Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Ketika Bapak Memanggil
17
Suka
9,372
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Bapak sengaja memanggilmu lebih dulu, karena kamu anak laki-laki tertua." Bapak kembali mengisap rokok kreteknya setelah membuang abu yang hampir terjatuh dari ujungnya ke asbak di atas balai-balai. Sesaat kemudian kepulan asap putih keluar dari bibirnya yang menghitam. Itu karena nikotin yang menempel berpuluh-puluh tahun lamanya. Bahkan giginya pun ikut menghitam, kentara sekali kalau ia tertawa. Namun begitu, tak mengurangi karisma yang dimilikinya.

Sejenak aku termangu mendengar ucapan lelaki berusia 71 tahun, yang baru empat puluh empat hari ditinggal istri, yaitu ibuku. Pikiranku mengambang terbawa kepulan asap di atas rambut berwarna hampir sama di kepala Bapak. Pikiranku pun ikut memudar ketika sedikit demi sedikit asap itu hilang dari pandangan. Namun ketika asap kembali menyeruak, susul menyusul membentuk bulatan dari mulut Pak Tua keriput itu, perasaanku semakin kalut. Ah, aku memang tak pernah memahami ucapan mantan kepala desa itu.

"Kamu harus tahu, Al! Bapak sudah memikirkan matang-matang untuk menjual ladang," lanjutnya seraya meraih kopi tubruk di mug seng bermotif loreng, lalu menyesapnya dengan nikmat hingga diakhiri decakan. 

Aku kembali terperangah, namun tak berani menjawab, apalagi menyanggah. Seperti biasa aku hanya menanggapi dengan anggukan dan senyuman, meskipun dalam hati meronta ingin mendebat. Namun selalu kuurungkan niat itu jika mengingat watak Bapak yang keras. 

Aku berusaha mengendalikan perasaanku dengan membuang pandangan ke sekeliling rumah. Rumah besar yang menyimpan banyak kenangan dari masa kecilku hingga dewasa. Tak ada yang berubah meski Ibu sudah tak ada. Aku memang tak ingin ada perubahan apa pun, sampai kapan pun.

Terlintas di benakku kemungkinan Bapak mau membagikan hasil penjualan ladang itu untuk kami, anak-anaknya. Ah, ataukah beliau hendak merealisasikan keinginannya membangun masjid di kampung ini?

"Tapi jangan khawatir! Bagianmu masih tersisa banyak karena kamu anak lelakiku satu-satunya. Sementara adik-adikmu akan mendapatkan sepetak rumah kontrakan."

"Maaf, Pak. Tapi untuk apa Bapak menjual tanah yang masih atas nama Ibu itu?" Akhirnya aku memberanikan diri bertanya. Rasanya sudah tak tahan lagi hal ini kupendam sehingga menyesakkan dada.

"Apakah kamu ingin melihat Bapakmu bahagia di sisa hidupnya?" Bukannya menjawab pertanyaanku, Bapak malah balik bertanya.

"Tentu saja, Pak! Kami tak mau Bapak larut dalam kesedihan setelah ditinggal Ibu," tukasku.

Kulihat Bapak sedikit beringsut memperbaiki posisi duduk bersilanya. Semakin mendekat ke arahku, karena lutut kami teelihat hampir bersentuhan.

"Al ... bulan haji nanti, Bapak berencana merayakan pernikahan dengan bibimu. Adik almarhumah ibumu!"

**&**

Samarinda, 03 April 2021

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@tiranikukuh : Kan, kan ...? wkwkwk
Wealah, kukira ngapain. Nyebelin banget ending-nya. Wkwk.
Terima kasih atas apresiasinya, @kwikku.com
😁😍🙏
Plot twist dari flash fiction ini sangat mudah dipahami oleh para pembaca karena kalimatnya yang jujur.
(Tim Kurator Kwikku)
Masih belajar nge-twist, Teh😄
Selalu keren Teteh mah 🤩twist nya beneran nggak bisa ditebak
Rekomendasi dari Drama
Flash
Ketika Bapak Memanggil
Rina F Ryanie
Novel
Melting The Dementor Softly
Auna Putri
Novel
SANG DUKUN
Ikhwanus Sobirin
Novel
Pemupuk Bahagia
Mahabb Adib-Abdillah
Novel
Arsya
Nurul faizah
Novel
AKU KAMU BEDA YANG SAMA
Oktaviona Bunga Asmara
Novel
Bintang & Bulan
Agung Gumara
Skrip Film
Kekasih Titipan
Ravistara
Novel
Je t'aime Papa
Adlet Almazov
Novel
Gold
Princess Family
Mizan Publishing
Novel
Gold
Jokowi, Sangkuni, Machiavelli
Mizan Publishing
Novel
Bronze
2 Anak Surga
Paul Sim
Flash
Bronze
Warisan Tuan Reading
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
1 Rumah 2 Cinta
Herman Sim
Novel
Bronze
Tumbal Mustika Pengasihan Panji Anom
Efi supiyah
Rekomendasi
Flash
Ketika Bapak Memanggil
Rina F Ryanie
Novel
Cintai Cinta
Rina F Ryanie
Flash
Lelaki dalam Mimpi
Rina F Ryanie
Flash
Kuyang
Rina F Ryanie
Novel
Cek Ombak (Melulu)
Rina F Ryanie
Novel
Kukira, Sendiri itu Asyik
Rina F Ryanie
Flash
Dia, Sahabatku
Rina F Ryanie
Cerpen
Sepatu Kiri Naima
Rina F Ryanie
Novel
Agent of Change
Rina F Ryanie
Cerpen
Kutitipkan Cahaya di Bola Matamu
Rina F Ryanie
Skrip Film
Cek Ombak (melulu)
Rina F Ryanie
Skrip Film
Cintai Cinta
Rina F Ryanie
Novel
Sariak Layung di Puncak Galunggung
Rina F Ryanie