Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Karya Berteriak
1
Suka
4,879
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Joni bermuka cerah. Banyak orang datang ke pameran tunggal miliknya. Beberapa karyanya sudah dipesan oleh kolektor berusia muda. Tiba-tiba Siska memanggil Joni untuk menemui orang tuanya. Mereka sempat bertukar nomor telepon. Joni mengucapkan banyak terima kasih kepada mereka. Orang tua Siska pamit pergi karena banyak koleganya ingin bertatap muka serta bertukar kisah soal kehidupan mereka di benua biru.

Siska mengelus lembut pundak seniman muda itu. Joni menatap wajah Siska dalam-dalam. Mereka bertukar sunyi di tengah keramaian. Lahirlah sepotong senyuman di ujung bibir Joni.

"Terima kasih ya"

Siska tidak merespon ucapan itu. Ia malah mendaratkan sepotong kecupan mesra di pipi Joni. Setelah itu ia berlalu meninggalkan Joni. Lantaran ia harus meladeni beberapa kolektor muda yang tertarik dengan karya Joni.

Joni kembali tersenyum sambil berpipi kemerahan. Kini ia berjalan mengelilingi musium ini. Teringat kisah awal pertemuan dengan Siska. Setelah itu masa-masa perjuangan di mana ia harus menarik semua tabungan. Lalu ia pindah ke sebuah kontrakan kecil untuk melukiskan berkaryanya. Selain itu, Siska seringkali datang berkunjung lalu menemaninya ketika harus melukis hingga larut malam. Tibalah momen mengingat waktu ia merampung kedua puluh lukisan miliknya yang berukuran kecil, sedang, besar, dan amat besar yang sekarang sedang dinikmati khalayak ramai. Ia merasa bersyukur dan bahagia bukan main.

Joni berhenti melangkah saat dua seniman besar berdiri di depan karya lukisan abstraknya. Mereka bertukar topik bahasan dengan wajah amat mengkerut. Menurut Joni hal ini, pertanda bagus. Mereka sedang mengamati karyanya dan memberikan penilian fair. Akhirnya ia berinisiatif menyapa dua seniman besar itu. Mereka sempat melirik sebentar lalu lanjut bertukar topik. Joni merasa ada yang aneh dengan sikap dua seniman besar itu. Ia tergerak memperkenalkan diri kepada mereka.

"Perkenalan mas barjo dan mas sastro, saya Joni, seorang pelukis muda yang membuat karya ini."

Dua seniman besar itu melirik tajam. Lalu Mas Barjo melipat tangannya sambil bersiap-siap mengelontorkan beberapa kalimat tajam buat Joni.

"Boleh saya tanya satu hal?"

Joni mengangguk mempersilahkan.

"Kamu pakai jampi-jampi apa yah? Kok bisa-bisanya pameran kami digeser, hanya karena sang kurator muda ingin menampilkan karyamu ini?"

Joni mengangkat bahu. "Maksud ucapan Mas Barjo apa ya. Saya sungguh tidak mengerti, mas!"

Mas Barjo tersenyum licik. "Kamu tidak perlu pura-pura polos. Kamu kasih apa si sama kurator muda musium stratajiwa ini."

Joni melangkah mundur. Ia lalu mencari sosok kurator muda yang dimaksud. Sosok itu hilang lenyap ditelan bumi. Joni panik sejadi-jadinya.

"Begini saja ya, anak muda. Aku mau kasih tahu beberapa hal sama kamu. Melukis abstrak itu harus tahu pondasinya. Lukisan abstrak ini tidak lebih dari goretan kuas tanpa jiwa. Lagipula seorang pelukis abstrak harus bisa mengetahui dasar warna dan tehnik melukis lainnya. Bukan serta merta sibuk meramu warna dengan referensi dari sosial media."

Joni menghela nafas panjang. "Tunggu dulu Mas Barjo, saya bisa menceritakan kisah dibalik lukisan abstak ini?"

Mas Sastro memberi kode kepada Joni agar tidak usah melanjutkan kata-katanya.

"Bagi kami sudah jelas kok. Kamu itu masih di level seniman muda yang mencari karakter yang nyaman. Jadi nikmati saja prosesmu dengan bantuan kurator muda itu. Karena bagi kami, karyamu tidak memiliki jiwa, kisah, dan kejujuran."

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Karya Berteriak
Berkat Studio
Novel
Bronze
Suami Toxic
Bintang_5enja
Novel
Bronze
Nara, The Idol
Nesri Baidani
Flash
Peristirahatan Terakhir
Viola khasturi
Novel
Bronze
Something with you
nazar aulia hidayah
Cerpen
Bronze
Meminta sepuluh menit berharga dalam hidup Anda
Rifatia
Cerpen
Harmonika Penghubung (kenali dirimu dan aku)
muhamad fahmi fadillah
Novel
Hidupku Milikku
Sekarningtyas
Novel
Jeritan yang Diburu
Mustofa P
Cerpen
HARI INI AKU BERBEDA
Meliana
Cerpen
yang pahit terlalu manis
Raja Alam Semesta
Novel
Bronze
Maret dan rahasia
haniifa_
Novel
L O V A L E S H A
maretha ramadani
Flash
Jangan Panggil Saya Monyet
Alwinn
Novel
Bronze
Handsome and The Beast
Zaira Diva Adissa
Rekomendasi
Flash
Karya Berteriak
Berkat Studio
Flash
Perang Terbuka
Berkat Studio
Flash
Orang Tanpa Penghasilan
Berkat Studio
Flash
Berselimut
Berkat Studio
Flash
Pulau Seniman
Berkat Studio
Flash
Karisma Seniman
Berkat Studio
Flash
Berkomunitas
Berkat Studio
Flash
Kepala Bawah Tanah
Berkat Studio
Flash
Konsisten Menjalani
Berkat Studio
Flash
Merinci segala-gala
Berkat Studio
Flash
Merinci Segala
Berkat Studio
Flash
Menjadi Bawahan
Berkat Studio
Flash
Keluar Pulau Dewata
Berkat Studio