surabaya dan Solo via Bus Ekonomi
Netty Virgiantini
Komik
Notice Me Kouhai!
svallin_n
Novel
Elegi Asa di Langit Granada
Halifa Zari
Cerpen
Rona Senja di Pelukanmu
Haepa Marliana
Cerpen
Mantan Dua Langkah
Lovaerina
Cerpen
Bronze
KITA (Kasih yang Indah Tanpa Akhir)
Yohanes Kristianto Nugroho
Novel
Cotton candy
Dewi Latifah
Novel
Bronze
Mission Brought Me To You
Roormniax
Novel
Cinta Yang Dirindukan Surga
DENI WIJAYA
Novel
Menikahi Pria yang Phobia Lawan Jenis
Yuli Yastri
Rekomendasi
Flash
Putus
Nurulina Hakim
Flash
Berusaha untuk Tidak Mati
Nurulina Hakim
Flash
Pelangi
Nurulina Hakim
Flash
Ramadhan 2021
Nurulina Hakim
Flash
The Middle Child
Nurulina Hakim