Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Berkomunitas
0
Suka
4,785
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Joni duduk di dalam cafe. Sepasang matanya menelusuri area cafe. Jumlah pengunjung tidak banyak. Ia merasa bahagia betul. Ia mengambil buku sketsa dari tasnya. Tangan kirinya tiba-tiba mengores ragam bentuk tubuh manusia deformatif.

Setelah gambar rampung, ia mengamati hasil gambarnya. Ia berdecak kesal. Ia merasa terlalu depresif. Ia ingin karyanya membuat bahagia penikmat seni. Ia putuskan menutup buku sketsa lalu menikmati suasana cafe.

Tidak sengaja sepasang mata Joni menangkap sesosok wanita matang berjalan mendekat ke arahnya. Joni berpikir barangkali wanita itu ingin mencari tempat duduk di sekitar sini. Perkiraan miliknya itu salah besar. Wanita itu justru duduk di hadapannya tanpa permisi. Kemudian tangan kanan wanita itu diulurkan dan ia memberitahu namanya. Siska.

Joni otomatis menyambut ajakan perkenalan itu. Pada akhirnya mereka bertukar nama. Namun, Joni terpaksa membuka sketsanya akibat bingung mau ngapain. Sementara Siska malah terlarut ke dalam permainan tangan Joni ketika menggambar.

"Joni... kamu berbakat banget. Gambar kamu amat sangat berbeda."

Joni spontan menutup buku sketsanya. Ia lalu menatap heran Siska. Namun, jelas terlihat bahwa Siska tenang-tenang saja. Hal ini malah membikin Joni salah tingkah. Hingga akhirnya ia melakukan jurus terakhir yang ia tahu dari dulu.

"Memangnya kamu suka seni seni gitu ya?"

Siska tersenyum maklum. Ia kemudian memegang buku sketsa milik Joni. Ia melihat secara cermat beberapa doodle, lukisan wajah orang deformatif, serta beberapa lekuk tubuh tidak lazim. Sampai kemudian ia beranjak bangkit, tetapi masih memegang buku sketsa Joni.

"Kamu ada waktu kosong nggak?"

Joni otomatis berdiri sambil merebut paksa buku sketsanya. Ia bahkan melirik tajam kepada Siska. Ini pertanda kalau ia tidak suka dengan tindakan Siska barusan. Sudah barang tentu Siska merasakan kekesalan kenalan barunya ia. Ia lantas menuturkan permintaan maaf.

"Aku minta maaf kalo sudah berlaku kurang sopan sama kamu."

Joni luluh mendadak begitu mendengar permintaan tulus Siska. Maka ia meminta Siska kembali duduk. Ia mulai mengintrograsi kenalan barunya.

"Kamu mau ajak aku kemana siii?"

Siska tersenyum senang. Ia membuka tasnya lalu memberikan kartu namanya. Buru-buru Joni membaca cermat informasi di kartu itu.

"Kamu mau ajak saya ke galeri milik kamu. Padahal kita baru saja kenalan loh. Lagi pula ngapain juga, ujug-ujug kamu mengajak saya berkunjung ke galerimu. Padahal aku yakin betul kalau kamu punya banyak kenalan seniman besar."

Ria melipat tangannya di depan dada kemudian melempar tatapan serius kepada lawan bicaranya.

"Karya mereka tidak punya terobosan baru. Lagi pula aku sendiri sudah bosan dengan keindahan. Sebaliknya aku itu lagi kepikiran ingin menampilkan sisi buruk kehidupan. Gimana kamu tertarik untuk bekerja sama denganku tidak?"

Joni mengulurkan tangannya. Ia tidak menyangka bahwa nasib hidupnya akan berubah begini. Namun, apakah karya lukis Joni berhasil mendapat sambutan baik dari kalangan seniman gaya lama?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
I'M FINE, THANK YOU
Sera Summer
Flash
Berkomunitas
Berkat Studio
Novel
Bronze
Secangkir Rasa Cukup
Martha Melank
Novel
Gold
KKPK Kupetik Bintang
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Pelangi Senja dalam Renjana
Noura N
Novel
Bronze
SI BURUNG PENYENDIRI
Ahmad Karim
Flash
Bronze
Kisah Kelam Kehidupan: Kebenaran di Balik Mimpi
mahes.varaa
Flash
Bronze
Bahu dan Sandaran
White Blossom
Cerpen
Bronze
Pemimpin Seorang Pemimpin
Silvarani
Novel
Lagu Untuk Davina
kieva aulian
Novel
Find The Culprit
mikaji Al daufan
Novel
Bronze
Overcast Wedding
Ayu Andini Sekarmelati
Novel
AYU SITA (Sepupuku Tercinta)
Dinda Angelica
Cerpen
JANGAN TEMUI AKU SEBELUM SUKSES!
Soelistiyani
Novel
CLARETTA
Niza Angel Lia
Rekomendasi
Flash
Berkomunitas
Berkat Studio
Flash
Pulau Seniman
Berkat Studio
Flash
Konsisten Menjalani
Berkat Studio
Flash
Orang Tanpa Penghasilan
Berkat Studio
Flash
Perang Terbuka
Berkat Studio
Flash
Merinci Segala
Berkat Studio
Flash
Karisma Seniman
Berkat Studio
Flash
Kepala Bawah Tanah
Berkat Studio
Flash
Merinci segala-gala
Berkat Studio
Flash
Keluar Pulau Dewata
Berkat Studio
Flash
Berselimut
Berkat Studio
Flash
Karya Berteriak
Berkat Studio
Flash
Menjadi Bawahan
Berkat Studio