Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Berkomunitas
0
Suka
4,720
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Joni duduk di dalam cafe. Sepasang matanya menelusuri area cafe. Jumlah pengunjung tidak banyak. Ia merasa bahagia betul. Ia mengambil buku sketsa dari tasnya. Tangan kirinya tiba-tiba mengores ragam bentuk tubuh manusia deformatif.

Setelah gambar rampung, ia mengamati hasil gambarnya. Ia berdecak kesal. Ia merasa terlalu depresif. Ia ingin karyanya membuat bahagia penikmat seni. Ia putuskan menutup buku sketsa lalu menikmati suasana cafe.

Tidak sengaja sepasang mata Joni menangkap sesosok wanita matang berjalan mendekat ke arahnya. Joni berpikir barangkali wanita itu ingin mencari tempat duduk di sekitar sini. Perkiraan miliknya itu salah besar. Wanita itu justru duduk di hadapannya tanpa permisi. Kemudian tangan kanan wanita itu diulurkan dan ia memberitahu namanya. Siska.

Joni otomatis menyambut ajakan perkenalan itu. Pada akhirnya mereka bertukar nama. Namun, Joni terpaksa membuka sketsanya akibat bingung mau ngapain. Sementara Siska malah terlarut ke dalam permainan tangan Joni ketika menggambar.

"Joni... kamu berbakat banget. Gambar kamu amat sangat berbeda."

Joni spontan menutup buku sketsanya. Ia lalu menatap heran Siska. Namun, jelas terlihat bahwa Siska tenang-tenang saja. Hal ini malah membikin Joni salah tingkah. Hingga akhirnya ia melakukan jurus terakhir yang ia tahu dari dulu.

"Memangnya kamu suka seni seni gitu ya?"

Siska tersenyum maklum. Ia kemudian memegang buku sketsa milik Joni. Ia melihat secara cermat beberapa doodle, lukisan wajah orang deformatif, serta beberapa lekuk tubuh tidak lazim. Sampai kemudian ia beranjak bangkit, tetapi masih memegang buku sketsa Joni.

"Kamu ada waktu kosong nggak?"

Joni otomatis berdiri sambil merebut paksa buku sketsanya. Ia bahkan melirik tajam kepada Siska. Ini pertanda kalau ia tidak suka dengan tindakan Siska barusan. Sudah barang tentu Siska merasakan kekesalan kenalan barunya ia. Ia lantas menuturkan permintaan maaf.

"Aku minta maaf kalo sudah berlaku kurang sopan sama kamu."

Joni luluh mendadak begitu mendengar permintaan tulus Siska. Maka ia meminta Siska kembali duduk. Ia mulai mengintrograsi kenalan barunya.

"Kamu mau ajak aku kemana siii?"

Siska tersenyum senang. Ia membuka tasnya lalu memberikan kartu namanya. Buru-buru Joni membaca cermat informasi di kartu itu.

"Kamu mau ajak saya ke galeri milik kamu. Padahal kita baru saja kenalan loh. Lagi pula ngapain juga, ujug-ujug kamu mengajak saya berkunjung ke galerimu. Padahal aku yakin betul kalau kamu punya banyak kenalan seniman besar."

Ria melipat tangannya di depan dada kemudian melempar tatapan serius kepada lawan bicaranya.

"Karya mereka tidak punya terobosan baru. Lagi pula aku sendiri sudah bosan dengan keindahan. Sebaliknya aku itu lagi kepikiran ingin menampilkan sisi buruk kehidupan. Gimana kamu tertarik untuk bekerja sama denganku tidak?"

Joni mengulurkan tangannya. Ia tidak menyangka bahwa nasib hidupnya akan berubah begini. Namun, apakah karya lukis Joni berhasil mendapat sambutan baik dari kalangan seniman gaya lama?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Berkomunitas
Berkat Studio
Novel
Bronze
Pengakuan Psikopat
Verawati Halim
Novel
Bronze
Arranged Marriage
yoursweetcrush
Novel
Bronze
Kau Berkata
Dewinda
Novel
Kreator & Kacamata - The Anthology 2
Kosong/Satu
Cerpen
Bronze
Jerih Payah Tak Berbalas
Zjoama R Sapta
Novel
Bronze
Someday
Ratih Abeey
Cerpen
Bronze
MALAM BAGI SENJA
Rian Widagdo
Novel
Bronze
Kill Me Heal Me
Mayola Amanda
Novel
Bronze
Sujud Terakhir Bapak
Alfian N. Budiarto
Novel
Bronze
I'm your Ribs
Linda Maulana
Novel
Gold
The Leader Who Had No Tittle
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Asa Untuk Sang Kupu-Kupu
Mizan Publishing
Novel
Kalau-kalau Kita Gila Suatu Kelak
Niskala A.
Novel
Bronze
Adolescent Crash
DMRamdhan
Rekomendasi
Flash
Berkomunitas
Berkat Studio
Flash
Karya Berteriak
Berkat Studio
Flash
Karisma Seniman
Berkat Studio
Flash
Perang Terbuka
Berkat Studio
Flash
Konsisten Menjalani
Berkat Studio
Flash
Berselimut
Berkat Studio
Flash
Orang Tanpa Penghasilan
Berkat Studio
Flash
Merinci segala-gala
Berkat Studio
Flash
Pulau Seniman
Berkat Studio
Flash
Kepala Bawah Tanah
Berkat Studio
Flash
Merinci Segala
Berkat Studio
Flash
Keluar Pulau Dewata
Berkat Studio
Flash
Menjadi Bawahan
Berkat Studio