Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Gatra melihat satu kejahatan terjadi didepannya. Saat itu ia sedang dalam perjalanan pulang dengan motornya. Di jalan yang sepi, ada seorang ibu sedang mau dipalak oleh preman yang terkenal sadis. Preman itu mengancam dengan sebilah pedang panjang. Tidak seperti dirinya yang dulu, ia merasa kini ia punya kesempatan untuk menolong ibu malang itu.
Dua hari yang lalu Gatra mengalami kejadian yang menakjubkan. Ada benda aneh seperti meteor yang jatuh menembus atap kamar nya. Gatra yang melihatnya takut dan bingung. Ia lalu mengumpulkan keberanian, memberanikan diri untuk mengamati benda itu dari dekat. Sekilas bentuknya lebih mirip batu yang berbentuk labu daripada meteor. Gatra terpesona dengan bentuk batu itu. Lalu memasukkan batu yang mirip labu kedalam kantungnya. Tiba-tiba badan Gatra langsung terangkat. Ia bisa terbang. Gatra langsung teringat Super hero yang suka dia baca di komik kebetulan punya kemampuan yang mirip. Emak dari dapur menyuruh Gatra mematikan air keran. Dengan secepat kilat ia langsung sampai ke kamar mandi. Luar biasa. Diam-diam Gatra pergi mencari sebuah batu besar untuk mengetes kembali kekuatannya. Yang dia Tahu super hero seperti ini biasanya pasti sangat kuat. Batu besar yang ia cari ketemu dan dengan mudah nya Gatra bisa mengangkat batu besar itu. Gatra sangat bangga akan dirinya yang sekarang. Gatra yang penggangguran merasa ia sekarang sudah lebih punya tujuan dan arti hidup. sekarang ia mengikrarkan dirinya sendiri sebagai super hero yang akan membela kejahatan.
Gatra menghentikan motornya. Ia berniat melemparkan motornya ke preman sadis itu.
Tapi ia urungkan niat itu karena teringat kata-kata super hero yang ada di komik. Super hero itu berkata kalau Super hero tidak boleh menyakiti atau membunuh siapapun, termasuk orang yang berbuat jahat. Lagi pula sayang motornya, motornya masih kredit. Gatra berpikir sejenak. Ia yakin ia yang sekarang sangat lah kuat. Sepertinya ia hanya perlu membuat preman itu ketakutan lalu membengkokkan bilah pedangnya. Gatra berteriak. Preman mendengar teriakan Gatra dan langsung menghentikan aksinya sejenak. Gatra berjalan dengan santai. Preman yang sadis itu terdiam.
Kini wajah Gatra dan preman itu berhadap-hadapan. Preman itu merasa Gatra menantangnya mendorong ibu yang malang itu menjauh.
Belum sempat Gatra berbicara lagi, preman sadis itu melayangkan pedangnya kearah Gatra. Gatra langsung tersungkur. Preman sadis itu tertawa dan meludahi Gatra. Ibu yang malang itu langsung ketakutan dan menyerahkan semua barang miliknya.
Badan Gatra semakin lemah karena kehabisan darah.
Gatra Harusnya berpikir lebih panjang, ia harus berpikir kalau benda yang aneh itu harusnya datang bersama petunjuk pemakaiannya. Agar ia tidak berakhir dengan konyol seperti sekarang. Bukti nya kekuatan yang ia miliki sekarang ternyata tidak termasuk kemampuan untuk kebal dari senjata tajam. Tidak puas dengan aksinya barusan, preman sadis itu kembali melayangkan pedangnya kepada Gatra berkali-kali.
Pandangan Gatra kini samar-samar dan perlahan pudar.